Logo RS Royal Progress
Menu
Buat Janji Temu
Home Blog Mengenal Penyakit Sirosis Hati: Penyebab, Gejala, dan Pengobatannya

Mengenal Penyakit Sirosis Hati: Penyebab, Gejala, dan Pengobatannya

20/05/2025

Pernahkah Anda membayangkan organ sekuat hati bisa menjadi "keras" dan kehilangan fungsinya secara perlahan? Sirosis hati, sebuah kondisi yang sering kali datang tanpa disadari, bukan sekadar penyakit hati biasa.

Penyakit yang terkenal juga sebagai sirosis hepatis adalah perjalanan panjang kerusakan yang diam-diam bisa menggerogoti kesehatan dan membawa konsekuensi serius bagi seluruh tubuh.

Namun, apa penyebab penyakit ini? Gejala apa yang perlu diwaspadai? Bagaimana pengobatannya?

Apa Itu Sirosis Hati?

Pengertian sirosis hati adalah kondisi di mana jaringan hati (hepatosit) yang sehat telah secara bertahap berganti dengan jaringan parut (fibrosis) hasil dari berbagai penyakit dan kondisi, termasuk hepatitis kronis jangka panjang atau gangguan penggunaan alkohol.

Hati memiliki mekanisme perbaiki diri yang otomatis akan memperbaiki luka dengan jaringan parut saat terjadi peradangan. Ketika proses peradangan terjadi secara berkelanjutan, ini memicu pembentukan fibrosis berlebihan. Akibatnya, hati gagal melakukan fungsinya dalam mekanisme perbaikan ini dan terjadilah kegagalan hati kronis.

Sirosis hati umumnya menyebabkan kerusakan permanen yang sulit untuk disembuhkan sepenuhnya. Meski demikian, jika penyakit ini terdeteksi sejak dini, perkembangan kerusakan lebih lanjut masih dapat dikendalikan.

Tanpa penanganan yang tepat, sirosis dapat memicu komplikasi serius seperti gagal hati dan hipertensi portal, serta meningkatkan ancaman kanker hati yang mengancam nyawa.

Penyebab Sirosis Hati

Sirosis hati adalah kerusakan hati progresif dan permanen hasil dari peradangan kronis di organ hati. Sejumlah penyakit hati kronis bisa menjadi sumber kondisi ini, seperti:

1. Hepatitis Akibat Alkohol

Konsumsi alkohol berlebihan dan berkepanjangan dapat secara bertahap merusak sel-sel hepatosit.

2. Steatohepatitis non-alkoholik (NASH)

Ini adalah kerusakan hati kronis akibat penumpukan lemak berlebih di hati, yang tidak berkaitan dengan konsumsi alkohol. NASH sering dikaitkan dengan sindrom metabolik yang mencakup kolesterol tinggi, gula darah tinggi, dan tekanan darah tinggi.

3. Hepatitis C kronis

Pada banyak individu yang terinfeksi, virus hepatitis C dapat berkembang menjadi kondisi kronis yang secara bertahap merusak organ hati. Meski kini sudah ada pengobatan antivirus yang efektif, banyak juga kasus penderita tidak menyadari keberadaannya sampai kerusakan organ masuk dalam tahap parah.

4. Hepatitis B kronis

Infeksi virus hepatitis B bisa menetap seumur hidup pada sebagian kecil orang dan mengakibatkan sirosis bila tidak dikontrol. Kondisi ini bisa dikelola dengan obat, meski belum dapat disembuhkan sepenuhnya.

5. Kondisi Lain

Selain penyebab utama di atas, sirosis juga dapat timbul akibat kondisi lain, seperti:

  • Penyakit autoimun pada saluran empedu, seperti hepatitis autoimun, primary biliary cholangitis, dan primary sclerosing cholangitis yang menyerang hati dan saluran empedu.
  • Kelainan genetik, seperti penyakit Wilson, fibrosis kistik, dan gangguan penyimpanan glikogen, yang mengakibatkan akumulasi senyawa berbahaya di dalam hati.
  • Hepatitis toksik, akibat paparan jangka panjang terhadap zat kimia berbahaya atau penggunaan obat tertentu, termasuk obat pereda nyeri yang dijual bebas jika dikonsumsi berlebihan.
  • Penyakit jantung tertentu, seperti gagal jantung kongestif atau iskemia kronis, yang dapat menyumbat aliran darah menuju hati dan mengakibatkan kerusakan organ.

Siapa yang Berisiko Tinggi Mengalami Sirosis?

Probabilitas terkena sirosis meningkat pada individu yang memiliki keadaan-keadaan berikut:

  • Usia di atas 50 tahun
  • Riwayat penggunaan alkohol dengan intensitas tinggi dan durasi panjang
  • Infeksi hepatitis B atau C kronis
  • Mengidap sindrom metabolik (gabungan dari obesitas, diabetes, tekanan darah tinggi, dan kolesterol tinggi)

Gejala Sirosis Hati

Gejala Sirosis Hati
Berat Badan menurun dan Mata Kuning - Gejala Sirosis Hati

Sirosis hati umumnya berkembang lambat dan tanpa gejala jelas sampai kerusakan hati parah. Ketika gejala mulai muncul, biasanya menandakan bahwa fungsi hati sudah terganggu secara signifikan.

Berikut beberapa tanda umum yang bisa dialami penderita:

  • Kelelahan ekstrem yang tidak membaik meskipun sudah cukup istirahat.
  • Mudah memar atau berdarah karena menurunnya kemampuan hati dalam memproduksi protein pembekuan darah.
  • Hilangnya nafsu makan. Bisa disertai mual atau rasa tidak nyaman pada perut.
  • Penurunan berat badan tanpa alasan.
  • Pembengkakan pada kaki, pergelangan kaki, atau perut (edema dan asites) akibat penumpukan cairan.
  • Kulit terasa gatal, sering kali tanpa alasan.
  • Menguningnya kulit dan sklera mata (jaundice) terjadi akibat tingginya kadar bilirubin dalam darah.
  • Muncul pembuluh darah kecil seperti laba-laba di permukaan kulit (spider angioma).
  • Telapak tangan memerah atau palmar erythema.
  • Kuku tampak pucat, terutama pada ibu jari dan jari telunjuk.
  • Perubahan bentuk ujung jari, menjadi lebih bulat dan melebar (clubbing).
  • Gangguan hormon, seperti tidak haid (di luar masa menopause) pada wanita, atau menurunnya gairah seksual, mengecilnya testis, dan pembesaran payudara (ginekomastia) pada pria.
  • Masalah kognitif, seperti kebingungan, mengantuk berlebihan, atau bicara menjadi tidak jelas, yang bisa menjadi tanda ensefalopati hepatik, kondisi serius akibat akumulasi racun di otak.

Karena gejala-gejala ini bisa samar atau dikira berasal dari kondisi lain, penting untuk mewaspadai perubahan-perubahan tersebut, terutama jika Anda memiliki faktor risiko sirosis seperti pecandu berat alkohol, hepatitis kronis, atau penyakit hati lainnya.

Komplikasi Sirosis Hati

Ketika sirosis hati tidak mendapatkan penanganan yang semestinya, kerusakan hati dapat memburuk dan memicu berbagai komplikasi umum, seperti:

  • Hipertensi portal
  • Pembengkakan kaki (edema)
  • Pembesaran Limpa (Splenomegali)
  • Ensefalopati Hepatik
  • Komplikasi Lainnya: Penyakit kuning pada orang dewasa, gangguan nutrisi atau malnutrisi, infeksi yang lebih sering, perkembangan sirosis akut atau kronis, penyakit tulang, dan peningkatan risiko kanker hati.

Diagnosis Sirosis Hati

Di fase-fase awal perkembangannya, sirosis hati sering kali tidak menimbulkan tanda-tanda yang nyata, sehingga banyak pasien tidak menyadari adanya penyakit ini. Kondisi ini umumnya baru terungkap melalui analisis sampel darah atau evaluasi medis periodik untuk memantau status kesehatan secara komprehensif.

Akan tetapi, guna mengonfirmasi diagnosis sirosis, dokter mungkin akan menyarankan beberapa jenis pemeriksaan lebih lanjut, seperti:

  1. Tes darah untuk menilai fungsi hati, termasuk mengukur kadar bilirubin dan enzim hati tertentu.
  2. Tes pencitraan, seperti MRI, X-ray, atau CT-Scan, yang digunakan untuk melihat kondisi fisik hati dan jaringan sekitarnya.
  3. Biopsi hati, yaitu prosedur untuk mengambil sampel jaringan hati guna dianalisis di laboratorium, memastikan adanya kerusakan atau fibrosis.

Informasi dari pemeriksaan ini sangat penting dalam menilai seberapa parah kerusakan hati dan merencanakan penanganan yang efektif.

Pengobatan Sirosis Hati

Penatalaksanaan sirosis hati berfokus pada tiga hal utama, yaitu:

  • memperlambat perkembangan penyakit
  • mengurangi keluhan pasien
  • mencegah timbulnya komplikasi lanjutan

Untuk itu, dokter umumnya mengimplementasikan metode berikut dalam terapi sirosis hati:

1. Pengobatan Antivirus

Jika penyebab sirosis adalah infeksi virus hepatitis, terapi obat antivirus dapat efektif untuk mengontrol infeksi tersebut, sehingga memitigasi kerusakan hepar yang progresif.

2. Diet Rendah Garam dan Obat Diuretik

Ketika sirosis menyebabkan akumulasi cairan di tubuh (seperti asites atau edema), diet rendah garam dan penggunaan obat diuretik bisa membantu meminimalkan edema, dengan mengeluarkan cairan berlebih dari tubuh.

3. Obat Hipertensi Portal

Untuk mengatasi peningkatan tekanan darah di vena portal atau hipertensi portal, obat-obatan dengan tujuan menurunkan hipertensi portal dapat meminimalkan risiko terjadinya varises yang berakibat pada perdarahan.

4. Beta Blocker

Obat ini bekerja dengan mengurangi risiko perdarahan akibat varises esofagus, sebuah komplikasi yang sering mengancam pasien dengan sirosis hati.

5. Transplantasi Hati

Transplantasi hati menjadi pilihan terakhir untuk sirosis stadium akhir (gagal hati). Prosedur ini menggantikan hati yang rusak dengan organ sehat dari donor. Dengan begitu, pasien bisa memperoleh pemulihan fungsi hati normal.

6. Obat Herbal

Saat ini, beragam terapi alternatif, seperti milk thistle (silymarin), merica panjang (long pepper), dan konsumsi kopi telah dicoba untuk mengatasi penyakit hati. Namun, belum ada riset yang cukup kuat untuk merekomendasikan penggunaan obat herbal dalam mengobati sirosis hati.

Lebih lanjut, beberapa pengobatan alternatif justru berpotensi membahayakan hati. Pemilihan metode pengobatan sirosis hati sangat dipengaruhi oleh penyebab dan tingkat keparahan. Jadi, selalu konsultasikan kondisi Anda dengan dokter untuk mendapatkan rekomendasi perawatan yang sesuai.

Sirosis hati adalah kondisi medis serius yang bisa menyebabkan komplikasi berbahaya jika tidak mendapat intervensi medis dengan cepat. Melalui deteksi sejak dini seperti medical check up dan pengobatan yang sesuai, Anda memiliki peluang untuk memperlambat progresivitas penyakit dan menghindari kerusakan hati yang lebih lanjut.

Jika Anda memiliki faktor risiko atau gejala yang mengarah pada sirosis hati, segera cek fungsi hati Anda. Kemudian konsultasikan dengan Dokter Spesialis Penyakit Dalam di RS Royal Progress untuk memperoleh penanganan yang tepat demi menjaga kesehatan hati Anda.

  • Liver Cirrhosis - What It Is, Signs/Symptoms, Treatment - NUHS
  • Cirrhosis of the Liver: Signs & Symptoms, Causes, Stages - Cleveland Clinic
  • Cirrhosis - Symptoms and causes - Mayo Clinic
  • Cirrhosis of the Liver: Symptoms, Stages, and Treatment - WebMD
  • Sirosis Hati - Ayo Sehat - Kementerian Kesehatan RI
Artikel Lainnya

Hipoglikemia: Kenali Gejala, Penyebab, dan Cara Mengatasinya

Hipoglikemia mungkin terdengar seperti istilah medis yang hanya relevan bagi penderita diabetes. Namun, kondisi ini bisa dialami oleh siapa saja, termasuk orang yang tidak memiliki riwayat penyakit gula. Serangan hipoglikemia bisa terjadi tiba-tiba dan membuat tubuh lemas, bingung, bahkan membahayakan nyawa jika tidak segera ditangani. Oleh karena itu, penting untuk memahami apa itu hipoglikemia, bagaimana […]
27/05/2025

Apa Itu Kanker Hati? Kenali Penyebab, Gejala, dan Pengobatannya

Merasakan nyeri samar di abdomen kanan atas, kelelahan tak kunjung hilang, atau kulit berubah warna menjadi kuning? Jangan anggap sepele! Gejala-gejala ini bisa menjadi pertanda adanya masalah serius pada hati, termasuk ancaman kanker hati. Penyakit tumor ganas yang sering disebut "pembunuh diam-diam" ini kerap berkembang tanpa peringatan dini yang jelas. Oleh karena itu, mari telaah […]
22/05/2025

Mengenal Penularan Hepatitis A, B, C, D, E dan Cara Efektif Mencegahnya

Penularan hepatitis masih menjadi tantangan besar dalam dunia kesehatan. Sebab, penyakit yang menyerang hati ini berisiko mendatangkan komplikasi parah, mulai dari sirosis hingga kanker hati, terutama jika penanganannya tidak maksimal atau terlambat. Sayangnya, masih banyak banyak orang belum paham bahwa hepatitis bukan hanya disebabkan oleh infeksi virus, tetapi juga bisa karena kebiasaan gaya hidup atau […]
19/05/2025

Ingin berkonsultasi dengan dokter spesialis yang tepat?

Dengan lebih dari 90 dokter spesialis berpengalaman, kami siap memberikan penanganan terbaik untuk setiap keluhan dan penyakit yang Anda alami. Jelajahi dokter di rumah sakit kami dan temukan dokter yang sesuai dengan kebutuhan Anda.
Cari Dokter

Berasa lelah akut gan?

Ayo Cek Sekarang 
Klik Disini !

Halo,
Ada yang bisa
Kami bantu?

Customer Care
crossmenuchevron-down