Logo RS Royal Progress
Menu
Buat Janji Temu
Home Blog Ureum Tinggi: Penyebab, Gejala, dan Penanganan yang Tepat

Ureum Tinggi: Penyebab, Gejala, dan Penanganan yang Tepat

25/11/2024

Kadar ureum tinggi bisa menjadi tanda peringatan adanya gangguan dalam sistem ekskresi tubuh, khususnya pada fungsi ginjal. Sebagai produk sisa dari metabolisme protein, ureum atau BUN (Blood Urea Nitrogen) nantinya terbuang melalui urine.

Namun, ketika kadar ureum meningkat melebihi batas normal, hal ini bisa menunjukkan adanya masalah serius yang berpotensi mengganggu kesehatan secara keseluruhan. Mengapa kadar ureum bisa meningkat? Gejala apa saja yang menyertainya, dan bagaimana solusi untuk mengatasinya?

Dalam artikel ini, kita akan membahasnya secara mendalam.

Penyebab Ureum Tinggi

Untuk mengukur kadar ureum, dokter akan merekomendasikan BUN test (blood urea nitrogen) yang prosedurnya sama seperti tes darah biasa. Selanjutnya pada hasil tes tersebut, kadar ureum darah ditunjukkan dalam satuan miligram per desiliter.

Berikut adalah kadar ureum normal sesuai usia dan jenis kelamin:

  • Anak-anak 1-17 tahun: 7-20 mg/dL
  • Wanita dewasa: 6-21 mg/dL
  • Pria dewasa: 8-24 mg/ dL

Ureum dinyatakan tinggi jika mencapai angka > 50 mg/dL dan kondisi ini disebut Uremia. Sementara kadar ureum rendah, yaitu kurang dari 6 atau 7 mg/dL, meskipun cukup jarang terjadi dan kebanyakan tidak terlalu mengkhawatirkan.

Secara umum, tingkat BUN (Blood Urea Nitrogen) yang tinggi menunjukkan bahwa ginjal Anda mungkin tidak berfungsi sebagaimana mestinya. Ini artinya ginjal tidak sanggup mengeluarkan limbah sisa metabolisme tubuh.

Jika kadar BUN Anda tinggi, dokter akan merekomendasikan pemeriksaan lanjutan dengan tes kreatinin. Kreatinin adalah produk limbah dari otot yang juga disaring oleh ginjal. Sama seperti ureum, kadar kreatinin yang tinggi berarti banyak produk limbah yang tertahan dan belum dikeluarkan oleh ginjal.

Namun, meski ginjal Anda sehat, tapi hasil tes menunjukkan peningkatan tingkat BUN, bisa jadi faktor berikut penyebabnya:

1. Diet Tinggi Protein

Protein yang Anda konsumsi dalam jumlah besar dipecah menjadi ureum sebagai produk limbah. Semakin banyak protein yang masuk, semakin tinggi produksi ureum, yang meningkatkan kadarnya dalam darah.

2. Dehidrasi

Ketika tubuh kekurangan cairan, volume darah menurun, yang membuat ureum lebih terkonsentrasi dalam darah, sehingga kadarnya terlihat lebih tinggi.

3. Penuaan

Bayi dan anak-anak cenderung memiliki tingkat BUN yang lebih rendah.

4. Obat-obatan Tertentu

Beberapa obat seperti karbamazepin, metotreksat, dan tetrasiklin dapat memengaruhi metabolisme protein, yang akibatnya meningkatkan kadar ureum darah.

5. Luka Bakar

Luka bakar parah meningkatkan metabolisme tubuh, termasuk pemecahan protein, yang menghasilkan lebih banyak ureum.

6. Ada Masalah Sistem Kemih

Masalah pada sistem kemih terutama yang membuat sulit BAK akibat sumbatan, menyebabkan ureum tidak bisa keluar dari tubuh secara normal melalui urine. Akibatnya terjadi penumpukan ureum dalam darah.

7. Stres

Stres berat memengaruhi hormon dan metabolisme tubuh, yang dapat mengakibatkan penurunan fungsi ginjal dan peningkatan produksi ureum.

8. Serangan Jantung

Kondisi serangan jantung atau gagal jantung berkaitan erat dengan penurunan fungsi ginjal. Ketika gagal jantung terjadi tubuh cenderung menahan air dan garam yang memicu reabsorbsi ureum oleh ginjal. Inilah yang menyebabkan peningkatan kadar ureum dalam darah.

9. Perdarahan Saluran Cerna (Gastrointestinal)

Saat terjadi perdarahan di saluran cerna, darah akan masuk kembali ke sistem metabolisme, yang menyebabkan peningkatan protein dan produksi ureum, sehingga kadarnya dalam darah meningkat.

Gejala Ureum Tinggi

Frekuensi buang air kecil bermasalah salah satu gejala ureum tinggi
Frekuensi buang air kecil bermasalah salah satu gejala ureum tinggi

Ada beberapa ciri-ciri ureum tinggi, terutama yang berkaitan dengan masalah pada ginjal, seperti:

  • Frekuensi buang air kecil meningkat atau sebaliknya menjadi sangat jarang
  • Gatal-gatal pada kulit
  • Kelelahan yang tidak bisa hilang walaupun sudah banyak beristirahat
  • Pembengkakan pada kaki, telapak kaki, atau pergelangan kaki
  • Kram otot
  • Kesulitan tidur
  • Air seni berbusa
  • Air seni bercampur darah
  • Tidak bernafsu makan

Pada kondisi seperti ini segeralah berkonsultasi pada tenaga medis terdekat untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut.

Cara Menurunkan Ureum Tinggi

Mengingat pemicu peningkatan kadar ureum darah sangat bervariasi, cara menurunkan kreatinin dan ureum tentu juga berbeda-beda sesuai kasus yang terjadi.

1. Penuhi Kebutuhan Cairan

Penuhi Kebutuhan Asupan Cairan Tubuh - Minum Air Putih
Penuhi Kebutuhan Asupan Cairan Tubuh dengan Minum Air Putih

Jika penyebabnya adalah dehidrasi, Anda hanya perlu minum lebih banyak cairan. Rekomendasi asupan harian cairan untuk pria adalah sekitar 3 liter atau 13 gelas, sementara untuk wanita adalah 9 gelas cairan sehari.

2. Kurangi Makanan Penyebab Ureum Tinggi

Jika pemicunya adalah diet tinggi protein, cobalah mengurangi makanan penyebab ureum tinggi dan menyeimbangkannya dengan asupan pasta, gandum, nasi, buah-buahan, sayuran, kacang-kacangan, dan lemak sehat.

3. Pengobatan Medis

Namun jika kenaikan ureum berkaitan dengan masalah ginjal, dokter akan menganalisis lebih dahulu apa penyebab dan sejauh mana penurunan fungsi ginjal sudah terjadi.

Ini akan menjadi dasar untuk merekomendasikan pengobatan yang sesuai, misalnya:

  • Perubahan pola makan dengan diet rendah garam dan protein.
  • Menjaga hidrasi sesuai kebutuhan tubuh, namun asupan cairan harus sesuai petunjuk dokter jika fungsi ginjal sudah menurun.
  • Pemberian obat-obatan antara lain obat untuk mengendalikan tekanan darah tinggi dan kolesterol, diuretik, dan obat anemia.
  • Dialisis (cuci darah) diperlukan jika fungsi ginjal turun drastis tidak bisa lagi memfilter darah dengan baik.
  • Bagi pasien dengan gagal ginjal stadium akhir, transplantasi ginjal adalah pilihan terbaik jika tersedia donor ginjal yang cocok. Dalam prosedur ini, ginjal yang rusak digantikan dengan ginjal sehat dari donor.
  • Dalam beberapa kasus, pengobatan ginjal juga melibatkan penanganan kondisi lain yang menjadi pemicunya, yaitu diabetes dan hipertensi.

Bagi pasien dengan risiko tinggi yaitu, penderita kencing manis atau hipertensi, pemeriksaan rutin untuk memantau fungsi ginjal sangat penting. Pemeriksaan darah dengan tolok ukur kreatinin dan ureum tinggi juga tes urin dapat membantu mendeteksi masalah ginjal lebih dini.

Di Rumah Sakit Royal Progress, kami memahami betapa pentingnya kesehatan yang optimal. Dengan layanan medical check-up yang komprehensif dan profesional, kami siap membantu Anda mendeteksi potensi masalah kesehatan sejak dini. Tim medis kami yang berpengalaman menggunakan teknologi terkini untuk memberikan pemeriksaan yang akurat dan terpercaya.

Dengan suasana yang nyaman dan pelayanan yang ramah, Anda akan merasa tenang saat menjalani proses pemeriksaan. Segera buat janji hari ini sebagai investasi pada kesehatan masa depan Anda.

  • Blood Urea Nitrogen (BUN): Testing, Levels & Indication - Cleveland Clinic
  • Creatinine Clearance Blood Test: Purpose, Procedure, Results - WebMD
  • Predictive value of blood urea nitrogen in heart failure: a systematic review and meta-analysis - Frontiers
  • Blood Urea Nitrogen (BUN) Test: High vs. Low Levels, Normal Range - WebMD
  • BUN (Blood Urea Nitrogen) - MedlinePlus Medical Test
  • Blood urea nitrogen (BUN) test - Mayo Clinic
Artikel Lainnya

7 Cara Pencegahan Hepatitis untuk Jaga Kesehatan Jangka Panjang

Hepatitis merupakan penyakit yang jadi permasalahan di dunia. Data WHO menunjukkan setidaknya ada 345 juta manusia yang mengidapnya. Namun,  bisa jadi pengidapnya lebih banyak karena gejalanya tak terdeteksi. Jika tidak ingin menjadi salah satu pengidapnya, maka lakukanlah pencegahan hepatitis sejak awal. Jika hanya berharap sehat tanpa melakukan pencegahan, infeksi ini dapat berubah menjadi komplikasi serius, […]
14/05/2025

Apa Itu Hepatitis? Kenali Penyebab, Gejala, Pengobatan & Cara Mencegahnya

Hepatitis mungkin bukan nama penyakit yang sering terdengar. Namun dampaknya pada kesehatan hati bisa sangat fatal. Terlebih lagi, penyakit ini sering kali berkembang secara diam-diam tanpa adanya tanda-tanda yang kentara. Ini membuat banyak orang terlambat menyadari keberadaannya. Padahal, organ hati memegang fungsi penting untuk memproses makanan, menyaring racun, dan memproduksi zat penting bagi tubuh. Ketika […]
13/05/2025

11 Cara Mencegah Diabetes Melitus, Kuncinya Gaya Hidup Sehat

Cara mencegah diabetes menjadi fokus mendesak di Indonesia, seiring lonjakan kasus yang diprediksi Kemenkes menembus 20 juta penderita pada 2024. Mengingat diabetes sebagai "ibu dari segala penyakit", kesadaran dan tindakan preventif yang efektif adalah kunci utama. Upaya pencegahan dini jauh lebih krusial daripada sekadar pengobatan. Ini demi menjaga kesehatan, produktivitas, dan menghindari berbagai komplikasi yang mungkin […]
09/05/2025

Ingin berkonsultasi dengan dokter spesialis yang tepat?

Dengan lebih dari 90 dokter spesialis berpengalaman, kami siap memberikan penanganan terbaik untuk setiap keluhan dan penyakit yang Anda alami. Jelajahi dokter di rumah sakit kami dan temukan dokter yang sesuai dengan kebutuhan Anda.
Cari Dokter

Berasa lelah akut gan?

Ayo Cek Sekarang 
Klik Disini !

Halo,
Ada yang bisa
Kami bantu?

Customer Care
crossmenuchevron-down