Hingga tahun 1920-an, abses paru (lung abscess) termasuk penyakit mematikan dengan tingkat mortalitas mencapai 75%. Kabar baiknya, kejadian lung abscess menurun sejak penemuan antibiotik di akhir tahun 1940-an. Kendati demikian, kondisi ini masih menyumbang angka kematian 10-20% jika tidak diobati.
Mengingat dahsyatnya efek penyakit tersebut, diagnosis dini dan pengobatan intensif mampu menghindarkan pasien dari komplikasi yang mengancam nyawa. Untuk tujuan itu, sebaiknya Anda memahami betul-betul seluk-beluk abses paru untuk melindungi baik diri sendiri maupun orang tersayang dari bahayanya.
Paru-paru sehat mestinya bertekstur halus dan memiliki pleura (selaput luar) yang menyelubungi lobus. Mengenai struktur internalnya, alveoli (kantung udara) dibagikan ke seluruh jaringan untuk memfasilitasi pertukaran gas.
Dengan demikian, paru-paru yang sehat berfungsi seefisien mungkin. Organ ini seharusnya dapat mengedarkan oksigen dan membuang karbon dioksida dengan lancar tanpa tersumbat atau tertimbun cairan.
Sebaliknya, rongga berisi nanah terlihat di dalam jaringan paru-paru jika organ tersebut mempunyai abses. Selain itu, area di sekitar abses akan tampak berwarna keabu-abuan, kuning, atau cokelat.
Perubahan warna itu disebabkan oleh infeksi, nekrosis (kematian jaringan), dan penimbunan nanah. Jaringan paru-paru yang sakit juga terancam menjadi rapuh, tidak seperti jaringan sehat yang elastis.
Di dalam rongga abses, biasanya terdapat nanah yang bercampur darah atau lendir. Bila abses ini pecah, maka rongga kosong akan terbentuk. Rongga kosong ini dapat menciptakan ketidakteraturan kantong udara yang teramati dalam pemindaian pencitraan.
Jadi, abses paru adalah kondisi paru-paru yang berubah warna dan berisi kantong nanah, jaringan nekrosis, dan darah, serta mengalami penebalan dinding di sekitar area yang terdampak.
Berdasarkan durasinya, ada dua jenis abses paru, yaitu yang akut (berlangsung kurang dari 6 minggu) dan yang kronik (tidak kunjung membaik hingga lebih dari 6 minggu).
Selain itu, lung abscess juga ada yang bersifat primer dan sekunder. Kondisi primer terjadi akibat menghirup keluarnya cairan dari mulut atau tenggorokan penderita yang mengandung bakteri.
Jenis ini sering ditemukan pada:
Di sisi lain, kondisi abses pada paru yang sekunder merupakan komplikasi dari kondisi lain, yaitu:
Orang awam umumnya penasaran apakah abses paru menular. Sebenarnya, penyakit ini tidak menular. Memang benar jika abses dapat terjadi akibat infeksi di dalam paru., tetapi ini biasanya merupakan efek samping dari penyakit lain, seperti pneumonia atau cedera paru-paru.
Pada orang yang kekebalan tubuhnya lemah, abses paru kemungkinan berasal dari organisme dari luar mulut atau tenggorokan, seperti jamur atau Mycobacterium tuberculosis (organisme penyebab TBC).
Sementara itu, bakteri lain yang juga bisa memicu abses adalah streptokokus dan stafilokokus, di antaranya Staphylococcus aureus yang kebal methicillin (MRSA) dan tergolong infeksi serius.
Penyumbatan (obstruksi) saluran udara juga dapat berujung pada formasi abses. Di samping itu, komplikasi seperti paru-paru bocor juga tidak jarang menyertai abses, lebih-lebih lagi kalau jaringan parenkim rusak.
Pada kasus yang lebih langka, abses ditimbulkan oleh bakteri atau gumpalan darah yang terinfeksi lalu berpindah melalui aliran darah ke paru-paru dari tempat lain yang terinfeksi di dalam tubuh.
Awalnya, lung abscess susah dibedakan dengan pneumonia (infeksi paru-paru) karena gejalanya terlihat sebelas dua belas, yaitu:
Dalam beberapa kasus, pasien boleh jadi mengalami anemia (kadar sel darah merah rendah) gara-gara peradangan dan infeksi kronis.
Namun, bila kemudian abses pecah ke saluran napas dan pasien akhirnya vomique (batuk nanah), ini merupakan tanda jelas dari lung abscess. Sebelum mencapai tahap ini, pasien akan terus batuk berdahak disertai hemoptisis (batuk darah) seandainya pembuluh darah di paru-paru rusak.
Dalam kasus yang lebih serius, abses juga bisa memperlihatkan kondisi finger clubbing yang merupakan tanda penyakit paru jangka panjang.
Untuk mendiagnosis abses di paru-paru, dokter lazimnya mengutamakan pemeriksaan berikut ini:
Selain itu, dokter juga dapat mempertimbangkan tes tambahan apabila membutuhkan pencitraan yang lebih jelas atau pengambilan sampel paru-paru yang lebih lengkap, seperti:
Tes-tes di atas sangat berguna khususnya untuk kasus-kasus pelik atau yang kurang jelas agar dapat menjadi pedoman untuk pengobatan yang tepat.
Baca Juga:
Apakah abses paru bisa sembuh? Jawabannya sudah pasti "ya".
Bila abses berukuran kecil dan pasien tidak sakit berat, rawat jalan dapat menjadi pilihan. Setelah pemberian antibiotik awal di rumah sakit, pasien dapat menjalani rawat jalan untuk menuntaskan terapi jangka panjang.
Berikut beberapa pilihan cara mengobati abses paru.
Pengobatan standar untuk infeksi paru-paru akibat bakteri anaerob adalah clindamycin. Bila MRSA adalah penyebab absesnya, dokter akan mempertimbangkan vancomycin dan linezolid.
Sementara itu, ampicillin plus sulbactam setara efektivitasnya dengan clindamycin dalam pengobatan pneumonia aspirasi dan abses. Untuk kondisi ini, dokter juga dapat menggunakan moxifloxacin.
Pasien biasanya mulai membaik seiring dengan berkurangnya demam. Keadaan ini biasa terjadi dalam waktu 3-4 hari setelah pemberian antibiotik.
Demam yang menetap lebih dari durasi tersebut mengindikasikan penolakan pengobatan. Oleh karena itu, pasien ini mesti menjalani pemeriksaan lebih lanjut untuk memastikan penyebab gagal terapi.
Untuk abses nonkomplikasi, jarang sekali memerlukan operasi. Namun, pasien harus menjalani pembedahan apabila kondisinya tidak membaik setelah minum antibiotik. Neoplasma dan kelainan paru bawaan juga mengindikasikan perlunya operasi.
Selain itu, tanda-tanda lainnya meliputi:
Dokter dapat melakukan drainase kateter perkutan dengan memasukkan kateter melalui kulit ke dalam abses untuk menguras nanah. Namun, jika infeksi parah atau drainase kurang efektif, bagian dari jaringan paru yang terinfeksi akan diangkat melalui bedah.
Untuk ini, dokter dapat memilih antara lobektomi (pengangkatan seluruh lobus paru) atau pneumonektomi (pengangkatan seluruh paru).
Baca Juga:
Apabila Anda atau orang terdekat mencurigai gejala-gejala abses paru, segera konsultasikan dengan dokter untuk penanganan lebih lanjut. Di Rumah Sakit Royal Progress, dokter spesialis paru dan pernapasan siap memberikan diagnosis dan perawatan yang tepat. Ingat, pemeriksaan dini penting untuk mencegah komplikasi, maka dari itu, alangkah baiknya juga untuk rutin melakukan medical check up paru yang bisa Anda pesan secara online di website RS Royal Progress.