Hasil tes yang menunjukkan ureum rendah mungkin terdengar kurang familiar bagi sebagian orang, Sayangnya, Anda wajib mewaspadainya karena kondisi ini bisa menjadi indikator penting tentang kesehatan tubuh, terutama fungsi ginjal dan hati.
Ureum adalah produk limbah yang terbentuk dari pemecahan protein oleh hati dan dikeluarkan dari tubuh melalui urin. Jika hasil tes ureum rendah, artinya ada indikasi masalah kesehatan yang mendasarinya. Apa penyebab di balik kondisi ini? Gejala apa yang harus diwaspadai, dan bagaimana cara mengatasinya?
Mari kita bahas lebih lanjut!
Penyebab Kadar Ureum Rendah
Untuk mengetahui kadar ureum, Anda perlu melakukan pemeriksaan BUN test (blood urea nitrogen). Kadar ureum ditunjukkan dalam satuan miligram per desiliter dan hasilnya bisa bervariasi tergantung usia dan jenis kelamin.
- Anak-anak usia 1-17 tahun: 7-20 mg/dL
- Wanita dewasa: 6-21 mg/dL
- Pria dewasa: 8-24 mg/dL
Perlu Anda ketahui, hasil tes menunjukkan kadar ureum yang rendah, yaitu kurang dari 6 atau 7 mg/dL adalah kasus yang cukup jarang terjadi dan kebanyakan tidak terlalu mengkhawatirkan.
Faktor ureum rendah sendiri bisa dipicu oleh beberapa kondisi, yaitu:
1. Diet atau Pola Makan yang Sangat Rendah Protein
Ureum adalah produk limbah yang dihasilkan dari pemecahan protein dalam tubuh. Ketika seseorang mengonsumsi makanan yang sangat rendah protein, jumlah protein yang dicerna dan dipecah juga berkurang. Akibatnya, produksi ureum menurun, dan kadar ureum dalam darah akan lebih rendah dari normal.
2. Kekurangan Gizi
Kekurangan gizi, khususnya yang disebabkan oleh asupan nutrisi terutama protein yang tidak memadai, dapat mengakibatkan rendahnya kadar ureum. Hal ini bisa terjadi baik karena asupan makanan yang buruk atau malabsorpsi ketika tubuh kesulitan menyerap nutrisi secara optimal.
3. Overhidrasi
Overhidrasi terjadi ketika tubuh menerima terlalu banyak cairan, yang menyebabkan pengenceran darah dan berkurangnya konsentrasi berbagai zat, termasuk ureum.
4. Kehamilan
Selama kehamilan, perubahan fisiologis dalam tubuh wanita dapat menyebabkan penurunan kadar ureum.
5. SIADH (Syndrome of Inappropriate Antidiuretic Hormone Secretion)
SIADH adalah kondisi di mana tubuh memproduksi terlalu banyak hormon antidiuretik (ADH). Hormon ini membantu ginjal mengendalikan jumlah air yang hilang dari tubuh melalui urin. Namun pada kasus SIADH, ini justru menyebabkan tubuh menahan terlalu banyak air.
6. Sirosis Hati
Sirosis adalah kondisi kronis di mana jaringan hati yang sehat secara bertahap digantikan oleh jaringan parut (fibrosis) akibat kerusakan yang berlangsung dalam waktu lama. Hal ini bisa terjadi akibat infeksi, penyakit hati lain, atau kecanduan alkohol.
Gejala Ureum Rendah
Gejala ureum rendah bisa bervariasi, tergantung pada faktor pemicunya. Secara umum penyebab yang paling berbahaya dari rendahnya kadar ureum adalah SIADH dan Sirosis hati.
1. Gejala pada Penderita SIADH
- Kelemahan atau kelelahan
- Mual dan muntah
- Kram otot atau kejang
- Sakit kepala
- Kebingungan atau penurunan kesadaran pada kondisi lebih lanjut
2. Gejala pada Penderita Sirosis Hati
- Kelelahan
- Mudah berdarah atau memar
- Hilang nafsu makan
- Mual
- Pembengkakan di kaki, telapak kaki, atau pergelangan kaki, yang disebut edema
- Penurunan berat badan
- Kulit gatal
- Perubahan warna kuning pada kulit dan mata
- Penumpukan cairan di perut
- Kemerahan pada telapak tangan
- Kuku pucat, terutama ibu jari dan jari telunjuk
Cara Mengatasi Ureum Rendah
Karena mempunyai penyebab yang berbeda-beda, cara mengatasi kadar ureum rendah tentunya juga tak sama.
1. Kekurangan Gizi
Berikut adalah beberapa solusi untuk mengatasi kekurangan gizi:
- Meningkatkan asupan makanan bergizi seimbang
Pastikan mengonsumsi makanan yang kaya karbohidrat, protein, lemak sehat, serta vitamin dan mineral.
- Suplementasi gizi
Gunakan suplemen nutrisi jika kekurangan spesifik seperti zat besi atau vitamin D terdeteksi.
- Mengatur jadwal makan
Tetapkan jadwal makan yang teratur untuk memastikan tubuh mendapat nutrisi yang cukup sepanjang hari.
- Konsultasi dengan ahli gizi
Anda dapat bekerjasama dengan ahli gizi untuk menyusun rencana makan yang sesuai dengan kebutuhan individu.
- Mengatasi kondisi medis yang mendasari
Jika kekurangan gizi disebabkan oleh penyakit, pastikan untuk mengobati kondisi tersebut agar penyerapan nutrisi dapat optimal.
2. Overhidrasi
Untuk mengatasi overhidrasi, ini dia beberapa hal yang dapat dilakukan:
- Mengurangi asupan cairan
Batasi jumlah air yang diminum dan pastikan sesuai kebutuhan tubuh.
- Memantau konsumsi cairan
Untuk penderita gangguan ginjal atau hormon diperlukan pemantauan ketat terhadap jumlah cairan yang dikonsumsi setiap hari. Konsultasikan dengan dokter untuk mendapat rekomendasi jumlah cairan yang boleh dikonsumsi setiap hari.
- Menggunakan diuretik
Dokter mungkin akan meresepkan obat diuretik untuk membantu menguras kelebihan cairan dari tubuh.
- Menangani kondisi medis yang jadi pemicu
Pastikan penyakit yang menyebabkan overhidrasi, seperti gangguan ginjal atau hormon, mendapatkan penanganan yang tepat.
3. SIADH (Syndrome of Inappropriate Antidiuretic Hormone Secretion)
Kondisi SIADH dapat diatasi atau paling tidak diminimalkan dengan langkah-langkah berikut:
- Membatasi asupan cairan
Batasi jumlah cairan yang dikonsumsi untuk mencegah penumpukan cairan berlebih dalam tubuh, sesuai rekomendasi dokter.
- Terapi dengan larutan garam hipertonik
Pada kasus yang lebih serius, dokter mungkin akan memberikan infus saline 3% untuk membantu menyeimbangkan kadar natrium dalam darah.
- Menggunakan obat penghambat ADH
Dokter mungkin akan merekomendasikan konsumsi obat-obatan atau memberikan suntikan untuk memblokir efek hormon ADH pada ginjal. Hal ini bertujuan tubuh dapat mengeluarkan kelebihan cairan secara lebih efektif.
- Pengawasan medis ketat
Pada kondisi yang lebih parah dokter akan memantau penderita secara berkala untuk menyesuaikan pengobatan dan pencegahan komplikasi.
4. Sirosis Hati
Sirosis hati tidak dapat disembuhkan, namun upaya pengobatan dapat membantu memperlambat perkembangan penyakit dan mencegah komplikasi lebih lanjut. Berikut beberapa hal yang dapat dilakukan.
- Mengobati infeksi dan kondisi yang mendasari
Dokter akan memberikan resep obat-obatan yang tepat untuk mengatasi infeksi hepatitis, mengontrol tekanan darah tinggi, serta mengurangi penumpukan cairan dalam tubuh.
- Menerapkan pola makan sehat
Konsumsi makanan yang seimbang, rendah garam, dan kaya nutrisi untuk mendukung fungsi hati dan mengurangi komplikasi sirosis.
- Berhenti merokok dan menghindari alkohol
Hindari konsumsi alkohol dan berhenti merokok untuk mencegah kerusakan lebih lanjut pada hati.
- Rutin berolahraga
Lakukan aktivitas fisik yang teratur untuk menjaga berat badan ideal dan meningkatkan kesehatan tubuh secara menyeluruh. Tanyakan kepada dokter Anda jenis olahraga yang ideal sesuai kondisi dan kebutuhan.
- Melakukan pemeriksaan kesehatan berkala
Pantau kondisi hati secara teratur dengan pemeriksaan medis dan tes laboratorium untuk mendeteksi perubahan yang memerlukan penanganan lebih lanjut.
- Pertimbangan untuk melakukan Transplantasi hati
Pada kasus sirosis hati yang sudah parah, transplantasi hati mungkin diperlukan sebagai solusi jangka panjang.
Memantau kadar ureum dalam tubuh sangat penting untuk menjaga keseimbangan fungsi tubuh secara keseluruhan. Jika Anda merasakan gejala yang terkait dengan kadar ureum rendah, segera lakukan pemeriksaan ke dokter agar dapat segera mengidentifikasi penyebabnya dan melakukan pengobatan medis yang tepat.
Rumah Sakit Royal Progress menyediakan layanan Medical Check-Up yang menyeluruh untuk membantu Anda memahami kondisi kesehatan dengan lebih baik. Dengan dukungan tenaga medis profesional, kami melayani dengan penuh cinta kasih untuk memastikan kesehatan Anda selalu terjaga.