Logo RS Royal Progress
Menu
Buat Janji Temu
Home Blog Mengenal Transient Ischemic Attack (TIA): Gejala, Penyebab & Faktor Risiko

Mengenal Transient Ischemic Attack (TIA): Gejala, Penyebab & Faktor Risiko

Pernah dengar tentang Transient Ischemic Attack (TIA) atau yang sering disebut "stroke ringan"? Meskipun terdengar sepele, TIA sebenarnya adalah peringatan serius bagi tubuh Anda. Gejalanya mirip dengan stroke, tapi lebih singkat dan hilang dengan sendirinya. Karena itu, sebenarnya TIA dan stroke tidaklah sama dan penggunaan kata stroke ringan pada TIA tidaklah tepat.

Nah, meskipun gejalanya sementara, TIA sering kali menjadi tanda bahwa ada masalah serius pada pembuluh darah otak yang bisa menyebabkan stroke yang sesungguhnya di masa depan.  Dalam artikel ini, kita akan bahas tuntas tentang TIA.

Apa Itu Transient Ischemic Attack (TIA)?

TIA adalah kondisi gangguan aliran darah ke otak yang hanya sebentar, biasanya cuma beberapa menit atau kurang dari sehari. Karena berlangsung singkat, banyak orang yang merasa tidak perlu khawatir. Padahal, TIA sebenarnya jadi sinyal bahwa ada masalah dengan pembuluh darah Anda.

Berdasarkan informasi dari American Stroke Association, Transient Ischemic Attack (TIA) bisa dibilang seperti alarm tubuh yang memberi tahu bahwa risiko stroke semakin dekat. Faktanya, 1 dari 3 orang yang mengalami TIA berpotensi terkena stroke dalam setahun jika tidak segera ditangani. Bahkan, sekitar 15% stroke terjadi hanya dalam waktu tiga bulan setelah TIA.

Apa Penyebab TIA?

Gambar Sumbatan Aliran Darah ke otak penyebab stroke ringan
Gambar Sumbatan Aliran Darah ke otak penyebab stroke ringan

Penyebab TIA bisa bermacam-macam, termasuk:

1. Penyumbatan Aliran Darah ke Otak

Sebenarnya, TIA itu hampir mirip dengan stroke iskemik, yang biasanya terjadi karena aliran darah ke otak terhambat. Bedanya, pada TIA, hambatan darahnya hanya sebentar dan tidak menyebabkan kerusakan permanen pada otak.

Aliran darah terhenti sejenak, dan otak kita kekurangan suplai oksigen serta nutrisi untuk sesaat. Meski begitu, TIA tetap harus dianggap serius, karena ini bisa jadi "alarm" kalau ada masalah yang lebih besar di pembuluh darah otak.

2. Penumpukan Plak Kolesterol di Arteri

Salah satu penyebab utama TIA adalah terjadinya penumpukan plak di dinding pembuluh darah, yang dikenal dengan nama aterosklerosis. Plak ini terdiri dari lemak dan kolesterol yang, seiring berjalannya waktu, bikin arteri semakin sempit. Ketika arteri menyempit, aliran darah jadi terhambat dan bisa saja berhenti sejenak.

Selain itu, plak yang menumpuk juga bisa memicu terbentuknya gumpalan darah. Kalau gumpalan ini bergerak dan menyumbat pembuluh darah kecil yang menuju otak, gejala TIA bisa muncul, seperti rasa kebas, kesulitan bicara, atau penglihatan yang hilang sementara.

3. Gumpalan Darah yang Berpindah dari Bagian Tubuh Lain

Selain faktor-faktor lain, TIA juga bisa disebabkan oleh gumpalan darah yang berasal dari bagian tubuh lain, biasanya dari jantung.

Beberapa kondisi yang bisa memicu hal ini antara lain:

  • Gangguan irama jantung (fibrilasi atrium): Ketika darah terhenti atau bergerak lambat, bisa terbentuk gumpalan.
  • Penyakit katup jantung: Kondisi ini bisa mempermudah terbentuknya gumpalan darah.
  • Infeksi jantung (endokarditis): Infeksi ini bisa melepaskan potongan kecil yang akhirnya menyumbat pembuluh darah di otak.

Jadi, kalau ada gumpalan darah yang menuju ke otak dan menyumbat arteri untuk sementara waktu, itulah yang menyebabkan TIA.

Apa Gejala TIA?

Gejala TIA sangat mirip dengan gejala stroke. Bedanya, TIA ini biasanya hilang dalam waktu singkat. Namun, Anda tetap perlu waspada jika mengalami tanda-tanda berikut:

  • Kelemahan atau Mati Rasa. Salah satu sisi wajah, lengan, atau kaki tiba-tiba terasa lemah atau mati rasa. Cobalah tersenyum, jika salah satu sisi wajah Anda turun, itu bisa menjadi tanda TIA.
  • Kesulitan Bicara atau Memahami. Anda mungkin tiba-tiba sulit berbicara atau memahami percakapan.
  • Gangguan Penglihatan. Penglihatan buram atau kehilangan penglihatan pada salah satu atau kedua mata bisa menjadi tanda TIA.
  • Kehilangan Keseimbangan atau Koordinasi. Anda mungkin merasa pusing, kehilangan keseimbangan, atau sulit berjalan.
  • Sakit Kepala Mendadak. Sakit kepala hebat tanpa sebab yang jelas juga bisa menjadi gejala.

Faktor Risiko TIA

Ada dua kategori faktor risiko yang dapat memengaruhi serangan iskemik sementara (TIA) dan stroke, yaitu:

Faktor Risiko yang Tidak Bisa Anda Ubah

Ada beberapa faktor risiko TIA dan stroke yang memang nggak bisa diubah. Tapi, mengenali faktor-faktor di bawah ini bisa membuat Anda lebih waspada dan termotivasi untuk menjaga faktor risiko lain yang bisa Anda kendalikan.

1. Riwayat Keluarga

Jika ada keluarga Anda yang pernah terkena TIA atau stroke, kemungkinan besar risiko Anda juga lebih tinggi. Memang, faktor keturunan ini sulit dihindari, tapi setidaknya dengan mengetahui hal ini, Anda bisa lebih hati-hati dan menjaga kesehatan dengan lebih baik.

2. Jenis Kelamin

Biasanya, pria sedikit lebih berisiko mengalami TIA dan stroke. Tapi, seiring bertambahnya usia, wanita justru bisa punya risiko stroke yang lebih tinggi. Ini karena perubahan hormon, terutama setelah menopause.

3. Usia

Semakin bertambah umur, risiko terkena TIA dan stroke memang cenderung meningkat, apalagi setelah usia 55 tahun. Ini adalah hal yang wajar, karena seiring bertambahnya usia, tubuh kita mengalami penurunan fungsi pembuluh darah dan jantung yang lebih besar.

4. Riwayat TIA Sebelumnya

Jika Anda sudah pernah mengalami satu atau lebih TIA, risiko terkena stroke semakin besar. Soalnya, TIA seringkali jadi alarm pertama bahwa ada masalah serius di pembuluh darah yang bisa berujung pada stroke.

5. Penyakit Sel Sabit

Stroke bisa jadi komplikasi dari penyakit sel sabit (sickle cell disease), yang juga dikenal sebagai anemia sel sabit. Sel darah merah yang berbentuk sabit ini membawa oksigen lebih sedikit dan gampang terjebak di pembuluh darah, sehingga aliran darah ke otak terhambat. Namun, dengan pengobatan yang tepat, Anda bisa menurunkan risiko stroke akibat penyakit ini.

Faktor Risiko yang Bisa Anda Kendalikan

Selain faktor risiko yang nggak bisa diubah, ada juga beberapa faktor yang bisa Anda kontrol sendiri.

1. Tekanan Darah Tinggi

Tekanan darah tinggi adalah salah satu penyebab utama stroke. Begitu tekanan darah Anda mencapai angka 140/90 mmHg atau lebih, risiko terkena stroke mulai naik. Makanya, penting untuk melakukan cek rutin tekanan darah dan segera ambil langkah yang tepat buat menurunkannya.

2. Penyakit Jantung

Penyakit jantung, seperti gagal jantung, kelainan pada jantung, infeksi, atau gangguan irama jantung, bisa meningkatkan peluang terjadinya stroke. Menjaga kesehatan jantung adalah hal krusial. karena jantung dan otak saling berhubungan erat dalam hal pasokan darah.

3. Penyakit Arteri Karotis

Penyakit ini terjadi saat pembuluh darah di leher yang mengalirkan darah ke otak terhambat. Ketika pembuluh darah ini tersumbat, aliran darah ke otak bisa terganggu, yang dapat meningkatkan risiko stroke. Melakukan pemeriksaan secara teratur bisa membantu Anda menemukan masalah ini lebih awal.

4. Penyakit Arteri Perifer (PAD)

Penyakit ini memengaruhi pembuluh darah yang mengalirkan darah ke lengan dan kaki, sehingga pembuluh tersebut bisa tersumbat. Kalau tidak segera ditangani, PAD juga bisa menambah risiko stroke.

5. Diabetes

Diabetes bisa memperburuk penyempitan pembuluh darah akibat penumpukan lemak (aterosklerosis), yang pada akhirnya membuat risiko stroke semakin tinggi. Jadi, menjaga kadar gula darah tetap stabil adalah cara yang penting untuk mengurangi kemungkinan terkena stroke.

6. Kolesterol Tinggi

Makan terlalu banyak kolesterol dan lemak, terutama lemak jenuh dan trans, bisa menyebabkan penumpukan plak di pembuluh darah. Pada akhirnya, ini juga akan menyempitkan arteri dan meningkatkan risiko stroke. Tapi tenang, dengan pola makan yang sehat dan dukungan obat, Anda bisa menjaga kadar kolesterol tetap terkendali.

7. Tingginya Kadar Homosistein

Homosistein sebenarnya adalah asam amino. Jika dalam darah kadarnya terlalu tinggi, pembuluh darah Anda bisa jadi lebih tebal dan berisiko menggumpal. Inilah yang bisa membuat pembuluh darah jadi lebih mudah tersumbat dan meningkatkan kemungkinan terjadinya stroke.

8. Berat Badan Berlebih

Berat badan berlebih, apalagi kalau lemaknya menumpuk di perut, bisa meningkatkan risiko stroke. Tapi tenang, dengan pola makan yang sehat dan rajin berolahraga, Anda bisa mempertahankan berat badan sekaligus menjaga tubuh tetap fit dan sehat.

Bagaimana Diagnosis TIA?

Jika Anda mengalami gejala di atas, langkah pertama yang harus dilakukan adalah segera mencari bantuan medis. Dokter akan melakukan beberapa pemeriksaan untuk memastikan diagnosis, seperti:

  1. Pemeriksaan Fisik dan Riwayat Medis. Dokter akan mengevaluasi gejala dan faktor risiko Anda, seperti riwayat hipertensi, diabetes, atau kolesterol tinggi.
  2. Pencitraan Otak (CT Scan atau MRI). CT Scan digunakan untuk melihat ada tidaknya pendarahan di otak, sementara MRI memberikan gambaran yang lebih detail.
  3. USG Arteri Karotis. Pemeriksaan ini dilakukan untuk melihat apakah ada penyempitan atau penyumbatan di arteri karotis.
  4. Elektrokardiogram (EKG). Tes ini berguna untuk mendeteksi gangguan irama jantung seperti fibrilasi atrium.
  5. Tes Darah. Untuk membantu mengevaluasi kadar kolesterol, gula darah, dan faktor pembekuan darah yang berkontribusi pada TIA.

Mencegah TIA

Mencegah selalu lebih baik daripada mengobati. Dengan menerapkan gaya hidup sehat, Anda bisa mengurangi risiko TIA hingga 80%. Studi dari American Stroke Association menunjukkan bahwa perubahan pola makan dan aktivitas fisik secara signifikan menurunkan risiko stroke.

Beberapa langkah sederhana yang bisa Anda lakukan untuk mencegah TIA meliputi:

  • Memeriksakan tekanan darah secara rutin.
  • Mengontrol kadar gula darah jika Anda memiliki diabetes.
  • Mengonsumsi makanan yang kaya serat dan rendah lemak jenuh.
  • Melakukan pemeriksaan kesehatan tahunan untuk memantau kondisi tubuh Anda.

Kapan Harus ke Dokter?

Jangan anggap enteng kalau merasakan gejala yang mirip TIA, meskipun gejalanya cepat hilang. Ingat, TIA itu semacam alarm peringatan bahwa stroke bisa datang kapan saja. Kalau Anda punya faktor risiko seperti tekanan darah tinggi, diabetes, atau kolesterol tinggi, sebaiknya segera cek ke dokter untuk memastikan keadaan Anda.

Merasa ada gejala TIA atau punya faktor risiko stroke? Jangan tunggu sampai parah. Segera temui dokter spesialis saraf di RS Royal Progress untuk memantau kondisi tubuh secara menyeluruh dan dapatkan penanganan yang sesuai. Untuk kondisi gawat darurat, jangan ragu untuk segera menghubungi IGD 24 Jam RS Royal Progress yang selalu siaga untuk mengatasi beragam kondisi gawat darurat. Dengan langkah pencegahan yang tepat, Anda bisa menjaga diri dari risiko stroke dan menjalani hidup yang lebih sehat.

  • Let’s Talk About Transient Ischemic Attack (TIA) - American Stroke Association
  • 2024 Guideline for the Primary Prevention of Stroke: A Guideline From the American Heart Association/American Stroke Association - Stroke
  • Transient ischemic attack (TIA) - Symptoms and causes - Mayo Clinic
  • About Stroke - Stroke - CDC
  • Updated Perspectives on Lifestyle Interventions as Secondary Stroke Prevention Measures: A Narrative Review - PMC
Artikel Lainnya

Perbedaan Stroke Iskemik dan Stroke Hemoragik: Penyebab & Pengobatannya

Stroke iskemik dan stroke hemoragik adalah dua jenis gangguan kesehatan serius yang menyerang otak. Keduanya juga menjadi salah satu penyebab utama kematian dan kecacatan nomor dua di dunia. Setiap detiknya sangat berharga ketika stroke menyerang. Namun kurangnya pemahaman tentang kedua jenis stroke ini seringkali menghambat penanganan yang tepat. Dengan mekanisme, gejala, dan penanganan yang berbeda, memahami […]
04/04/2025

9 Hal yang Tidak Boleh Dilakukan Penderita Stroke: dari Malas Gerak sampai Merokok!

Stroke merupakan penyebab kematian kedua tertinggi di dunia. Kondisi ini dapat berdampak besar pada kualitas hidup penderitanya. Ketika sudah mengalami kondisi ini, ada hal-hal yang tidak boleh dilakukan penderita stroke atau pantangan kegiatan, demi memperbesar peluang kesembuhan dan meminimalkan risiko komplikasi lain. Jadi, apa saja hal-hal yang perlu dihindari oleh penderita stroke? Ini daftarnya: 1. Mengabaikan […]
28/03/2025

Apakah Stroke Bisa Sembuh Total? Ini Peluang & Faktor yang Memengaruhi

Stroke bisa datang tanpa peringatan dan mengubah hidup seseorang dalam sekejap. Tapi jika sudah pernah mengalami serangan, apakah stroke bisa sembuh? Pertanyaan ini wajar muncul mengingat dampaknya yang sering kali memengaruhi gerak tubuh, kemampuan bicara, bahkan fungsi kognitif penderitanya. Namun, peluang pemulihan tetap ada dengan tindakan yang tepat dan rehabilitasi yang berkesinambungan. Peluang Pemulihan Stroke Banyak […]
27/03/2025
1 2 3 7

Ingin berkonsultasi dengan dokter spesialis yang tepat?

Dengan lebih dari 90 dokter spesialis berpengalaman, kami siap memberikan penanganan terbaik untuk setiap keluhan dan penyakit yang Anda alami. Jelajahi dokter di rumah sakit kami dan temukan dokter yang sesuai dengan kebutuhan Anda.
Cari Dokter

Berasa lelah akut gan?

Ayo Cek Sekarang 
Klik Disini !

Halo,
Ada yang bisa
Kami bantu?

Customer Care
crossmenuchevron-down