Pernahkah Anda mengalami rasa nyeri perut bagian kanan bawah dan menjadi semakin parah ketika mendiamkannya? Mungkin Anda mengalami gejala radang usus buntu. Meski istilah ini cukup familiar, namun jangan sepelekan kondisi ini karena bisa memicu komplikasi serius!
Untuk itu, pahami definisi, penyebab radang usus buntu dan cara mengatasinya, hingga proses diagnosis secara medis untuk mendeteksi kondisi peradangan di usus pada pembahasan berikut.
Baca Juga
Menurut dr. Andre Setiawan Suryadi, Sp.B dari Rumah Sakit Royal Progress, radang usus buntu adalah fenomena pembengkakan yang terjadi pada organ usus buntu. Istilah medis untuk penyakit ini adalah apendisitis.
Kondisi ini menjadi salah satu jenis penyakit bedah yang paling umum. Sesuai namanya, terdapat peradangan akibat infeksi yang terjadi pada organ usus buntu.
Bila usus buntu mengalami peradangan, dapat menimbulkan masalah dan bila didiamkan dapat menyebabkan bahaya yang serius.
Secara sederhana, dr. Andre menjelaskan jika penyumbatan usus buntu sering disebabkan oleh penumpukan kotoran mengeras di dalam lubang usus buntu.
Usus buntu yang mengalami iritasi berujung pada peradangan memiliki gejala yang unik. Umumnya, pasien akan mengalami rasa mual pada ulu hati serupa sakit maag, namun dalam beberapa jam rasa sakit tersebut berpindah pada bagian kanan bawah perut. Kemudian akan muncul gejala tambahan mulai dari mual, muntah, diare, sulit BAB dan demam.
Bagaimana deskripsi rasa sakitnya? Jika memang itu merupakan rasa sakit akibat gejala peradangan usus buntu, rasa sakit yang akan Anda rasakan meliputi sensasi kram yang tajam, bahkan bisa rasa tertusuk yang semakin bertambah berat seiring waktu. Rasa sakit tidak akan hilang saat beristirahat.
Infeksi berujung peradangan ini belum memiliki penyebab pasti secara medis. Namun, beberapa kondisi menjadi faktor pendorong secara signifikan terjadinya peradangan yang terjadi di organ usus buntu.
Adapun penyebab radang usus buntu meliputi:
Radang usus buntu bisa terjadi karena infeksi saluran pernafasan bagian atas yang dapat menyebabkan kelenjar getah bening di dalam dinding sekitar usus buntu membengkak. Fenomena ini sering terjadi pada usia anak-anak. Infeksi pada usus halus dan usus besar dapat juga mencetuskan terjadinya peradangan pada usus buntu.
Penumpukan feses di area usus buntu menjadi penyebab paling umum infeksi yang berujung pada usus buntu mengalami radang. Feses tersebut dapat menyumbat pangkal lubang dari usus buntu sehingga usus buntu menjadi bengkak dan meradang.
Faktor risiko penumpukan feses dialami oleh orang yang jarang minum air, jarang makan makanan berserat dan gemar mengkonsumsi daging merah.
Meski kasusnya cukup jarang, biji-bijian kecil yang tak tercerna bisa berpotensi menimbulkan penyumbatan pada organ usus buntu, yang berakhir terjadinya peradangan.
Selain itu, pada kasus yang lebih jarang, penyumbatan usus buntu disebabkan oleh cacing / parasit didalam usus (cacingan).
Ketika radang terjadi, dokter biasanya melakukan beberapa langkah pemeriksaan sebelum melakukan diagnosis. Prosesnya bisa berupa memberikan pertanyaan seputar riwayat kesehatan, pemeriksaan fisik, hingga kemungkinan melakukannya dengan berbagai jenis metode lain, seperti:
Infeksi pada umumnya, termasuk peradangan pada usus buntu, dapat terdeteksi dengan melakukan pemeriksaan dan penelitian dari sampel darah, didapatkan peningkatan jumlah dari sel darah putih (leukosit) dari hasil pemeriksaan darah.
Dokter juga bisa melakukan berbagai jenis tes pencitraan untuk mendeteksi terjadinya peradangan, baik dengan CT Scan, MRI, maupun USG. Beberapa jenis pencitraan pada tubuh sangat membantu medis untuk mendiagnosis kondisi pasien.
Radang usus buntu apakah harus operasi? Ya! Sampai saat ini, langkah paling aman untuk mengatasi dan mengangkat usus buntu meradang adalah dengan prosedur operasi. Terdapat dua jenis operasi biasa dilakukan, yaitu:
Dengan metode ini, dokter memberikan beberapa sayatan kecil seukuran lubang kunci pada bagian perut kanan bawah dan daerah pusar. Selanjutnya, alat bedah khusus dapat masuk dan dokter dapat mengambil organ usus buntu yang sudah terinfeksi tersebut.
Laparotomi merupakan jenis operasi pembedahan melalui pembuatan luka sayat sepanjang 5 - 15 cm pada perut bagian kanan bawah atau bagian tengah perut.
Dalam artian, tindakan ini akan menjadi rekomendasi utama saat terjadi peradangan serius yang menyebabkan komplikasi, seperti peritonitis atau usus buntu yang sudah parah / perforasi.
Dengan sayatan selebar ini, dokter tidak hanya akan melakukan tindakan utama untuk mengangkat organ, melainkan juga mengecek dengan seksama terkait berbagai dampak komplikasi yang bisa saja terjadi.
Ketika prosedur pembedahan berakhir, Anda memiliki kemungkinan untuk menjalankan proses perawatan secara intensif. Tujuannya agar proses pemulihan bisa terlaksana secara efektif hanya dengan waktu beberapa hari saja. Pasien akan mendapatkan antibiotik sebagai pencegahan infeksi.
Nantinya, Anda mungkin mendapatkan obat menetralkan rasa nyeri yang sewaktu-waktu dapat timbul pasca proses pembedahan.
Tidak ada pencegahan nyata dan pasti terkait penyakit ini. Siapa pun dan kapan pun berpotensi terkena infeksi dan peradangan pada usus buntu. Tapi, ada beberapa cara yang bisa Anda lakukan untuk memperkecil risiko terkena penyakit ini.
Serat adalah satu dari banyaknya asupan penting yang berguna dalam memperlancar proses pencernaan dalam tubuh. Maka dari itu, kebutuhan serat harian harus tercukupi agar pencernaan bisa lebih optimal dan proses keluarnya feses jadi lebih mudah.
Feses yang menumpuk dan menyumbat usus buntu menjadi faktor umum penyebab radang usus buntu. Maka dari itu, bentuk-bentuk konsumsi makanan kaya serat seperti sayur, biji-bijian, buah-buahan, hingga oatmeal dan kacang-kacangan.
Akibat kurangnya asupan mineral dari air putih yang mencukupi, usus besar otomatis menyerap kadar air dari makanan. Penyerapan yang berlebihan pada makanan justru berdampak pada feses yang keras dan akan berbahaya jika sampai menumpuk.
Kebutuhan air putih yang tercukup menjadi sangat penting karena selain sebagai pencegah dehidrasi, juga untuk pencernaan dalam usus yang lebih lancar. Hal ini pada akhirnya juga bisa membantu mencegah risiko terjadinya peradangan pada usus buntu.
Sebenarnya, probiotik merupakan koloni bakteri yang berperan dalam kesehatan, bahkan membantu memperlancar proses pencernaan. Artinya, bakteri baik dalam probiotik akan membantu melawan bakteri penyebab iritasi serta peradangan di dalam pencernaan.
Kandungan probiotik dapat Anda temukan melalui beberapa jenis bahan makanan seperti tempe, kombucha, sampai yoghurt. Kombinasikan konsumsi probiotik dengan kandungan serat yang berasal dari berbagai makanan, untuk usus yang lebih sehat.
Radang usus buntu merupakan fenomena yang umum dan kerap terjadi. Tidak ada penyebab pasti mengapa radang usus buntu terjadi. Berbagai pemeriksaan mendalam termasuk tindakan medis harus segera Anda jalankan ketika berbagai gejala mulai timbul.
Jika pemeriksaan dan tindakan medis tidak segera diambil, infeksi sebagai efek radang usus buntu berakibat pada radang berakibat pecahnya usus buntu dan menyebabkan komplikasi parah.
Jika Anda mengalami gejala radang usus buntu, jangan ragu segera cari pertolongan medis. RS Royal Progress siap menangani dengan tim dokter spesialis bedah berpengalaman, serta layanan lengkap dan berkualitas. Buat janji konsultasi secara mudah melalui website Royal Progress atau langsung klik di sini sekarang.