Penyakit paru obstruktif kronis atau PPOK adalah penyakit yang mengiritasi sistem paru-paru secara progresif dan kronis, di mana organ meradang akibat paparan iritan dalam tempo lama. Hal inilah yang menyebabkan saluran udara mengalami pengerutan.
Kondisi ini memerlukan penanganan yang tepat agar tidak menghalangi sirkulasi pernapasan dan berdampak pada organ lain yang memerlukan oksigen. Lebih jelasnya terkait penyakit paru ini, berikut penjelasannya.
Menurut data WHO, PPOK menjadi penyebab kematian terbanyak ketiga di dunia. Penyakit ini telah menyebabkan kematian sebanyak 3,23 juta orang pada 2019. Di sisi lain, sekitar 15% perokok menderita PPOK dan 10% persen orang berusia 40 tahun atau lebih dan angka ini akan meningkat seiring bertambahnya waktu.
Namun, apa itu penyakit paru obstruktif kronis?
PPOK singkatan dari penyakit paru obstruktif kronik, merupakan penyakit sulit napas yang diderita seseorang secara kronis dan progresif. PPOK menyebabkan pembengkakan yang menimbulkan sejumlah kondisi, seperti kerusakan struktur trakea, trakea menyempit, dan produksi dahak berlebihan.
PPOK terdiri atas dua jenis yaitu.
Penyakit ini mengiritasi bronkial, saluran yang mengangkut udara ke dan dari kantung udara (alveoli) paru-paru. Saluran yang teriritasi akhirnya membengkak karena penumpukan dahak. Penumpukan ini menekan diameter bukaan tabung sehingga menyempit. Alhasil, udara susah masuk dan keluar.
Sementara emfisema adalah suatu kondisi di mana alveoli di ujung trakea yang bentuknya paling kecil (bronkiolus) rusak karena paparan iritan seperti asap rokok dan gas serta partikel pengiritasi lainnya.
Mayoritas penderita PPOK mempunyai gabungan gejala emfisema dan bronkitis kronis dalam proporsi yang berbeda-beda dan seberapa serius setiap kondisi tersebut berbeda-beda pada setiap orang.
Apakah PPOK menular? Tidak, sebab menurut data, sebanyak 90% kasus PPOK terjadi akibat aktivitas merokok. Mulai dari merokok dalam durasi panjang, paparan asap rokok, juga udara yang mengandung polutan, seperti asap pembakaran berpotensi merusak sistem kerja paru-paru.
Selain itu, ada faktor lain yang meningkatkan risiko PPOK:
Baca Juga:
Berdasarkan tingkat keparahannya, PPOK terbagi menjadi 4 tahap. Namun, secara umum yang termasuk dalam gejala paru obstruktif kronis antara lain:
Penderita PPOK juga berpotensi untuk mengalami eksaserbasi, di mana gejalanya menjadi lebih buruk daripada sehari-hari biasanya dan kondisi ini akan bertahan setidaknya selama beberapa hari.
Tidak semua orang yang mengalami gejala di atas menderita PPOK dan tidak semua penderita PPOK mengalami gejala-gejala di atas. Namun, apabila Anda mengalami sejumlah gejala di atas, sebaiknya datangi penyedia layanan kesehatan terdekat untuk mendapat diagnosis dan pengobatan yang tepat.
Pada saat berkonsultasi ini, beritahukan kepada dokter terkait:
Setelahnya, penyedia layanan kesehatan akan memeriksa Anda menggunakan stetoskop untuk mendengarkan mengi atau suara dada abnormal lainnya.
Bahkan ada potensi Anda untuk menjalani tes fungsi paru-paru, seperti spirometri dan pencitraan untuk mengetahui apakah Anda menderita PPOK dan seberapa serius penyakit tersebut.
Tes lain yang mungkin Anda lakukan adalah CT scan pada bagian dada, khususnya paru-paru dan tes gas darah arteri.
Namun, kerusakan paru-paru akibat PPOK tidak dapat disembuhkan secara total. Oleh karena itu, lakukan beberapa hal berikut untuk membantu memperlambat keparahan kondisi paru-paru:
Berhenti merokok merupakan bagian penting dari pengobatan PPOK. Zat kimia dalam tembakau, rokok elektrik, dan cerutu bisa memperparah kerusakan sistem paru-paru.
Seiring waktu berjalan gejala yang timbul bisa lebih variatif, potensi eksaserbasi lebih besar, dan menurunkan kinerja paru-paru. Terus merokok juga akan membuat Anda kurang responsif terhadap obat PPOK.
Gunakan alat pelindung pernapasan apabila Anda bekerja di lingkungan dengan paparan iritan pernapasan tinggi, untuk mencegah PPOK Anda makin berkembang parah.
Dokter akan meresepkan jenis obat sesuai dengan tingkat keparahan atau stadium PPOK Anda. Stadium PPOK ditentukan oleh hasil tes, gejala yang muncul, dan risiko eksaserbasi. Dari hasil evaluasi di atas, dokter akan mempersonalisasi obat Anda agar memberikan efek maksimal pada kondisi Anda.
Contoh opsi obat untuk sesak napas:
Vaksin seperti flu tahunan dan vaksinasi pneumonia pneumokokus untuk mengurangi risiko atau mencegah beberapa infeksi.
Atau supplemental oxygen akan meningkatkan jumlah oksigen yang mengalir ke paru-paru. Namun, terapi ini untuk PPOK kondisi khusus, yaitu penderita dengan hasil tes tertentunya membutuhkan oksigen tambahan. Hal ini akan membantu Anda memperbaiki gejala, fungsi organ, dan kemampuan untuk tetap aktif beraktivitas.
Terakhir, operasi untuk penderita PPOK stadium 3 dan 4 di mana kondisinya sudah sulit untuk bernapas sepanjang waktu. Dalam beberapa kasus, dokter akan mengambil tindak medis pembedahan paru-paru guna meningkatkan kerja pernapasan.
Pilihan pembedahan ada bulektomi, bedah reduksi volume paru (BRVP), dan transplantasi paru-paru.
Ingat, PPOK adalah penyakit kronis paru yang setelah jaringannya rusak tidak bisa kembali normal. Oleh karena itu, lakukan tindakan pencegahan seperti berhenti merokok, menjaga pola hidup sehat, menghindari iritan, dan pastikan memiliki kontak dokter atau rumah sakit terdekat apabila terjadi kondisi gawat darurat.
Selain itu, apabila Anda merasakan gejala PPOK atau memiliki faktor risiko, segera konsultasikan kondisi Anda dengan dokter Spesialis Paru di RS Royal Progress untuk memperoleh penanganan yang tepat.