Dada terasa panas tak jarang dapat menimbulkan kekhawatiran, apalagi jika terjadi secara tiba-tiba. Adapun penyebab dada terasa panas cukup beragam, mulai dari gangguan pencernaan ringan sampai kondisi jantung atau paru yang memerlukan perhatian khusus.
Simak penjelasan seputar dada terasa panas apa penyebabnya dan bagaimana penanganannya.
Penyakit GERD (Gastroesophageal Reflux Disease) adalah masalah kronis pada sistem pencernaan di mana asam lambung berulang kali naik ke kerongkongan dan menimbulkan iritasi.
Hal ini disebabkan oleh otot cincin di bawah kerongkongan yang berfungsi sebagai katup melemah, sehingga isi lambung terdorong ke atas.
Selain dada terasa panas dan lemas, gejala GERD juga dapat berupa:
Secara global, GERD tergolong gangguan pencernaan yang umum menjangkiti. Meta-analisis pada tahun 2020 melaporkan sekitar hampir 14% populasi dunia mengidap kondisi ini.
GERD sendiri tidak mengancam nyawa, namun jika tidak ditangani dapat menimbulkan komplikasi.
Anda bisa mulai dengan perubahan sederhana, seperti:
Sebagai tambahan, dokter dapat meresepkan obat-obatan seperti antasida, H2 blocker, atau proton pump inhibitor (PPI) guna menekan produksi asam lambung.
Bila dada terasa panas dan detak jantung lemah, gejala tersebut mungkin pertanda aritmia. Aritmia terjadi akibat kerusakan pada sistem "kelistrikan" jantung.
Dalam kondisi normal, sinyal listrik bermula dari nodus sinoatrial (SA) lalu menyebar secara teratur ke seluruh bagian jantung. Namun bila sinyal tersebut terlambat atau terblokir, irama jantung menjadi tidak stabil.
Sementara itu, aritmia bukanlah hal yang jarang. Kondisi ini semakin sering ditemui pada usia lanjut, khususnya pada orang berusia lebih dari 65 tahun dengan prevalensi sekitar 5-10%. Beberapa jenis aritmia tergolong ringan dan tidak membahayakan, tetapi sebagian lainnya bisa berisiko tinggi.
Itulah sebabnya Anda perlu waspada bila sering merasakan jantung berdebar, pusing, nyeri dada, atau pingsan. Keluhan-keluhan ini bisa menandakan adanya gangguan serius.
Dalam penanganan aritmia, dokter biasanya meresepkan beta-blocker, calcium channel blocker, atau obat antiaritmia guna mengatur irama jantung. Khusus pada fibrilasi atrium, dokter juga dapat menambahkan obat pengencer darah agar risiko stroke berkurang.
Pankreatitis dapat dicurigai jika dada terasa panas sampai belakang. Panas tersebut berasal dari peradangan pada pankreas. Ada yang bersifat akut (muncul tiba-tiba) dan ada pula yang kronis (berkembang sedikit demi sedikit).
Dua faktor pemicu yang paling umum yaitu batu empedu yang menutup saluran pankreas, dan konsumsi alkohol berlebih. Ciri utama pankreatitis adalah nyeri perut bagian atas yang tidak kunjung hilang, di samping keluhan panas di dada yang menjalar ke punggung.
Tingkat keparahan pankreatitis bervariasi, dari yang ringan sampai sangat berbahaya. Kasus ringan umumnya pulih dengan penanganan tepat. Sedangkan pankreatitis akut dapat berakibat fatal. Karena itu, kecurigaan adanya pankreatitis harus segera ditindaklanjuti dengan pemeriksaan medis.
Rawat inap diperlukan supaya pankreas mendapat waktu "beristirahat". Jika faktor pemicunya adalah batu empedu, dokter dapat melakukan tindakan seperti endoscopic retrograde cholangiopancreatography (ERCP) atau operasi untuk mengatasinya.
Dari sisi angka kejadian, studi menunjukkan bahwa tiap tahunnya terhadap sekitar 34 kasus pankreatitis akut per 100.000 orang.
Sekitar 37% wanita hamil mengalami anemia, menurut WHO. Anemia inilah yang menjadi penyebab dada terasa panas pada ibu hamil.
Keluhan ini cenderung lebih kentara ketika melakukan aktivitas fisik atau pada trimester akhir kehamilan. Hal ini karena tubuh membutuhkan lebih banyak sel darah merah di masa-masa tersebut.
Berdasarkan data di atas, anemia ringan lazim dialami selama kehamilan. Walaupun demikian, anemia sedang atau berat berpotensi meningkatkan risiko bagi ibu dan janin, mulai dari lahir prematur sampai komplikasi pascapersalinan.
Perubahan pola makan sering kali cukup membantu, seperti menambah konsumsi makanan kaya zat besi (contohnya daging tanpa lemak, kacang-kacangan, dan sayuran hijau). Bila perlu, dokter juga dapat meresepkan suplemen zat besi dan asam folat.
Jika kondisinya lebih parah, dokter mungkin menyarankan terapi zat besi melalui infus atau transfusi darah. Dengan perawatan yang tepat, mayoritas ibu hamil dapat pulih dengan baik sehingga kehamilan yang sehat tetap bisa dijalani.
Dada terasa panas beberapa hari? Kemungkinan bronkitis perlu dicurigai. Bronkitis sejatinya merupakan peradangan pada bronkus (jalur udara ke paru-paru). Peradangan tersebut membuat lendir menumpuk, yang kemudian menyebabkan batuk-batuk dan gangguan pernapasan.
Sensasi panas di dada kadang hilang sendiri, tetapi sering kali menetap dan mengganggu aktivitas sehari-hari. Pada bronkitis kronis (yang termasuk dalam kategori PPOK), keluhan panas atau sesak di dada bisa berlangsung lebih lama.
Untuk menegakkan diagnosis bronkitis, dokter mengandalkan kombinasi pemeriksaan fisik dan foto Rontgen dada. Keduanya juga dibutuhkan untuk mengecek kemungkinan pneumonia. Bila ada indikasi infeksi bakteri, analisis dahak mungkin turut dilakukan.
Perawatan bronkitis dapat berupa istirahat cukup serta menggunakan obat-obatan yang tersedia di apotek untuk mengurangi batuk. Penggunaan humidifier juga dianjurkan untuk meringankan keluhan.
Khusus bronkitis kronis, dokter dapat merekomendasikan intervensi lain seperti pemberian kortikosteroid.
Emboli paru merupakan kondisi medis yang berpotensi fatal di mana terdapat gumpalan darah (dari vena dalam di kaki atau panggul) yang tersangkut di arteri paru-paru.
Adapun dada terasa panas dan sesak napas merupakan gejala khas dari emboli paru. Tak jarang penderitanya juga melaporkan sensasi tidak nyaman di dada yang muncul secara tiba-tiba dan intens, berbeda dari dada terasa panas pada kasus GERD atau akibat otot tegang.
Pasien dengan faktor risiko tinggi (misalnya karena kurang bergerak, baru menjalani operasi, menderita kanker, atau sedang terapi hormon) harus waspada. Pasalnya, emboli paru memerlukan tindakan darurat secepatnya.
Di rumah sakit, pasien biasanya akan segera menerima obat pengencer darah. Prosedur bedah untuk mengangkat bekuan darah juga akan dipertimbangkan bila dianggap perlu.
Gejala fisik yang muncul bersamaan dengan serangan panik umumnya cukup intens, salah satunya area dada terasa panas. Biasanya juga ada sesak napas. Selama serangan panik, tubuh mengaktifkan respons "fight or flight" yang melepaskan hormon stres.
Hal ini menyebabkan pembuluh darah menyempit dan perubahan pola pernapasan, sehingga menimbulkan sensasi panas di dada dan sulit mengambil napas dalam.
Tak jarang orang khawatir gejala tersebut menandakan penyakit jantung, paru, atau kondisi medis serius lain. Akhirnya, pasien berulang kali datang ke rumah sakit dan dihantui kecemasan berlebih.
Untuk itu, diagnosis biasanya berfokus pada menyingkirkan gangguan fisik terlebih dahulu mengingat gejala ini dapat menyerupai penyakit yang mengancam nyawa.
Perubahan gaya hidup biasanya cukup membantu dalam terapi, terutama terapi perilaku kognitif (CBT), kecuali bila dokter menilai perlu memberikan obat seperti benzodiazepin untuk sementara waktu.
Masih banyak faktor lain yang menjadi alasan di balik dada terasa panas. Kesimpulan akhirnya tergantung gejala yang menyertai. Untuk memperoleh diagnosis akurat dan penanganan cepat atas gejala yang Anda rasakan, jangan ragu untuk membuat janji konsultasi dengan dokter spesialis di Rumah Sakit Royal Progress, yang siap melayani dan menangani keluhan Anda