Penyakit usus buntu atau istilah medisnya adalah apendisitis adalah kondisi kesehatan ketika adanya peradangan pada apendiks yang merupakan bagian dari usus besar. Apendiks tersebut terletak pada bagian sisi kanan bawah perut.
Untuk informasi lebih lanjut mengenai penyakit usus buntu, artikel ini akan membahas secara rinci dari mulai pengertian, penyebab, gejala, hingga cara pencegahan dan pengobatannya.
Jadi, simak artikel ini hingga akhir ya!
Pengertian
Ciri usus buntu yang paling utama adalah adanya peradangan pada apendiks (usus buntu). Yaitu sebuah organ yang berada diantara usus besar dan usus halus. Usus buntu berpotensi bisa menyerang siapa saja.
Penyakit usus buntu sendiri terbagi menjadi dua jenis yaitu akut dan kronis. Kedua jenis ini sama-sama memiliki gejala adanya rasa sakit pada bagian perut.
Apendisitis akut adalah kondisi ketika penderitanya mengalami rasa sakit yang parah akibat peradangan usus buntu, nyeri perut kanan bawah, mual hingga muntah. Apabila Anda mengalami hal tersebut, maka sebaiknya tidak mengabaikannya karena pada kondisi ini Anda sudah memerlukan perawatan medis secepatnya. Jika tidak, maka kondisinya akan semakin buruk.
Sedangkan apendisitis kronis terjadi ketika gejala sakit perutnya datang dan pergi dalam waktu lebih dari 3 minggu. Apabila apendisitis ini tidak terdiagnosis maka penderitanya akan terus mengalami gejala tersebut secara terus menerus.
Tanda dan Gejala
Tanda-tanda usus buntu atau gejalanya yang paling utama adalah adanya rasa nyeri pada bagian perut atau istilah lainnya adalah kolik abdomen.
Gejala usus buntu pada masing-masing penderitanya bisa bervariasi. Karena gejala tersebut akan bergantung pada usia, lokasi, serta posisi usus buntu.
Meskipun demikian, secara umum gejala usus buntu yang paling banyak ditemui adalah adanya nyeri pada daerah pusar kemudian bergerak ke bagian kanan bawah perut.
Rasa nyeri akibat usus buntu bisa datang secara tiba-tiba, dan intensitas rasa sakitnya akan meningkat ketika Anda bergerak, batuk, bersin, bahkan ketika menarik napas dalam.
Gejala sakit perut tersebut dapat disertai dengan beberapa gejala lainnya, seperti:
- Rasa mual hingga muntah
- Perut kembung
- Gangguan pencernaan
- Hilangnya selera makan
- Kesulitan buang gas atau kentut
- Demam dan menggigil
Penyebab Penyakit
Apendisitis terjadi ketika adanya infeksi Obstruksi lumen usus buntu, terjadi peningkatan tekanan intralumen & iskemia sehingga radang dan pecah. Infeksi tersebut kemudian bakteri berkembang dengan cepat, hingga membuat usus buntu mengalami kondisi buruk seperti bengkak, meradang, hingga bernanah.
Penyebab usus buntu antara lain, yaitu:
- Usus buntu terhalang sesuatu, seperti tinja yang mengeras, tumor, atau parasit.
- Adanya pembengkakan atau penebalan pada bagian jaringan dinding usus buntu. Pembengkakan tersebut terjadi karena adanya infeksi pada saluran pencernaan, ataupun pada bagian tubuh lainnya.
- Adanya penyumbatan rongga usus buntu, akibat adanya pertumbuhan parasit pada organ pencernaan. Misalnya infeksi ascariasis atau cacing kremi.
- Kondisi medis tertentu seperti adanya tumor pada perut
- Adanya cedera perut.
Untuk memastikan apa penyebab usus buntu yang dialami oleh seseorang, harus adanya penanganan khusus dari dokter. Karena dokter akan melakukan serangkaian tes untuk mengambil hasil diagnosis.
Diagnosis Usus Buntu
Apabila terdapat beberapa gejala usus buntu, maka dokter akan melakukan pemeriksaan fisik, wawancara medis, hingga melakukan pemeriksaan penunjang untuk memastikan hasil diagnosanya.
Cara paling umum dan paling mudah adalah dokter akan menakan secara lembut pada area bagian perut yang sakit.
Ketika tekanan tersebut tiba-tiba dilepaskan, penderita usus buntu akan mengalami rasa sakit yang hebat. Itu menandakan bahwa peritoneum yang berdekatan meradang.
Dokter juga mungkin akan mencari kekakuan perut dan kecenderungan penderita usus buntu mengeraskan otot-otot perut. Karena kondisi tersebut merupakan respon terhadap tekanan dari usus buntu yang meradang.
Selain itu, terdapat beberapa pemeriksaan penunjang untuk membantu diagnosis penyakit usus buntu, seperti:
- Pemeriksaan darah
- Tes urine
- USG perut
- Melakukan pemindaian melalui CT scan atau MRI bila diperlukan
- Tes kehamilan
- Melakukan pemeriksaan panggul
- Foto rontgen dada
Pengobatan dan Pencegahan
Cara mengobati usus buntu berupa tindakan operasi untuk pengangkatan usus buntu atau apendiktomi merupakan pengobatan utama pada penyakit ini. Apendektomi bisa melalui dua cara yaitu, melalui laparotomi atau bedah terbuka dan melalui laparoskopi atau operasi lubang kunci.
Seperti kata pepatah, bahwa mencegah lebih baik daripada mengobati. Maka dari itu sebaiknya Anda mengetahui apa saja hal-hal yang bisa mencegah agar tidak mengalami penyakit usus buntu.
Meskipun sebenarnya hingga saat ini belum ada cara yang pasti untuk dapat mencegah usus buntu 100%. Akan tetapi Anda bisa mengusahakannya dengan menerapkan pola hidup yang sehat. Karena penerapan pola hidup yang sehat dapat mengurangi resiko terjadinya penyakit usus buntu.
Berikut beberapa tips untuk Anda dalam menerapkan pola hidup yang sehat.
- Pastikan Anda selalu menjaga tubuh untuk selalu terhidrasi dengan baik. Caranya adalah dengan minum air putih dalam jumlah yang cukup.
- Perbanyak konsumsi makanan dengan kandungan serat yang tinggi, seperti sayur dan buah-buahan.
- Lakukan pemeriksaan kesehatan secara berkala. Tujuannya adalah agar ketika Anda mengalami penyakit usus buntu, maka bisa terdeteksi lebih awal. Sehingga dapat melakukan pengobatan sejak dini.
- Perbanyak konsumsi makanan yang mengandung probiotik, seperti yoghurt, tempe, beberapa jenis keju, acar mentimun, dan lain-lain.
Setelah mendapatkan penjelasan di atas, mungkin sebagian dari Anda ada yang bertanya-tanya “apakah usus buntu berbahaya?”
Penyakit usus buntu dapat menjadi serius dan berbahaya ketika tidak mendapatkan penanganan yang tepat. Karena pada kondisi tertentu, usus buntu dapat menimbulkan rasa nyeri yang hebat yang dapat berdampak fatal bagi penderitanya.
Kapan Harus ke Dokter?
Perlu Anda ketahui bahwa kondisi usus buntu perlu mendapatkan penanganan medis yang sifatnya segera.
Apabila Anda sudah mengalami beberapa gejala seperti rasa nyeri pada perut yang hebat, terlebih lagi jika kondisi tersebut juga disertai dengan mual, muntah, hingga demam dibawah 24 jam.
Maka segera datangi rumah sakit untuk mendapatkan pemeriksaan langsung dari dokter bedah. Deteksi lebih awal jauh lebih baik daripada kondisi usus buntu sudah lebih parah karena adanya peradangan.
Untuk penanganan penyakit usus buntu, Anda bisa melakukan pemeriksaan dan pengobatan di RS Royal Progress.
Apabila Anda sudah mengalami tanda-tanda dan gejala usus buntu, maka Anda bisa konsultasi langsung dengan dokter spesialis Bedah RS Royal Progress. Anda akan mendapatkan penanganan dan tindakan sesuai dengan kondisi penyakit usus buntu yang Anda derita.