Apakah dokter meminta Anda untuk melakukan pemeriksaan CRP? Jika ya, tak perlu khawatir. Walaupun prosedur ini tidak sepopuler pemeriksaan lain seperti rontgen thorax, tapi tes ini sama-sama efektif dan aman.
Dengan memantau kadar CRP (C-Reactive Protein), dokter bisa memahami tingkat keparahan peradangan atau infeksi. Dengan demikian, ini akan memudahkannya dalam proses diagnosis, serta memonitor efektivitas pengobatan.
Artikel ini akan membantu Anda memahami lebih dalam tentang:
Simak infonya sampai akhir.
C-reactive protein adalah sejenis protein yang dikeluarkan oleh hati karena adanya kondisi tidak normal pada tubuh. Adanya protein tersebut memicu proses inflamasi untuk mengusir zat asing atau mengembalikan kesetimbangan dalam tubuh.
Sebagaimana diketahui, inflamasi atau peradangan merupakan salah satu bentuk sistem kekebalan tubuh yang bekerja menangani kondisi abnormal. Kondisi tidak normal tersebut bisa berupa infeksi, cedera, atau bahkan stress.
Apa pun sebabnya, jumlah protein tersebut menunjukkan tingkat peradangannya. Dengan kata lain, semakin tinggi kadarnya artinya inflamasi dalam tubuh semakin hebat. Begitu pun sebaliknya.
Pemeriksaan CRP adalah tes untuk mengukur kadar protein tersebut dalam darah. Mengetahui konsentrasi zat tersebut dalam darah dapat membantu dokter untuk menilai dan mengevaluasi kondisi kesehatan pasien.
Ada dua jenis pemeriksaan CRP yang umum, yaitu:
Tes ini bertujuan untuk mengetahui kadar CRP secara umum dan membantu mengetahui adanya infeksi atau peradangan berat dalam tubuh.
Sensitivitas tes ini tergolong standar, karena itu fungsi utamanya untuk mengidentifikasi kadar di atas 10 mg/L sebagai petunjuk adanya inflamasi (peradangan) atau infeksi serius dalam tubuh.
Tes ini memiliki sensitivitas tinggi sehingga lebih akurat dalam mengukur kadar protein C-reaktif yang sangat rendah.
Karena itu, prosedur ini juga dapat berguna untuk memantau penyakit degeneratif, seperti aterosklerosis, yang mana kadar protein tersebut sering kali lebih tinggi dari rata-rata orang.
Bahkan jika kadarnya tidak terlalu tinggi, hasil tes ini tetap dapat membantu dalam memahami apakah Anda berisiko mengalami gangguan kardiovaskular atau pembuluh darah lainnya.
Tes CRP adalah salah satu alat diagnostik yang penting dalam dunia medis. Berikut beberapa manfaat utama dari tes ini:
Dengan memeriksa kadar protein C-reaktif, dokter bisa menentukan apakah infeksi dalam tubuh bersifat ringan atau berat.
Misalnya, infeksi seperti pneumonia, TBC, atau infeksi pada organ dalam akan menunjukkan peningkatan jumlah yang signifikan.
CRP tinggi menandakan tubuh sedang berjuang melawan infeksi atau peradangan yang perlu segera diatasi. Apabila hal ini bersamaan dengan D-dimer tinggi, menandakan adanya kondisi serius yang butuh intervensi segera.
Kadar yang sedikit meningkat, terutama melalui pemeriksaan hs-CRP, bisa menunjukkan risiko terjadinya penyakit jantung.
Tes ini bermanfaat bagi mereka yang memiliki faktor risiko penyakit kardiovaskular, seperti hipertensi atau diabetes, dan membantu memprediksi kemungkinan serangan jantung di masa depan.
Beberapa penyakit autoimun (sistem imun menyerang sel tubuh sendiri) seperti lupus dan rheumatoid arthritis, sering kali menimbulkan peradangan kronis dalam tubuh.
Dengan melakukan tes CRP secara berkala, dokter dapat memantau efektivitas pengobatan dan memastikan bahwa peradangan tetap terkendali.
Prosedur tes ini seperti saat Anda melakukan donor darah, sederhana dan cukup cepat. Anda bahkan bisa menyelesaikannya dalam beberapa menit saja.
Berikut tahapan yang akan Anda lalui:
Tidak ada pantangan makanan atau minuman yang harus dihindari sebelum tes ini, kecuali ada instruksi khusus dari dokter. Beberapa pasien mungkin akan diminta berhenti mengonsumsi obat antiinflamasi tertentu, seperti aspirin, yang dapat memengaruhi hasil tes.
Setelah sampel darah diambil, Anda bisa langsung melanjutkan aktivitas sehari-hari tanpa memerlukan waktu pemulihan. Hasil tes biasanya tersedia dalam satu atau dua hari, tergantung pada fasilitas laboratorium.
Pada CRP kuantitatif, hasilnya tertulis dalam bentuk angka miligram per liter (mg/L). Penafsiran hasilnya seperti berikut:
Tes CRP bisa Anda lakukan kapan saja, tetapi umumnya dokter akan merekomendasikannya dalam situasi-situasi berikut:
Jika Anda mengalami demam tinggi, batuk yang parah, atau nyeri di bagian tubuh tertentu, pemeriksaan mungkin diperlukan. Ini membantu dokter untuk mengetahui apakah ada infeksi berat yang memerlukan pengobatan segera.
Infeksi berat yang berkembang jadi sepsis bisa menyebabkan kerusakan hati. Ini mungkin bisa mengakibatkan gejala ureum rendah jika terjadi secara lama.
Bagi Anda yang memiliki riwayat keluarga dengan penyakit jantung atau faktor risiko lainnya seperti hipertensi, diabetes, atau kolesterol tinggi, tes CRP hs dapat membantu memonitor kesehatan jantung secara preventif.
Bagi penderita penyakit autoimun, CRP kuantitatif digunakan untuk memantau apakah pengobatan yang diberikan sudah cukup efektif dalam menekan peradangan.
Jika Anda baru saja menjalani operasi atau mengalami cedera berat, dokter mungkin akan melakukan tes ini untuk memastikan tidak ada infeksi sekunder yang terjadi di dalam tubuh.
Baca Juga
Jika Anda mengalami gejala di atas, jangan ragu untuk mendapatkan bantuan kesehatan dari dokter spesialis di RS Royal Progress.
Pemeriksaan CRP merupakan salah satu pemeriksaan dari paket Medical Check up Kesehatan Paru di RS Royal Progress. Pesan paket medical check up dengan mudah secara online di website RS Royal Progress, dan pastikan Anda cek kesehatan secara berkala untuk kondisi tubuh tetap optimal.