Penyakit kardiovaskular merupakan penyebab utama kematian secara global, yang mengakibatkan tingginya kecacatan atau hilangnya produktivitas. Sementara kardiomiopati adalah salah satu bentuk penyakit kardiovaskular yang jarang terjadi dan sering diabaikan, namun dapat menyebabkan kematian mendadak pada individu yang terkena selama masa kanak-kanak atau remaja.
Jika Anda menderita kardiomiopati (cardiomyopathies) atau juga dikenal sebagai lemah jantung, maka jantung Anda tidak dapat memompa darah ke seluruh tubuh secara efisien. Akibatnya, Anda bisa mengalami kelelahan, sesak napas, atau jantung berdebar-debar, yang bisa semakin memburuk seiring berjalannya waktu.
Pelajari apa itu kardiomiopati, gejala atau ciri-ciri lemah jantung, sampai rekomendasi perawatannya.
Baca Juga
Kardiomiopati adalah penyakit otot atrium maupun ventrikel, yang mengacu pada kondisi di mana dinding ruang mengalami perubahan, misalnya dindingnya jadi melebar, menebal, atau kaku. Kondisi ini menyebabkan otot jantung jadi lemah dan dapat mengganggu pendistribusian darah dalam tubuh.
Karena pemicu utama dari kelainan ini adalah kerusakan otot atrium atau ventrikel, maka fungsinya pun terganggu, seperti:
Jika tidak diobati, kardiomiopati bisa menyebabkan gagal jantung.
Ada berbagai tipe kardiomiopati berdasarkan kondisi, dengan pemicu yang juga berbeda. Berikut 6 jenis kardiomiopati yang perlu Anda tahu:
Jenis hipertrofi ditandai dengan penebalan otot ventrikel, terutama di ventrikel kiri. Dengan adanya penebalan ini, jantung jadi kaku dan sulit memompa darah. Pemicunya kardiomiopati hipertrofi sangat beragam, termasuk faktor genetik, tekanan darah tinggi, dan kelainan katup jantung.
Pada kondisi ini, otot atrium atau ventrikel menjadi lemah dan menipis, yang menyebabkan ruang jantung membesar. Hal inilah yang membuat jantung sulit memompa darah ke seluruh tubuh secara efektif. Pemicunya cukup banyak, mulai dari infeksi virus, penyakit autoimun, dan konsumsi alkohol berlebihan.
Kardiomiopati restriktif terjadi ketika otot atrium atau ventrikel menjadi kaku dan tidak elastis, sehingga membatasi pengisiannya. Kondisi ini bisa disebabkan oleh penumpukan jaringan parut di jantung, penyakit penyimpanan, atau kelainan otot bawaan.
Kardiomiopati iskemik terjadi akibat kurangnya aliran darah ke otot atrium atau ventrikel, biasanya karena penyumbatan arteri koroner. Sedangkan penyebab penyumbatan ini adalah penyakit jantung koroner.
Tipe ini sangat spesifik, sebab hanya muncul selama masa kehamilan atau beberapa bulan setelah persalinan. Sedangkan pemicunya belum sepenuhnya dipahami, namun diduga terkait dengan perubahan hormonal dan stres pada kehamilan.
Kardiomiopati idiopatik adalah yang paling bias, lantaran tidak ada penyebab yang jelas setelah dilakukan pemeriksaan menyeluruh. Dugaannya adalah karena faktor genetik.
Kelainan ini menyerang otot atrium atau ventrikel, dan bisa berkembang tanpa memperlihatkan gejala pada tahap awal. Namun, memahami pertandanya sangatlah krusial agar Anda bisa mengenalinya dan segera mencari pertolongan medis.
Berikut beberapa gejala yang perlu Anda waspadai:
Sesak napas, terutama saat beraktivitas atau berbaring, adalah pertanda paling umum. Hal ini berlangsung karena otot jantung yang lemah tidak bisa mendistribusikan darah secara efektif, sehingga aliran darah ke paru-paru terhambat.
Keterbatasan kemampuan jantung buat mendistribusikan darah bisa menimbulkan kelelahan yang persisten. Tanda ini bisa mengacau aktivitas sehari-hari dan membuat Anda merasa lelah bahkan setelah beristirahat.
Penumpukan cairan di kaki dan pergelangan kaki (edema) dapat berlangsung akibat aliran darah yang tidak lancar. Pertanda ini biasanya lebih terlihat di malam hari dan dapat disertai rasa nyeri atau kaku.
Penurunan aliran darah ke otak dapat memicu pusing, ringan di kepala, atau bahkan pingsan. Pertanda ini berlangsung lantaran jantung tidak mampu memasok darah yang cukup ke semua bagian tubuh, termasuk otak.
Nyeri dada, terutama di bagian tengah dada, dapat berlangsung pada beberapa jenis penyakit jantung. Ciri ini bisa terasa seperti rasa tertekan, perih, atau terbakar, dan dapat menjalar ke leher, rahang, atau lengan.
Batuk kering dan persisten, terutama di malam hari, dapat terjadi akibat penumpukan cairan di paru-paru, dan ini pertanda serangan pada jantung sudah parah.
Penyakit ini memicu detak jantung tidak teratur (aritmia), seperti fibrilasi atrium atau bradikardia. Pertanda ini dapat terasa seperti berdebar-debar kencang, atau terasa seperti berdetak lambat.
Pemicu kelainan ini bervariasi sesuai jenisnya. Namun bagi Anda yang punya beberapa tanda dan riwayat seperti di bawah ini, Anda berpotensi lebih tinggi untuk mengalami kardiomiopati:
Diagnosis dini dan akurat sangatlah krusial demi menentukan jenis dan tingkat keparahan kondisinya, sehingga treatment yang tepat dapat diberikan. Berikut beragam tes dan prosedur yang umum dilakukan untuk mendiagnosis kardiomiopati.
Dokter akan menanyakan riwayat kesehatan Anda, termasuk riwayat keluarga dengan penyakit jantung, faktor risiko kardiovaskular, dan gejala yang Anda alami.
EKG adalah tes yang merekam aktivitas listrik jantung. Tes ini dapat menolong mendeteksi kelainan irama dan kerusakan otot atrium atau ventrikel akibat kelainan tersebut.
Ekokardiogram atau Tes USG Jantung ini memakai gelombang suara untuk menghasilkan gambar struktur jantung. Tes ini mempermudah dokter menilai ukuran, bentuk, dan fungsi katup, serta kekuatan ototnya.
Rontgen dada bisa memperlihatkan ukuran dan bentuk, serta adanya penumpukan cairan di paru-paru.
Uji darah ini berfungsi untuk mendeteksi kerusakan otot atrium atau ventrikel, tanda-tanda infeksi, dan kelainan hormonal yang dapat berkontribusi terhadap kelainan tersebut.
Pencitraan lainnya seperti CT scan, MRI, atau PET scan dapat dipakai agar memperoleh informasi lebih detail tentang struktur dan fungsi jantung.
Pada banyak kasus, biopsi mungkin diperlukan untuk mengambil sampel kecil jaringan otot atrium atau ventrikel guna pengecekan di bawah mikroskop, sehingga tahu pemicunya secara spesifik.
Setelah melakukan diagnosis, dokter akan mendiskusikan pilihan treatment terbaik untuk Anda. Pengobatan dapat bervariasi berdasarkan pada jenis dan tingkat keparahan kondisinya.
Kardiomiopati dapat diobati memakai berbagai cara berdasarkan pada jenis dan tingkat keparahannya. Adapun prosedur umumnya sebagai berikut.
Pemakaian obat sangat efektif untuk mengontrol gejala dan membuat jantung bekerja lebih efektif. Misalnya saja dari kelompok diuretik, ACE inhibitor/ARB, beta blocker, dan obat antiaritmia.
Pada kasus yang parah di mana obat-obatan tidak cukup, maka pemakain alat bantu akan dokter berikan. Misalnya saja, pacemaker, yang berfungsi untuk mengefektifkan pendistribusian darah dan ditanamkan di area bawah kulit sekitar dada.
Dalam kasus yang sangat parah, tindakan ini akan dokter berikan. Bertujuan untuk memperbaiki katup yang rusak, memperluas arteri koroner yang tersumbat, atau melakukan transplantasi.
Paling penting adalah mengubah pola hidup agar jadi lebih sehat secara holistik. Contohnya dengan makan sehat, olahraga teratur, menjaga berat badan ideal, berhenti merokok, dan management stres.
Baca Juga
Kelainan ini, meskipun terkadang tidak memperlihatkan gejala pada tahap awal tapi dapat berkembang ke kondisi serius dan berakibat fatal. Oleh karena itu, krusial untuk memahami definisi, penyebab/pemicu, gejala, diagnosis, dan treatment-nya agar Anda dapat mengenali tanda-tandanya dan mencari bantuan medis sedini mungkin.
Jika Anda mengalami gejala-gejalanya seperti sesak napas, kelelahan, pembengkakan kaki, pusing, nyeri dada, atau detak tidak teratur, segera periksakan diri ke dokter.
RS Royal Progress dengan tim dokter spesialis jantung dan pembuluh darah yang berpengalaman siap menolong Anda. Jangan ragu untuk berkonsultasi gejala maupun komplikasi dari kardiomiopati dengan dokter RS Royal Progress, agar memperoleh informasi dan solusi terbaik bagi kesehatan Anda. Dan jangan lupa untuk kondisi darurat, segera hubungi layanan IGD 24 Jam RS Royal Progress di nomor 08190 6511 008.