Logo RS Royal Progress
Menu
Buat Janji Temu
Home Blog Angin Duduk: Penyebab, Gejala, Jenis, Penanganan, Pencegahan

Angin Duduk: Penyebab, Gejala, Jenis, Penanganan, Pencegahan

05/08/2025

Nyeri dada yang rasanya seolah tertindih benda berat kerap dikira sebagai tanda masuk angin biasa. Akhirnya, sejumlah orang memilih memijat atau mengoles minyak angin tanpa tahu bahwa gejala itu bisa jadi tanda angin duduk, kondisi serius yang berkaitan langsung dengan jantung.

Padahal jika penanganannya lambat, angin duduk berisiko memicu serangan jantung sampai kematian mendadak. Mari kenali lebih dalam tentang pengertian angin duduk, gejalanya, penyebab, sampai langkah penanganan medis yang tepat.

Apa Itu Angin Duduk?

Angin duduk adalah istilah awam atas kondisi medis bernama angina pectoris, yaitu nyeri dada akibat menurunnya aliran darah yang penuh oksigen menuju otot jantung. Saat suplai darahnya bermasalah, jantung pun akan kesulitan bekerja dengan optimal, lalu terasalah gejala nyeri yang khas.

Hingga sekarang masih cukup banyak pihak yang menyamakan angin duduk dengan masuk angin biasa. Padahal, keduanya berkebalikan, lho!

Saat masuk angin masih tergolong ringan yang akan hilang setelah beristirahat, maka angin duduk justru butuh penanganan medis karena bisa menjadi pertanda awal sakit jantung koroner.

Tidak hanya itu, gejala angin duduk bisa terjadi mendadak dan mematikan ketika dibiarkan. Karena itulah, penting bagi Anda mengenali gejalanya dan tahu kapan harus waspada.

Penyebab dan Faktor Risiko Angin Duduk

Beragam gejala gangguan ini muncul akibat berbagai hal. Namun secara medis, penyebab utamanya adalah terganggunya aliran darah ke jantung.

Yuk, cek penyebab medisnya di bawah ini!

Penyebab Medis

Penyebab angin duduk umumnya karena menyempitnya atau ada sumbatan di pembuluh darah koroner. Nah, angin duduk bisa disebabkan oleh tiga faktor ini:

1. Penyempitan karena Plak Kolesterol (Aterosklerosis)

Penumpukan Kolesterol pada Pembuluh Darah Koroner
Penumpukan Kolesterol pada Pembuluh Darah Koroner

Menumpuknya kolesterol di dinding pembuluh darah koroner dalam beberapa waktu akan membentuk plak yang mempersempit aliran darah. Setelah menyempitnya pembuluh darah, maka pasokan oksigen tidak sampai ke otot jantung dengan optimal, sehingga menyebabkan angin duduk.

2. Spasme Pembuluh Darah Koroner

Faktor ini berlangsung saat otot pembuluh darah Anda menegang lalu mengalami penyempitan mendadak. Pada umumnya spasme ini berlangsung saat istirahat atau malam hari.

3. Menumpuknya Lemak atau Gumpalan Darah

Kejadian seperti ini terjadi pada angina tidak stabil, di mana saat ada sumbatan atau gumpalan darah di pembuluh darah, akan ada risiko terhentinya aliran darah, sehingga menaikkan risiko serangan jantung mendadak.

Faktor Risiko yang Perlu Diwaspadai

Sementara itu, sejumlah faktor risiko yang harus Anda waspadai adalah:

  • Usia: Risikonya akan meningkat pada pria yang usianya lebih dari 45 tahun. Sementara perempuan, risikonya naik ketika memasuki usia lebih dari 55 tahun.
  • Kolesterol tinggi: Berisiko membentuk plak dalam arteri jantung, yang kemudian menyumbat pembuluh darah.
  • Diabetes: Gula darah yang terlalu tinggi berisiko membuat risiko rusaknya pembuluh darah naik secara drastis.
  • Hipertensi: Tekanan darah tinggi berisiko menjadikan dinding arteri rusak dari waktu ke waktu, sehingga aliran darah menuju jantung jadi lebih sulit.
  • Obesitas: Kondisi ini otomatis akan menambah beban kerja di jantung.
  • Merokok dan terpapar asap rokok: Keduanya berisiko membuat lapisan pembuluh darah rusak, yang membuat proses penyaluran darah terhambat.
  • Mengonsumsi alkohol berlebihan: Menjadikan tekanan darah naik, sehingga irama jantung berubah kurang stabil.
  • Kurang olahraga: Tubuh yang tidak banyak bergerak akan menjadikan metabolismenya tidak optimal. Hal ini pun akan berdampak pada sirkulasi darah ke jantung.
  • Riwayat keluarga dengan penyakit jantung: Faktor genetik memainkan peran besar untuk meningkatkan risiko anggota keluarga terkena angin duduk.
  • Stres emosional: Stres berkepanjangan akan mengeluarkan hormon yang berisiko menyempitkan arteri jantung.
  • Penyakit ginjal, stroke, atau sindrom metabolik: Ketiga gangguan ini akan menjadikan risiko gangguan kardiovaskular, mengingat semuanya terkait dengan peredaran darah.
  • Penyalahgunaan narkoba: Narkoba, khususnya kokain akan memicu spasme arteri, yang jadi salah satu penyebab angin duduk tadi.
  • Mengonsumsi obat tertentu: Konsumsi obat, seperti migrain berisiko menyempitkan pembuluh darah, yang jadi pencetus angin duduk.
  • Paparan suhu dingin ekstrim: Paparan secara mendadak atau lama akan  memicu kejang arteri, terutama pada penderita angina varian.

Gejala Angin Duduk yang Perlu Diwaspadai

Gejala utama angin duduk ialah sensasi nyeri dada yang rasanya seolah  ditekan, tertindih, ditekan, bahkan terbakar.

Rasa yang tidak mengenakkan ini berisiko menyebar menuju  leher, lengan kiri, rahang punggung, maupun gigi. Kadang, nyerinya terasa seperti gangguan pencernaan, sehingga disalahpahami sebagai masuk angin.

Selain gejala utama di atas, seseorang dengan angina pectoris juga bisa merasakan gejala lain yang sering menyertai, termasuk:

  • Napas jadi makin sesak
  • Tubuh berkeringat dingin
  • Perasaan pusing atau mual
  • Kelelahan luar biasa
  • Jantung berdebar lebih kencang
  • Pingsan atau hampir pingsan

Dengan memahami beberapa gejala di atas, Anda bisa segera ambil tindakan jika diri sendiri atau orang lain mengalami gejala angin duduk.

Jenis-Jenis Angin Duduk

Gangguan ini pun terbagi menjadi empat jenis berdasarkan penyebab dan keparahan gejalanya, yaitu:

1. Angina Stabil

Jenis ini termasuk paling lumrah, di mana gejala terasa saat individu stres atau menjalani aktivitas fisik. Gejalanya bisa Anda redakan melalui istirahat atau minum obat. Biasanya gejalanya berlangsung kurang dari lima menit dan terprediksi.

2. Angina Tidak Stabil

Tipe lebih serius dengan gejala yang muncul tiba-tiba bahkan ketika tidak melakukan aktivitas apa pun. Meskipun sudah mengonsumsi obat, gejalanya tidak mudah membaik. Gejalanya berisiko makin parah dan bisa terjadi lebih dari dua puluh menit.

Hal inilah yang membuat angina tidak stabil tergolong darurat medis karena bisa menjadi awal serangan jantung.

3. Angina Varian/Prinzmetal

Tipe ini terjadi karena adanya kejang mendadak di bagian arteri jantung. Pada umumnya terjadi ketika tubuh beristirahat, terutama di malam hari. Angin duduk ini membaik dengan obat angina, tetapi tetap perlu pengawasan dokter.

4. Angina Refrakter

Gejala pada angin duduk ini terus datang meskipun penderita sudah menjalani pengobatan lengkap dan perubahan gaya hidup. Untuk penanganannya butuh terapi khusus seperti EECP atau tindakan medis lanjutan.

Cara Mengobati Angin Duduk

Penanganan gangguan ini membutuhkan kolaborasi pertolongan pertama, medis, serta perubahan gaya hidup, sehingga hasilnya optimal. Nah, tahap pengobatannya adalah:

Pertolongan Pertama

Langkah awal yang bisa Anda lakukan ketika gejala muncul adalah:

  1. Segera duduk dan hentikan aktivitas
  2. Minum obat nitrat, seperti tablet atau nitrogliserin spray
  3. Tunggu lima hingga sepuluh menit, jika belum membaik, ulangi dosis
  4. Hubungi ambulans jika gejala tidak juga mereda

Pengobatan Medis

Ketika penanganan pertama belum optimal, maka langkah pengobatan medis yang perlu dilakukan ialah:

Obat-obatan

Kemungkinan dokter akan memberikan beberapa obat berikut ini:

  • Nitrat sebagai pelemas pembuluh darah
  • Pengencer darah, misalnya clopidogrel  dan aspirin
  • Beta blocker agar dapat menurunkan kinerja jantung
  • Antagonis kalsium untuk memperlancar aliran darah
  • ACE inhibitor sebagai penurun tekanan darah
  • Statin sebagai penurun kolesterol

Tindakan Medis

Dalam tindakan medis, biasanya dokter akan melakukan:

  • Kateterisasi jantung sebagai evaluasi penyumbatan
  • Memasangkan ring jantung atau stent sebagai pembuka arteri yang mengalami penyempitan
  • Operasi bypass agar dapat  membuat jalur aliran darah baru
  • Terapi EECP bagi penderita angina refrakter

Mengubah Gaya Hidup

Berhenti Merokok dan Olahraga Teratur
Berhenti Merokok dan Olahraga Teratur

Demi efek jangka panjang, lakukanlah beberapa adaptasi gaya hidup ini:

  • Berhenti merokok
  • Menerapkan makan sehat, seperti minimal lemak jenuh, tinggi serat, serta rendah garam
  • Olahraga teratur minimal tiga puluh menit selama tiga sampai lima kali seminggu
  • Mengelola stres melalui teknik relaksasi
  • Menghindari minum alkohol
  • Rutin cek gula darah, tekanan darah, dan kolesterol

Kapan Harus ke Dokter?

Sejumlah pertanda yang mengharuskan Anda langsung menemui dokter sesudah merasakan angin duduk ialah:

  • Pertama kalinya merasakan nyeri dada mencurigakan
  • Tidak meredanya nyeri meskipun telah istirahat atau minum obat
  • Makin parahnya gejala dan berlangsung lebih dari sepuluh menit
  • Muncul keringat dingin, sesak napas, nyeri yang menyebar ke lengan kiri dan rahang, serta pingsan

Cara Mencegah Angin Duduk sejak Dini

Agar terhindar dari risiko gangguan ini, cobalah melakukan beberapa upaya pencegahan ini:

  • Rutin berolahraga, misalnya berenang atau jalan kaki
  • Mengonsumsi makanan sehat bagi jantung, misalnya sayur, buah, hingga ikan berlemak
  • Jaga berat badan terus ideal
  • Menghindari rokok dan alkohol
  • Mengelola stres dengan bijak
  • Pantau tekanan darah, gula, dan kolesterol secara berkala
  • Minum obat rutin jika Anda termasuk kelompok berisiko tinggi

Karena angin duduk merupakan medis yang serius dan bisa berujung fatal ketika penanganannya salah, pastikan untuk kenali gejalanya, hindari faktor risikonya, dan pemeriksaan rutin untuk deteksi dini.

Jika Anda merasakan keluhan nyeri dada atau memiliki riwayat penyakit jantung, segera konsultasikan bersama dokter spesialis jantung dan pembuluh darah di RS Royal Progress. Tim medis kami siaga membantu Anda mendapatkan pengobatan terbaik agar hidup lebih sehat dan terhindar dari risiko fatalnya angin duduk!

  • Angina module 3: pathophysiology - The British Journal of Cardiology
  • Prinzmetal Angina - StatPearls - NCBI Bookshelf
  • Unstable Angina - StatPearls - NCBI Bookshelf
  • Angina - Symptoms and causes - Mayo Clinic
  • Angina: Symptoms, Causes & Treatment - Cleveland Clinic
  • Nyeri Dada (Angina Pectoris) - Penyebab, Gejala, & Tanda - Gleneagles Hospital
Artikel Lainnya

Deteksi Dini Penyakit Jantung dengan Tes CAC Score

Penyakit jantung koroner masih menjadi salah satu penyebab utama kematian di seluruh dunia. Banyak kasus yang baru terdeteksi saat kondisi sudah parah atau bahkan setelah serangan jantung terjadi. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk melakukan deteksi dini dan mengetahui risiko penyakit jantung sejak awal. Baca Juga: 11 Ciri-Ciri Penyakit Jantung yang Harus Dideteksi Sejak […]
03/07/2025

Ablasi Jantung: Pengertian, Tujuan, Prosedur, dan Risiko

Ablasi jantung termasuk tindakan medis sering jadi solusi gangguan irama jantung yang abnormal (aritmia). Walau terdengar kompleks, ablasi jantung menawarkan jalan kesembuhan bagi penderita, jika terapi dengan obat-obatan tak membawa hasil. Tindakan ini termasuk kedalam tindakan non-invasif, yang artinya tidak ada pembedahan. Ablasi jantung merupakan tindakan medis yang menggunakan energi panas atau dingin untuk mengatasi gangguan […]
30/01/2025

Echo Jantung: Jenis, Manfaat, dan Prosedur Pemeriksaannya

Pemeriksaan kesehatan jantung adalah salah satu langkah penting dalam menjaga kualitas hidup yang optimal. Di antara berbagai jenis tes yang tersedia, echo jantung atau ekokardiografi menjadi pilihan utama karena mampu memberikan gambaran jelas tentang kondisi jantung secara non-invasif. Pemeriksaan ini tidak hanya bermanfaat untuk mendeteksi berbagai kelainan jantung, tetapi juga untuk memantau kinerjanya dalam waktu […]
23/01/2025

Ingin berkonsultasi dengan dokter spesialis yang tepat?

Dengan lebih dari 90 dokter spesialis berpengalaman, kami siap memberikan penanganan terbaik untuk setiap keluhan dan penyakit yang Anda alami. Jelajahi dokter di rumah sakit kami dan temukan dokter yang sesuai dengan kebutuhan Anda.
Cari Dokter

Berasa lelah akut gan?

Ayo Cek Sekarang 
Klik Disini !

Halo,
Ada yang bisa
Kami bantu?

Customer Care
crossmenuchevron-down