Cek darah umumnya dilakukan untuk pemeriksaan kesehatan secara rutin atau dalam proses diagnosis suatu penyakit. Meski sama-sama menggunakan sampel darah, tetapi cek darah ini terbagi menjadi beberapa jenis dan setiap jenisnya memiliki fungsi yang berbeda-beda. Pada umumnya, cek darah dilakukan untuk memastikan suatu penyakit, mengevaluasi fungsi organ dan kondisi kesehatan tertentu, serta menentukan keberhasilan pengobatan.
Salah satu contohnya yaitu terjadinya penggumpalan darah dikarenakan kekentalan darah. Lalu secara alami, tubuh kita akan melakukan respon dengan penggumpalan darah untuk menghentikan perdarahan agar menutup dan menyembuhkan luka. Namun jika terjadi secara tidak normal, penggumpalan darah dapat menyebabkan beragam gangguan kesehatan, seperti penyumbatan pembuluh darah di paru, penyakit jantung, deep vein thrombosis, stroke, trombosis arteri, dan gangguan ginjal.
Ada beragam jenis cek darah yang dapat disesuaikan dengan tujuan pemeriksaan. Berikut ini adalah jenis yang umumnya dilakukan dan perlu Anda ketahui:
Pemeriksaan darah lengkap merupakan salah satu jenis pengambilan sampel darah yang sering dilakukan sebagai bagian dari pemeriksaan kesehatan secara keseluruhan. Hal ini biasanya digunakan untuk mendeteksi adanya beberapa gangguan kesehatan, seperti anemia, infeksi, dan masalah pembekuan darah.
Pada cek darah lengkap, pemeriksaan dilakukan dengan mengevaluasi jumlah sel darah putih, kadar hemoglobin, hematokrit, dan trombosit dalam tubuh.
CRP adalah protein yang diproduksi oleh hati sebagai respons alami jika terjadi peradangan pada tubuh. Bila hasil pemeriksaan menunjukkan adanya peningkatan kadar CRP, maka peradangan sedang terjadi di bagian tubuh tertentu.
Pengendapan darah merupakan salah satu pertanda adanya peradangan pada tubuh. Untuk mengukur berapa lama waktu yang diperlukan sel darah merah untuk mengendap, maka dilakukan tes laju endap darah.
Jika sel darah mengendap dengan cepat, maka kemungkinan Anda untuk mengalami peradangan juga semakin tinggi. Jenis cek darah ini biasanya dilakukan untuk memastikan adanya beberapa kondisi, seperti endokarditis, radang sendi, radang pembuluh darah, penyakit Crohn, maupun penyakit autoimun.
Cek darah dapat dilakukan untuk mengukur kadar elektrolit dalam tubuh. Pada kondisi medis tertentu, seperti dehidrasi, diabetes, gagal ginjal, penyakit hati, dan gangguan jantung, perubahan kadar elektrolit dalam tubuh bisa saja terjadi.
Cek darah ini juga dapat dilakukan untuk menilai keberhasilan pengobatan untuk gangguan elektrolit.
Tes koagulasi berfungsi untuk mendeteksi adanya kelainan pada proses penggumpalan darah atau koagulasi. Bila hasil cek darah menunjukkan adanya peningkatan waktu koagulasi, kondisi ini bisa menjadi tanda adanya kelainan perdarahan, seperti penyakit von Willebrand atau hemofilia.
Dokter dapat memberikan rekomendasi tes fungsi tiroid jika pasien dicurigai memiliki kondisi medis yang dapat mempengaruhi hormon tiroid, seperti hipertiroid atau hipotiroid.
Cek darah untuk mengetahui fungsi tiroid dilakukan dengan melihat kadar hormon tiroid, triidotironin (T3) dan tiroksin (T4), serta hormon pemicu tiroid (thyroid stimulating hormone/TSH) pada tubuh.
Cek darah dengan metode ELISA atau EIA, merupakan pemeriksaan yang digunakan untuk mendeteksi antibodi dalam darah, yang muncul akibat adanya respons terhadap infeksi. Pemeriksaan ini berfungsi untuk mendeteksi beberapa penyakit seperti toksoplasmosis, HIV/AIDS, dan virus Zika.
Analisa gas darah merupakan jenis cek darah yang dilakukan untuk mengevaluasi tingkat keasaman (pH) darah dan kadar gas dalam darah, seperti oksigen dan karbon dioksida.
Cek darah ini dilakukan untuk meninjau gangguan keseimbangan asam basa tubuh seperti asidosis dan alkalosis, mengevaluasi fungsi paru, menilai keberhasilan terapi penyakit paru, serta memastikan sumber ketidakseimbangan asam basa yang terjadi sekaligus memantau keberhasilan terapi oksigen yang diberikan.
Cek darah ini dilakukan untuk mengidentifikasi kemungkinan terjadinya penyakit jantung koroner. Beberapa pemeriksaan yang dapat dilakukan meliputi pemeriksaan kolesterol total, kolesterol baik (HDL), kolesterol jahat (LDL), dan lemak dalam darah (trigliserida).
Adanya kelainan pada hasil pemeriksaan tes ini dapat meningkatan risiko terjadinya penyakit jantung koroner.
Selain beberapa jenis cek darah di atas, masih ada beberapa prosedur lainnya seperti tes genetik atau kromosom, tes golongan darah, tes kanker atau tumor marker, tes fungsi hati dan ginjal, serta pengecekan glukosa.
Pemeriksaan cek darah tentu membutuhkan biaya. Namun, berapa besar biaya yang dibutuhkan tergantung dari jenis pemeriksaan yang dilakukan. Untuk itu, silakan hubungi Customer Service Rumah Sakit Royal Progress untuk mengenai biaya pemeriksaan cek darah.
Pastikan Anda selalu mengikuti anjuran dokter sebelum pemeriksaan, karena dapat memengaruhi keakuratan hasil cek darah Anda. Meski cek darah dapat dilakukan untuk memastikan kondisi kesehatan atau penyakit yang sedang Anda alami, selalu konsultasikan ke dokter mengenai keluhan yang Anda rasakan agar dokter dapat memberikan arahan tes serta pengobatan yang sesuai.
Bagi Anda yang ingin melakukan konsultasi lebih lanjut, klik di sini untuk keterangan paket Medical Check Up RS Royal Progress.