Menurut Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin, 1 dari 3 orang Indonesia mengidap hipertensi, bahkan angka ini terus meningkat setiap tahunnya. Selain itu, di dunia pun, WHO menyebut ada 1,28 miliar orang dewasa dengan usia 30-79 tahun memiliki hipertensi di tubuhnya dan mereka tidak menyadarinya. Organisasi kesehatan dunia juga menyebut bahwa 42% penderita hipertensi atau tekanan darah tinggi telah mendapat penanganan yang sesuai dan 21% di antaranya mampu mengendalikan penyakit ini. Namun, apa itu hipertensi? Bagaimana deteksi dini penyakit ini?
Tekanan darah tinggi atau hipertensi adalah keadaan di mana arteri Anda mendapat tekanan dari darah terlalu tinggi (140/90 mmHg atau lebih tinggi). Meski tergolong wajar dan biasa, darah tinggi bisa berubah menjadi serius saat penyakit ini tidak mendapat pengobatan tepat.
American College of Cardiology, American Heart Association, dan National Institutes of Health melalui laporan terbarunya mengklasifikasikan tekanan darah ke dalam empat kategori, yaitu:
Pada kondisi di mana tekanan darah melebihi angka 180/120 mmHg ini dianggap sebagai darurat atau krisis hipertensi. Saat ini, Anda membutuhkan bantuan paramedis untuk mengatasinya.
Karena jika tidak diobati, tekanan darah tinggi ini mampu meningkatkan risiko serangan jantung, stroke, dan gangguan medis serius lainnya.
Baca Juga:
Dalam dunia medis dikenal dua jenis hipertensi, yaitu:
Penyebabnya masih belum bisa diidentifikasi secara spesifik. Namun hipertensi ini memiliki kecenderungan berkembang secara bertahap selama bertahun-tahun. Di sisi lain, adanya penumpukan plak di arteri atau aterosklerosis bisa menjadi pemicu meningkatnya risiko penyakit ini.
Kemunculannya terjadi secara mendadak karena ada sejumlah kondisi yang mendasarinya, seperti adanya penyakit atau konsumsi obat-obatan.
Jenis ini juga dapat disebabkan oleh:
Selain itu, waspadai juga faktor risiko hipertensi. Faktor tersebut antara lain:
"Silent killer" adalah istilah yang penyedia layanan kesehatan gunakan untuk menyebut darah tinggi. Penyebutan ini karena ada kemungkinan hipertensi tidak menampakkan gejala apa pun selama bertahun-tahun. Jadi, Anda mungkin tidak menyadari ada sesuatu yang salah di dalam tubuh.
Namun, ada beberapa orang menyebut bahwa mereka mengalami hal berikut saat darah tinggi.
Diagnosis hipertensi dimulai dengan pengukuran tekanan darah dengan alat sphygmomanometer. Saat diperlukan, tenaga medis mungkin melakukan beberapa kali pengukuran di berbagai waktu untuk memperoleh hasil akurat.
Jika tekanan darah Anda terukur lebih tinggi dari nilai normal setelah beberapa kali pengukuran, dokter akan meminta pemeriksaan lanjut untuk mencari penyebabnya.
Beberapa tes tambahan yang dokter rekomendasikan juga bertujuan untuk menilai kerusakan organ-organ Anda akibat hipertensi, seperti:
Pengobatan hipertensi bertujuan untuk menurunkan tekanan darah dan mencegah komplikasi jangka panjang. Berikut beberapa pendekatan yang umum digunakan:
Beberapa hal yang bisa Anda lakukan, seperti:
Selain melakukan perubahan gaya hidup yang positif, beberapa penderita tekanan darah tinggi perlu minum obat untuk mengatur tekanan darahnya. Obatnya pun harus sesuai resep dokter agar lebih sesuai dengan kebutuhan tubuh Anda.
Beberapa jenis obat hipertensi, yaitu:
Anda perlu segera konsultasi dengan tim layanan kesehatan, khususnya dokter spesialis penyakit dalam jika merasakan gejala seperti nyeri kepala hebat, sesak dada, mimisan, penglihatan bermasalah, hingga mual dan muntah dengan kepemilikan faktor risiko.
Dengan segera berkonsultasi, Anda mungkin bisa mengendalikan penyakit ini untuk menghindari komplikasi medis lebih serius. Pastikan untuk berkonsultasi dengan dokter spesialis penyakit dalam di RS Royal Progress untuk mendapat penanganan dan perawatan terbaik untuk kondisi Anda.