Merasakan nyeri samar di abdomen kanan atas, kelelahan tak kunjung hilang, atau kulit berubah warna menjadi kuning? Jangan anggap sepele! Gejala-gejala ini bisa menjadi pertanda adanya masalah serius pada hati, termasuk ancaman kanker hati.
Penyakit tumor ganas yang sering disebut "pembunuh diam-diam" ini kerap berkembang tanpa peringatan dini yang jelas. Oleh karena itu, mari telaah lebih lanjut mengenai penyebab, gejala lain, dan berbagai pilihan terapi untuk kanker liver.
Kanker hati adalah tumor ganas yang terbentuk karena adanya pertumbuhan sel abnormal tak terkontrol di dalam organ. Tumor ini dapat merusak keseluruhan fungsi hati. Pertumbuhannya juga bisa menyebar ke organ lain (metastasis) apabila tidak segera mendapatkan intervensi medis.
Secara garis besar, terdapat dua kategori utama kanker hati, yaitu.
Jenis kanker ini bermula langsung dari sel-sel hati sendiri, yang kemudian memunculkan beberapa istilah medis untuk jenis-jenis kanker hati primer. Berikut adalah jenis-jenisnya.
Karsinoma hepatoseluler (HCC) adalah jenis kanker hati paling umum. Kanker ini berkembang dari sel hepatosit, sel hati utama yang memproses nutrisi dalam darah.
Umumnya, risiko HCC meningkat pada individu dengan infeksi hepatitis B atau C kronis, sirosis hati, pecandu alkohol berat, penyakit hati berlemak nonalkoholik, hiperglikemia, dan obesitas.
Baca Juga:
Angiosarkoma hati merupakan tumor ganas yang bersumber dari sel pembuluh darah dalam organ. Karakteristik utamanya adalah tumor ini memiliki perkembangan yang pesat, sehingga gejalanya sering kali baru terdeteksi saat stadiumnya sudah lanjut.
Kanker ini berasal dari berasal dari sel-sel yang melapisi saluran empedu. Lokasi awal pertumbuhan kanker bisa di dalam hati (intrahepatik) maupun di luar organ hati (ekstrahepatik).
Jenis kanker ini terbilang langka dan berkembang dari sel hepatosit yang imatur, muda, atau belum matang. Karena itu, hepatoblastoma lebih umum terjadi pada anak-anak dengan usia kurang dari tiga tahun.
Kanker hati sekunder terjadi ketika sel-sel kanker dari organ lain, seperti usus besar, paru-paru, atau payudara, berpindah dan membentuk tumor baru di hati.
Meskipun penyebab pasti kanker hati primer seringkali kompleks dan melibatkan interaksi berbagai faktor, beberapa kondisi dan gaya hidup dapat meningkatkan risiko seseorang terkena penyakit kanker hati.
Berikut sejumlah kondisi yang mampu meningkatkan risiko seseorang terkena kanker hati.
Infeksi kronis hepatitis B (HBV) dan C (HCV) adalah penyebab utama kanker hati global. Peradangan virus hepatitis secara berkepanjangan menyebabkan sel hepatosit rusak dan merangsang sel kanker.
Berbagai faktor, seperti alkoholisme dan hepatitis kronis, penyakit hati berlemak non-alkoholik (NAFLD), dapat secara signifikan membentuk fibrosis atau jaringan parut pada hati. Hal ini dapat secara nyata meningkatkan kemungkinan terjadinya kanker liver.
Mengonsumsi alkohol dalam jumlah tinggi memicu peradangan hati yang pada gilirannya meningkatkan risiko penyakit hati serius.
Penyakit hati berlemak non-alkoholik (NAFLD) dan non-alcoholic steatohepatitis (NASH) juga bisa jadi penyebabnya. Peradangan dan sel hepatosit yang rusak hingga berujung pada kanker hati juga bisa muncul bersamaan dengan masalah medis ini; obesitas, diabetes tipe 2, dan sindrom metabolik.
Ini adalah penyebab utama kanker hati di daerah dengan sanitasi buruk dan penyimpanan makanan yang kurang memadai. Makanan yang tersimpan di lokasi seperti ini dapat menumbuhkan jamur aflatoksin, racun yang dalam jumlah besar dan terus-menerus masuk ke tubuh dapat memicu penyakit hati serius.
Asupan makanan yang tinggi lemak jenuh dan surplus kalori menyebabkan peningkatan massa tubuh yang berkontribusi pada NAFLD. Apabila masalah ini tidak terkontrol maka bisa berakibat ke NASH. Yang mana keduanya bagian dari penyebab kanker liver.
Konsumsi jenis obat tertentu dalam waktu lama juga berpotensi mengembangkan kanker hati. Contohnya konsumsi steroid anabolik dan obat yang berfungsi untuk menekan respons imun tubuh (imunosupresan).
Memiliki keluarga dengan riwayat kanker meningkatkan kemungkinan seseorang mengembangkan kanker di kemudian hari. Selain itu, seseorang yang pernah melakukan operasi kolesistektomi (pengangkatan kandung empedu) juga berisiko mengalaminya.
Beberapa kondisi medis langka, seperti primary biliary cholangitis dan hereditary hemochromatosis, juga berpotensi mengembangkan kanker hati.
Mirisnya, kanker liver seringkali bersifat asimtomatik pada stadium awal. Gejala biasanya baru muncul saat tumor telah membesar atau ketika kanker telah bermetastasis.
Umumnya, seseorang akan mengalami beberapa kondisi berikut saat kanker heparnya mulai parah:
Namun, beberapa tipe kanker hati memiliki kemampuan untuk menstimulasi produksi hormon tertentu.
Sayangnya, hormon-hormon ini dapat berdampak pada organ tubuh lain, sehingga memunculkan gejala yang berbeda, seperti:
Ingatlah, gejala ini bisa juga disebabkan kondisi tidak berbahaya seperti masalah pencernaan biasa. Namun, segera konsultasikan dokter jika Anda mengalaminya untuk evaluasi lebih lanjut.
Ketika Anda merasakan gejala tidak biasa dan konsultasi dengan dokter. Dokter mungkin melakukan hal berikut untuk menguatkan diagnosa.
Dokter akan memulai diagnosis dengan menanyakan riwayat kesehatan, faktor risiko yang mungkin Anda miliki, dan gejala yang Anda rasakan, serta pemeriksaan fisik.
Tes darah untuk mengevaluasi fungsi hati dan mengidentifikasi penanda tumor seperti AFP (alpha-fetoprotein). Namun, AFP tinggi bukanlah angka pasti yang mengindikasikan kanker hati.
Untuk memvisualisasikan kondisi hati dan mengidentifikasi keberadaan tumor, dokter akan memanfaatkan berbagai teknik pencitraan, seperti:
Ini adalah cara pasti untuk diagnosa penyakit hati dan jenis sel kankernya. Metodenya dengan mengambil sampel hepatosit untuk pemeriksaan mikroskopis. Umumnya, dokter akan biopsi dengan dua cara; jarum (perkutan) atau bedah medis.
Setelah serangkaian pemeriksaan lanjutan, dokter akan menetapkan stadium atau tingkat keparahan kanker hati pada pasien. Informasi stadium ini sangat krusial karena akan memengaruhi pemilihan pendekatan terapi yang paling efektif. Stadium kanker hati meliputi.
Stadium A terbagi menjadi dua, yaitu 1A dan 1B:
Pada fase ini, fungsi hati masih bagus dan tubuh bisa memunculkan gejala ringan-sedang atau bahkan tidak sama sekali.
Dari stadium 1B, tumor akan terus membesar hingga maksimal 5 cm dalam organ. Selnya pun belum menyebar. Fungsi hati juga masih baik, sehingga kondisi tubuh secara keseluruhan masih prima. Pasien juga belum tentu memunculkan gejala pada kondisi ini.
Kondisi yang tak terdeteksi mengembangkan kanker hati menuju tahap 3 atau C yang terbagi dalam dua fase: 3A dan 3B.
Stadium 3 berbeda dengan fase sebelumnya. Di sini, terdapat banyak tumor dengan ukuran lebih dari 5 cm di dalam organ. Sementara pada tahap kedua, tumor sudah mencapai vena portal (vena besar di hati).
Di sini pasien mulai menunjukkan sejumlah indikasi medis.
Kanker akan terus berkembang hingga menuju stadium akhir, stadium 4 atau D. Kondisi ini menunjukkan penyebaran sel kanker ke saluran yang lebih jauh, seperti kelenjar getah bening, pembuluh darah, dan organ lain. Kondisi hati mulai rusak parah dan pasien mulai memburuk keadaannya.
Penatalaksanaan kanker hati bergantung pada stadium, ukuran dan lokasi tumor, fungsi hati, dan kesehatan umum pasien. Beberapa pilihan pengobatan yang tersedia, yaitu:
Meskipun tidak semua kanker hati bisa dicegah, ada beberapa langkah untuk mengurangi risiko, seperti:
Meskipun kanker hati adalah kondisi kesehatan yang berat, adanya kemajuan yang berkelanjutan dalam metode diagnosis dan pengobatan terus menumbuhkan harapan bagi para pasien yang mengalaminya.
Deteksi dini melalui kesadaran akan faktor risiko dan gejala, serta skrining atau medical check up pada kelompok berisiko tinggi, memainkan peran penting dalam meningkatkan peluang keberhasilan pengobatan.
Jangan tunda jika Anda memiliki faktor risiko kanker hati atau mengalami gejala yang mengkhawatirkan, segera lakukan skrining fungsi hati atau konsultasikan diri Anda ke dokter Spesialis Penyakit Dalam di RS Royal Progress untuk diagnosis dan penanganan lebih lanjut.