Hati adalah organ berbentuk segitiga dengan empat lobus berbobot 3-3,5 pon atau sekitar 1,25 kg. Kelenjar dengan ukuran terbesar ini juga menjalankan sejumlah fungsi fisiologis yang signifikan. Beberapa contoh fungsi hati adalah mendukung aneka proses metabolisme tubuh, pencernaan, dan pembersihan darah.
Untuk memahami lebih dalam pentingnya organ ini, simak daftar fungsi hati berikut ini.
Berlokasi di kuadran kanan atas abdomen, hati bersemayam di bawah otot diafragma dan lebih tinggi dari ginjal kanan serta usus. Lebih dari 500 fungsi vital telah diidentifikasi.
Berikut peran liver yang paling utama:
Hati berperan dalam proses eritropoiesis, yaitu pembentukan sel darah merah, terjadi secara reguler di sumsum tulang. Eritrosit ini memiliki masa hidup sekitar 100-120 hari sebelum akhirnya mengalami degradasi.
Proses penguraian eritrosit yang menua ini terjadi di liver. Sebagai hasil pengolahan, hati akan mengeluarkan bilirubin. Kemudian ginjal menyaring bilirubin ini dan mengeluarkannya dari tubuh melalui urine. Proses ini merupakan alasan mengapa urine memiliki warna kekuningan yang khas.
Namun, jika fungsi hati pada tubuh terganggu, tubuh akan menimbun bilirubin. Penumpukan ini menyebabkan gangguan kesehatan, seperti penyakit kuning.
Sebagai pusat detoksifikasi utama, hati bertugas memfilter darah dan menghilangkan berbagai komponen berbahaya seperti racun, alkohol, dan residu farmasi.
Saat proses ini berjalan, hati akan mentransformasikan unsur toksik tersebut menjadi zat yang bersifat larut dalam air. Transformasi ini memudahkan ginjal untuk memilah dan mengekskresikannya melalui urin.
Fungsi hati dalam tubuh lainnya adalah mengelola energi tubuh. Di dalamnya, hati akan mengubah glukosa menjadi glikogen untuk disimpan.
Proses ini bersifat reversibel. Artinya ketika level glukosa darah turun, hati akan mengurai glikogen menjadi glukosa dan menyalurkannya ke sirkulasi darah. Dengan begitu, tubuh bisa mempertahankan suplai energi.
Selain itu, hepar juga memegang peranan penting dalam menyimpan berbagai nutrisi esensial, termasuk asam folat, zat besi, dan sejumlah vitamin seperti vitamin A, B12, D, dan K, yang semuanya tubuh butuhkan untuk mendukung berbagai aktivitas fisiologis.
Di samping itu, hati juga merupakan pusat penting untuk memproduksi berbagai senyawa vital bagi tubuh. Seperti kolesterol dan protein-protein tertentu yang mengemban tugas dalam mendistribusikan lemak ke seluruh tubuh.
Salah satu protein tersebut adalah albumin, protein yang krusial dalam memelihara volume dan tekanan cairan di sistem sirkulasi. Lebih jauh lagi, hati turut berkontribusi pada hemostasis (proses pembekuan darah) dan memperkuat imunitas dengan menciptakan protein-protein yang relevan.
Pada fase perkembangan anak, hati mensintesis hormon pertumbuhan yang esensial untuk maturasi. Tak kalah penting, hati juga bertanggung jawab atas produksi empedu yang memainkan peran vital dalam memfasilitasi penguraian dan penyerapan makanan di usus.
Peran aktif hati lainnya, yaitu mendukung mekanisme pembekuan darah.
Empedu dari hati membantu tubuh mengabsorbsi vitamin K. Ini adalah komponen esensial dalam pembentukan senyawa koagulan yang memfasilitasi kelancaran penghentian perdarahan.
Ketika hati tidak mampu memproduksi cairan bilier dalam jumlah memadai, tubuh akan kesulitan memproduksi senyawa yang dibutuhkan untuk pembekuan darah.
Hepar merupakan komponen integral dari sistem fagosit mononuklear, yang aktif dalam hematopoiesis sel-sel imunokompeten.
Menurut penelitian yang dipublikasikan oleh Liver International pada tahun 2018, hati berguna secara alami dalam mendeteksi, menangkap, dan mengeliminasi bakteri, virus, serta mikromolekul berbahaya yang dapat mengancam kesehatan tubuh.
Di hati terkandung banyak sel Kupffer dengan 80%-nya adalah makrofag. Makrofag ini memainkan peran utama dalam sistem imunitas dengan menghancurkan mikroorganisme penyebab infeksi yang mencapai hati melalui aliran darah dari usus.
Menariknya, hati memiliki kemampuan untuk membedakan antara molekul berbahaya dan yang tidak berbahaya. Oleh karena itu, organ ini tidak akan menyerang bakteri atau molekul yang tidak menimbulkan ancaman bagi tubuh.
Tugas penting hepar lainnya, yaitu mengolah limbah amonia dalam metabolisme protein. Amonia ini bersifat toksik dan harus segera dinetralkan.
Dalam prosesnya, hati akan mentransformasikan amonia menjadi urea, sebuah senyawa yang lebih aman dan hidrofilik. Urea ini kemudian mencapai ginjal untuk dibuang melalui urine.
Terakhir, hati turut andil dalam sintesis beragam zat esensial yang tubuh butuhkan untuk kelangsungan fungsi-fungsinya. Salah satunya, arginase, sebuah biokatalisator organik yang bertugas mengonversi molekul arginin menjadi urea dan ornitin.
Proses ini berkontribusi pada pengaturan kadar amonia (NH3) serta menghasilkan karbon dioksida (CO2). Ini adalah tahapan vital dalam mempertahankan homeostasis metabolisme tubuh.
Uji fungsi hati adalah cara untuk memonitor kesehatan dan kinerja hepar. Tujuannya untuk memberikan gambaran menyeluruh tentang kondisi hati dan mengidentifikasi potensi penyakit, seperti kanker hati, hepatitis, atau sirosis hati sebelum berkembang lebih lanjut.
Uji fungsi hati melibatkan analisis sampel darah untuk menentukan konsentrasi berbagai senyawa kimia yang dimetabolisme oleh hati. Hasil pengukuran ini membantu mendeteksi adanya kejanggalan yang mungkin menandakan masalah kesehatan hati.
Tiga parameter biokimiawi berikut merupakan jenis senyawa yang secara umum diukur dalam panel uji fungsi hati.
Berbagai enzim dalam tubuh menjalankan tugas yang berbeda, salah satunya adalah Aspartate Aminotransferase (AST) atau dulunya SGOT. AST tersebar di berbagai jaringan tubuh, di antaranya di jantung, otot rangka, ginjal, dan otak.
Tingginya kadar AST dalam darah sering menjadi tanda kerusakan sel di berbagai organ, terutama hati, karena enzim ini dilepaskan saat sel cedera.
Alanine Aminotransferase (ALT), dulunya Serum Glutamic Pyruvic Transaminase (SGPT) utamanya ada di selaput sel hati. Tidak seperti AST, ALT memiliki spesifisitas tinggi terhadap hati.
Karena itu, kenaikan kadar ALT dalam darah cenderung menjadi penanda yang lebih andal dalam mendeteksi kerusakan atau gangguan fungsi hati dibandingkan AST.
Meskipun hati merupakan penghasil utama enzim GGT, organ lain seperti pankreas, ginjal, dan otak juga memproduksinya. Dalam rangkaian uji fungsi hati, uji GGT mempunyai peran khusus, yaitu untuk mendeteksi potensi ketidaknormalan pada saluran hati atau empedu.
Karena itu, hasil GGT sering dianalisis bersama tes lain untuk memperoleh keakuratan diagnosis.
Baca Juga:
Dengan lebih dari 500 fungsi hati, organ ini merupakan pemain sentral dalam homeostasis tubuh. Ketidakberfungsian hati dapat berdampak serius bagi kesehatan secara menyeluruh, menjadikannya penting untuk memelihara kesehatannya melalui pola hidup sehat dan pemeriksaan berkala.
Jika Anda ingin memastikan kesehatan hati tetap optimal, segera konsultasikan dengan dokter spesialis penyakit dalam di RS Royal Progress. Anda juga dapat melakukan pemeriksaan kesehatan dengan lebih mudah dengan memesan paket Medical Check-Up (MCU) secara online melalui website RS Royal Progress. Jangan tunda untuk merawat kesehatan hati Anda demi kualitas hidup yang lebih baik!