Infeksi virus Hepatitis B (HBV) merupakan ancaman serius bagi kesehatan hati dan HBsAg adalah parameter utama untuk mengetahui keberadaan infeksi tersebut.
Mengingat seringnya ketiadaan gejala pada stadium awal, mengidentifikasi infeksi ini sejak dini adalah strategi utama untuk menghindari konsekuensi jangka panjang, seperti sirosis atau kanker hati.
Baca Juga:
Untuk mengidentifikasinya, lazimnya dokter memakai tes HBsAg. Apa itu tes HBsAg dan apa fungsinya?
Kesehatan hati adalah hal yang berharga sehingga serangan HBV bisa berdampak buruk pada kesehatannya. Tinggi jumlah virus dalam tubuh mampu memunculkan berbagai masalah hati, mulai dari peradangan ringan hingga penyakit kronis yang merenggut nyawa.
Oleh karena itu, deteksi awal replikasi virus dalam tubuh sangatlah penting dan tes darah HBsAg (hepatitis B surface antigen) menjadi metode umum dalam pengidentifikasian tersebut.
HBsAg adalah protein yang membentuk lapisan luar HBV dan kehadirannya mengisyaratkan adanya invasi mikroba dalam tubuh, baik dalam tahap akut maupun kronis. Selain itu, HBsAg juga mengambil andil besar dalam penilaian potensi penyebaran virus.
Fungsi HBsAg antara lain untuk:
Ketika seseorang berkontak dengan cairan kontaminan dari individu terinfeksi, orang tersebut dapat berpotensi tertular virus. Virus yang sudah masuk ke tubuh kemudian menginvasi sel hati dan memulai proses perbanyakan diri.
Sebagai bentuk tanggapan terhadap pertumbuhan virus, tubuh akan membentuk HBsAg. Setelah terpapar, antigen dalam darah ini dapat diketahui sekitar 1-10 minggu.
Apabila keberadaannya terdeteksi hingga lebih dari setengah tahun, infeksi tersebut akan ditetapkan sebagai penyakit kronis yang membutuhkan terapi medis berkelanjutan.
Untuk mengidentifikasi adanya antigen HBV, laboran umum menggunakan tiga tes, yaitu:
Berikut tata laksana tes HBsAg:
Hasil uji HBsAg ada dua, yaitu positif dan negatif. Berikut cara menginterpretasikannya:
Guna mendapatkan informasi mendalam terkait status infeksi dan kekebalan terhadap hepatitis B, dokter mungkin akan meminta Anda untuk melakukan tes pelengkap, yaitu HBsAb (Antibodi Permukaan Hepatitis B) dan HBcAb (Antibodi Inti Hepatitis B).
Berikut daftar kelompok orang berisiko tinggi terjangkit virus hepatitis B:
CDC menyatakan bahwa individu dengan gejala-gejala yang tercantum di bawah ini juga sebaiknya melakukan tes HBsAg:
Ketika hasil tes terkonfirmasi positif, dokter akan menganjurkan tes tambahan, yang meliputi:
Umumnya pasien hepatitis B kronis akan memperoleh pengobatan berupa obat antivirus, tes fungsi hati rutin, dan pergantian gaya hidup sebagai tindak preventif terjadinya komplikasi serius.
Tindak preventif paling efektif untuk menghambat penyebaran HBV adalah vaksinasi. Vaksin akan memberikan proteksi yang bertahan lama terhadap serangan HBV. Umumnya, vaksin diwajibkan pada kelompok yang rentan terhadap infeksi HBV.
Selain itu, tindakan-tindakan berikut mampu meminimalkan risiko infeksi:
HBsAg adalah penanda kunci dalam mengidentifikasi infeksi HBV. Hasilnya pun sangat krusial dalam proses diagnosis, monitoring, dan rehabilitasi medis penyakit tersebut.
Selain itu, pengelola kesehatan juga mewajibkan tes HBsAg bagi golongan berisiko tinggi. Hal ini agar infeksi dapat terdeteksi pada tahap awal dan mencegah terjadinya komplikasi serius.
Apabila Anda memiliki faktor risiko, segera lakukan tes untuk memastikan kondisi kesehatan Anda tetap terjaga. Konsultasikan hasilnya dengan dokter spesialis penyakit dalam di RS Royal Progress. Anda juga dapat memesan paket MCU secara online melalui website RS Royal Progress sebagai pemeriksaan rutin kesehatan Anda.