Kadar ureum tinggi bisa menjadi tanda peringatan adanya gangguan dalam sistem ekskresi tubuh, khususnya pada fungsi ginjal. Sebagai produk sisa dari metabolisme protein, ureum atau BUN (Blood Urea Nitrogen) nantinya terbuang melalui urine.
Namun, ketika kadar ureum meningkat melebihi batas normal, hal ini bisa menunjukkan adanya masalah serius yang berpotensi mengganggu kesehatan secara keseluruhan. Mengapa kadar ureum bisa meningkat? Gejala apa saja yang menyertainya, dan bagaimana solusi untuk mengatasinya?
Dalam artikel ini, kita akan membahasnya secara mendalam.
Untuk mengukur kadar ureum, dokter akan merekomendasikan BUN test (blood urea nitrogen) yang prosedurnya sama seperti tes darah biasa. Selanjutnya pada hasil tes tersebut, kadar ureum darah ditunjukkan dalam satuan miligram per desiliter.
Berikut adalah kadar ureum normal sesuai usia dan jenis kelamin:
Ureum dinyatakan tinggi jika mencapai angka > 50 mg/dL dan kondisi ini disebut Uremia. Sementara kadar ureum rendah, yaitu kurang dari 6 atau 7 mg/dL, meskipun cukup jarang terjadi dan kebanyakan tidak terlalu mengkhawatirkan.
Secara umum, tingkat BUN (Blood Urea Nitrogen) yang tinggi menunjukkan bahwa ginjal Anda mungkin tidak berfungsi sebagaimana mestinya. Ini artinya ginjal tidak sanggup mengeluarkan limbah sisa metabolisme tubuh.
Jika kadar BUN Anda tinggi, dokter akan merekomendasikan pemeriksaan lanjutan dengan tes kreatinin. Kreatinin adalah produk limbah dari otot yang juga disaring oleh ginjal. Sama seperti ureum, kadar kreatinin yang tinggi berarti banyak produk limbah yang tertahan dan belum dikeluarkan oleh ginjal.
Namun, meski ginjal Anda sehat, tapi hasil tes menunjukkan peningkatan tingkat BUN, bisa jadi faktor berikut penyebabnya:
Protein yang Anda konsumsi dalam jumlah besar dipecah menjadi ureum sebagai produk limbah. Semakin banyak protein yang masuk, semakin tinggi produksi ureum, yang meningkatkan kadarnya dalam darah.
Ketika tubuh kekurangan cairan, volume darah menurun, yang membuat ureum lebih terkonsentrasi dalam darah, sehingga kadarnya terlihat lebih tinggi.
Bayi dan anak-anak cenderung memiliki tingkat BUN yang lebih rendah.
Beberapa obat seperti karbamazepin, metotreksat, dan tetrasiklin dapat memengaruhi metabolisme protein, yang akibatnya meningkatkan kadar ureum darah.
Luka bakar parah meningkatkan metabolisme tubuh, termasuk pemecahan protein, yang menghasilkan lebih banyak ureum.
Masalah pada sistem kemih terutama yang membuat sulit BAK akibat sumbatan, menyebabkan ureum tidak bisa keluar dari tubuh secara normal melalui urine. Akibatnya terjadi penumpukan ureum dalam darah.
Stres berat memengaruhi hormon dan metabolisme tubuh, yang dapat mengakibatkan penurunan fungsi ginjal dan peningkatan produksi ureum.
Kondisi serangan jantung atau gagal jantung berkaitan erat dengan penurunan fungsi ginjal. Ketika gagal jantung terjadi tubuh cenderung menahan air dan garam yang memicu reabsorbsi ureum oleh ginjal. Inilah yang menyebabkan peningkatan kadar ureum dalam darah.
Saat terjadi perdarahan di saluran cerna, darah akan masuk kembali ke sistem metabolisme, yang menyebabkan peningkatan protein dan produksi ureum, sehingga kadarnya dalam darah meningkat.
Ada beberapa ciri-ciri ureum tinggi, terutama yang berkaitan dengan masalah pada ginjal, seperti:
Pada kondisi seperti ini segeralah berkonsultasi pada tenaga medis terdekat untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut.
Mengingat pemicu peningkatan kadar ureum darah sangat bervariasi, cara menurunkan kreatinin dan ureum tentu juga berbeda-beda sesuai kasus yang terjadi.
Jika penyebabnya adalah dehidrasi, Anda hanya perlu minum lebih banyak cairan. Rekomendasi asupan harian cairan untuk pria adalah sekitar 3 liter atau 13 gelas, sementara untuk wanita adalah 9 gelas cairan sehari.
Jika pemicunya adalah diet tinggi protein, cobalah mengurangi makanan penyebab ureum tinggi dan menyeimbangkannya dengan asupan pasta, gandum, nasi, buah-buahan, sayuran, kacang-kacangan, dan lemak sehat.
Namun jika kenaikan ureum berkaitan dengan masalah ginjal, dokter akan menganalisis lebih dahulu apa penyebab dan sejauh mana penurunan fungsi ginjal sudah terjadi.
Ini akan menjadi dasar untuk merekomendasikan pengobatan yang sesuai, misalnya:
Bagi pasien dengan risiko tinggi yaitu, penderita kencing manis atau hipertensi, pemeriksaan rutin untuk memantau fungsi ginjal sangat penting. Pemeriksaan darah dengan tolok ukur kreatinin dan ureum tinggi juga tes urin dapat membantu mendeteksi masalah ginjal lebih dini.
Baca Juga:
Di Rumah Sakit Royal Progress, kami memahami betapa pentingnya kesehatan yang optimal. Dengan layanan medical check-up yang komprehensif dan profesional, kami siap membantu Anda mendeteksi potensi masalah kesehatan sejak dini. Tim medis kami yang berpengalaman menggunakan teknologi terkini untuk memberikan pemeriksaan yang akurat dan terpercaya.
Dengan suasana yang nyaman dan pelayanan yang ramah, Anda akan merasa tenang saat menjalani proses pemeriksaan. Segera buat janji hari ini sebagai investasi pada kesehatan masa depan Anda.