Logo RS Royal Progress
Menu
Buat Janji Temu
Home Blog Panduan Lengkap Mengatasi dan Mencegah Obesitas

Panduan Lengkap Mengatasi dan Mencegah Obesitas

07/11/2025

WHO melaporkan bahwa sekitar 2,5 miliar orang dewasa memiliki berat badan berlebih. Persentasenya mencapai 43% dari total orang dewasa, sedangkan 20% anak-anak dan remaja (jumlahnya sekitar 390 juta) mengalami obesitas. Obesitas adalah kondisi di mana tubuh memiliki penumpukan lemak berlebihan.

Dengan jumlah yang begitu besar, kegemukan yang berlebihan telah menjadi masalah kesehatan masyarakat global yang kian merisaukan. Yang paling mengkhawatirkan adalah lonjakan obesitas anak, mengingat pada 1990 hanya 8% anak dan remaja yang mengalaminya.

Tren ini memperingatkan akan meningkatnya prospek penyakit kronis di masa depan. Oleh karena itu, perlu adanya upaya pencegahan obesitas secara kontinu sejak dini.

Dampak Obesitas

Berikut sejumlah akibat obesitas, baik yang menimpa di tingkat individu maupun masyarakat:

1. Mudah Terjangkit Penyakit

Kelebihan berat badan di masa kanak-kanak cenderung berlanjut hingga dewasa. Karena itu, penderitanya lebih mudah terkena penyakit kronis di usia dini.

Beberapa penyakit tersebut antara lain:

Prevalensi penyakit-penyakit tersebut naik bersamaan dengan tingginya epidemi pada skala global. Jika dibandingkan dengan orang seumuran yang berat badannya normal, individu dengan berat badan berlebih kehilangan sekitar 8 tahun hidup bebas penyakit.

2. Berkurangnya Harapan Hidup

Selain memicu penyakit serius, kegemukan juga memperpendek usia rata-rata. Bahaya obesitas pada orang dewasa terbukti menjadi prediktor kematian dini.

Penelitian menemukan bahwa orang dengan berat badan berlebih di usia 40 tahun kehilangan 6-7 tahun harapan hidupnya. Angka ini berlipat ganda bagi perokok yang juga terlewat gemuk.

3. Memburuknya Kualitas Hidup

Berat badan yang berlebih juga dapat berdampak pada kesehatan emosional. Perubahan mood, tingkat kecemasan, dan kebahagiaan sering kali lebih terpengaruh pada orang dengan berat badan berlebih dibanding yang memiliki berat badan normal.

Di sisi lain, banyak orang mengeluhkan penurunan kualitas kesehatan dan kemampuan menjalani aktivitas sehari-hari apabila berat badan meningkat. Tak hanya itu, intensitas rasa sakit yang ditimbulkan juga bisa memengaruhi rutinitas sehari-hari.

Survei kesehatan rata-rata menilai aktivitas fisik, hubungan sosial, kesehatan mental, dan kesejahteraan populasi secara keseluruhan. Individu dengan berat badan yang jauh di atas normal memegang risiko lebih tinggi terserang penyakit kronis.

Di samping itu, kelebihan berat badan juga berdampak pada rasa percaya diri dan interaksi sosial, lebih-lebih di tengah masyarakat yang menekankan tubuh ramping. Perempuan pun cenderung menanggung tekanan sosial dan emosional lebih berat daripada laki-laki.

4. Membebani Ekonomi Negara

Kelebihan berat badan beserta komplikasi kesehatannya menyumbang lebih dari 20% pengeluaran kesehatan negara setiap tahun. Biaya perawatan bagi orang dengan berat badan berlebih tercatat 30%-40% lebih besar dibanding individu sehat.

Biaya langsung meliputi diagnosis dan pengobatan penyakit terkait berat badan berlebih, seperti penyakit jantung dan diabetes tipe 2. Sedangkan biaya tidak langsung mencakup hilangnya penghasilan karena sakit atau kematian dini, tingginya biaya disabilitas dan asuransi, serta menurunnya produktivitas kerja.

Penyebab Obesitas

Kelebihan berat badan terjadi ketika asupan energi harian terus-menerus melebihi pengeluaran energi, yang akhirnya menimbulkan kenaikan berat badan secara signifikan. Kondisi ini dipengaruhi oleh berbagai faktor yang saling terkait, mulai dari faktor genetik, gaya hidup, budaya, hingga lingkungan sekitar.

Faktanya, faktor keturunan memegang peran besar dalam menentukan berat badan. Terdapat sejumlah gen yang bermain dalam penumpukan lemak dan kenaikan berat badan, yaitu:

  • Gen leptin (LEP)
  • Reseptor leptin (LEPR)
  • Proopiomelanocortin (POMC)
  • Reseptor melanocortin 4 (MC4R)

Di samping itu, penyebab obesitas adalah:

  • Rendahnya tingkat aktivitas fisik
  • Masalah tidur
  • Kelainan hormon
  • Penggunaan obat-obatan tertentu
  • Pola makan tinggi gula atau karbohidrat
  • Metabolisme tubuh yang lambat

Adapun peningkatan berat badan juga kerap terlihat pada beberapa sindrom genetik, misalnya sindrom Prader-Willi, sindrom Bardet-Biedl, serta sindrom Alström. Semua itu turut menjadi faktor risiko obesitas yang perlu diwaspadai.

Gejala Obesitas

Mudah Kelelahan karena Obesitas
Mudah Kelelahan karena Obesitas

Berikut sejumlah gejala obesitas yang paling umum:

  • Kemampuan fisik yang terbatas sehingga sulit menyamai orang lain
  • Napas cepat atau sesak ketika beraktivitas fisik
  • Mendengkur atau mengalami jeda pernapasan yang panjang saat tidur
  • Keluhan nyeri yang konsisten di lutut, pinggul, atau pergelangan kaki
  • Kaki atau tungkai bawah tampak bengkak karena penumpukan cairan

Bertambahnya berat badan juga berpotensi memperparah penyakit yang sudah ada, seperti asma atau refluks lambung.

Gejala lain yang juga perlu diperhatikan meliputi:

  • Sakit kepala
  • Nyeri perut
  • Kantuk berlebihan di siang hari
  • Menstruasi tidak teratur
  • Tekanan darah tinggi yang menetap
  • Munculnya depresi

Di sisi lain, banyak orang mungkin berpikir bahwa ciri-ciri obesitas pada anak atau orang dewasa mudah dikenali dengan mengamati penampilan fisiknya. Namun kenyataannya, secara medis, diperlukan tes-tes lebih lanjut untuk menilai apakah seseorang sudah berada dalam kondisi kelebihan berat badan.

Diagnosis Obesitas

Anak-anak mulai usia enam tahun, remaja, dan orang dewasa disarankan untuk memantau berat badan secara berkala. Salah satu cara yang umum digunakan adalah menghitung Body Mass Index (BMI) atau Indeks Massa Tubuh, dihitung dengan membagi berat badan (kg) dengan tinggi badan (m) kuadrat.

Menurut BMI, derajat obesitas dibagi menjadi beberapa kategori sebagai berikut:

  • Berat badan kurang: di bawah 18,5 kg/m²
  • Normal: 18,5 hingga 24,9 kg/m²
  • Berat badan berlebih: 25 hingga 29,9 kg/m²
  • Kelas I: 30-34,9 kg/m²
  • Kelas II: 35-39,9 kg/m²
  • Kelas III: lebih dari 40 kg/m²

Selain itu, rasio pinggang terhadap pinggul juga sebaiknya diukur. Pada pria, rasio lebih dari 1:1, sedangkan pada wanita lebih dari 0:8.

Dengan kata lain, rasio pinggang yang lebih besar daripada pinggul menandakan risiko kesehatan yang lebih tinggi akibat berat badan berlebih, walaupun BMI secara keseluruhan normal. Selain pemantauan berat badan, dokter juga dapat melakukan skrining untuk mencari faktor-faktor penyebab yang mendasari.

Riwayat medis yang lengkap umumnya mencakup:

  • Riwayat berat badan sejak kecil
  • Catatan upaya penurunan berat badan sebelumnya beserta hasilnya
  • Riwayat asupan makanan secara lengkap
  • Kebiasaan tidur
  • Tingkat aktivitas fisik
  • Riwayat penyakit terkait, misalnya penyakit jantung, diabetes, tiroid, dan depresi
  • Riwayat operasi terdahulu
  • Konsumsi obat-obatan yang bisa memicu kenaikan berat badan
  • Riwayat konsumsi rokok dan alkohol
  • Riwayat kesehatan anggota keluarga

Untuk analisis lebih mendalam, dokter dapat merekomendasikan pemeriksaan tambahan. Contohnya, pengukuran lipatan kulit dengan kaliper atau analisis impedansi bioelektrik (BIA). Tes pencitraan seperti CT scan, MRI, atau DEXA juga dapat dijalankan.

Apabila diperlukan data yang lebih akurat mengenai lemak tubuh, metode khusus seperti air displacement atau densitometri udara pun akan dipertimbangkan.

Tatalaksana

Tatalaksana obesitas sebaiknya mencakup perubahan pola makan, terapi perilaku, pemberian obat, serta prosedur bedah bila memang dibutuhkan.

1. Perubahan Pola Makan

Pola makan perlu dibuat khusus untuk tiap individu dan diawasi dengan cermat agar penurunan berat badan terjadi secara sehat dan bertahap.

Dokter dan ahli gizi rata-rata menyarankan diet rendah kalori, bisa dengan mengurangi asupan karbohidrat atau lemak. Akan tetapi, diet rendah karbohidrat cenderung lebih cepat menurunkan berat badan dalam beberapa bulan pertama daripada diet rendah lemak.

Kunci utamanya adalah konsisten menjalankan diet. Oleh karena itu, dokter akan memberikan arahan dan dukungan agar pasien dapat menjalankan diet secara aman dan efektif.

2. Terapi Perilaku

Bagi individu dengan berat badan melebihi batas sehat, terapi perilaku yang intensif juga dapat membantu.

Pilihan terapi dari cara mengatasi obesitas yang satu ini antara lain:

  • Wawancara motivasi
  • Terapi perilaku kognitif
  • Terapi perilaku dialektik
  • Psikoterapi interpersonal

Terapi-terapi tersebut akan membangun kebiasaan sehat dan mempertahankan motivasi pasien. Meskipun demikian, pendekatan ini akan lebih optimal bila digabung dengan pola makan seimbang dan olahraga rutin.

3. Pemberian Obat

Untuk individu dengan berat badan yang jauh di atas normal dan menderita berbagai penyakit tambahan, dokter akan menyarankan penggunaan obat bersamaan dengan diet, olahraga, dan terapi perilaku.

Pilihan obat yang tersedia antara lain:

  • Fentermina
  • Orlistat
  • Liraglutid
  • Semaglutid
  • Amfepramon
  • Naltrekson
  • Setmelatonide
  • Fenmetrazin

Obat-obatan ini ditujukan untuk manajemen berat badan dalam jangka panjang. Akan tetapi, orlistat biasanya menjadi pilihan utama karena bekerja langsung di saluran pencernaan dengan penyerapan minimal. Artinya, risiko efek samping pada organ lain lebih kecil.

4. Operasi

Sementara itu, operasi menjadi opsi untuk individu dengan berat badan jauh di atas normal atau mengalami penyakit parah sebagai akibatnya.

Akan tetapi, keberhasilan pasca operasi sangat bergantung pada kepatuhan pasien dalam menjalani perubahan gaya hidup, pemeriksaan rutin, dan program olahraga teratur.

Sebelum tindakan bedah, pasien akan menjalani pemeriksaan lengkap untuk mengevaluasi risiko. Adapun prosedur yang umum dilakukan antara lain adjustable gastric banding, Roux-en-Y gastric bypass, dan sleeve gastrectomy.

Roux-en-Y sendiri menjadi metode yang paling banyak dilakukan karena mampu menurunkan berat badan dengan cepat.

Pencegahan

Berikut beberapa cara mencegah obesitas agar tubuh senantiasa sehat dan bugar:

  1. Jauhi makanan berenergi tinggi atau yang mengandung banyak kalori, seperti makanan siap saji dan makanan olahan.
  2. Kurangi konsumsi gula berlebih. Gula cepat diubah menjadi energi. Akan tetapi, lonjakan gula ini justru membuat tubuh cepat kelelahan. Contoh makanan dan minuman yang sebaiknya dihindari yaitu kue, pastry, dan minuman bersoda. Minuman manis yang mengandung sukrosa atau kombinasi sukrosa dan fruktosa juga cenderung meningkatkan berat badan akibat peningkatan asupan kalori.
  3. Kurangi makanan dari biji-bijian olahan. Sebaliknya, utamakan biji-bijian utuh sebagai gantinya, seperti gandum utuh, oat, dan beras merah.
  4. Perbanyak sayuran beraneka warna dalam menu harian.
  5. Pilih buah utuh daripada jus buah. Buah utuh tidak hanya tinggi serat, tetapi juga lebih mengenyangkan. Usahakan makan lima sampai enam porsi buah setiap hari.
  6. Jangan ragu menambahkan kacang-kacangan dalam menu harian. Kacang dapat membantu memenuhi kebutuhan mikronutrien tubuh.
  7. Hindari makanan yang digoreng dan batasi pemakaian mentega. Sebaiknya masak dengan minyak nabati.
  8. Hindari menahan lapar. Solusinya adalah makan lebih sering dengan porsi terkendali dan jenis makanan yang sehat. Dengan makan teratur, metabolisme tetap lancar dan risiko makan berlebihan berkurang.
  9. Pastikan tidur cukup. Kurang tidur bisa membuat suasana hati buruk dan mendorong konsumsi makanan ringan. Usahakan tidur nyenyak selama 7-8 jam setiap malam.
  10. Lakukan olahraga rutin. Usahakan melakukan aktivitas sedang minimal 30 menit setiap hari, seperti jalan kaki, berenang, atau jogging. Manfaatkan waktu di siang hari untuk membakar kalori 10-15 menit, contohnya berjalan dari parkiran ke kantor atau naik tangga.

Akhir kata, bukti dari dunia medis menegaskan bahwa obesitas berdampak nyata pada kesehatan dalam banyak aspek. Kendati demikian, selalu ada kesempatan untuk berubah. Dengan dukungan yang tepat dan tekad kuat, siapa pun dapat meningkatkan kesehatan dan kualitas hidupnya.

Jaga kesehatan Anda mulai sekarang dengan langkah yang tepat. Jika Anda mengalami masalah berat badan atau ingin mengelola pola makan secara sehat, konsultasikan langsung dengan dokter spesialis gizi klinik di RS Royal Progress untuk mendapatkan penanganan yang sesuai dengan kebutuhan Anda.

Konsultasi dengan Dokter Spesialis Kami

  • Comprehensive Assessment and Diagnosis of Metabolic and Biomechanical Complications in Obesity - StatPearls - NCBI Bookshelf
  • Obesity - WHO International
  • Obesity and overweight - WHO International
  • Public Health Considerations Regarding Obesity - StatPearls - NCBI Bookshelf
  • Obesity Prevention - Cardiovascular, Respiratory, and Related Disorders - NCBI Bookshelf
  • Obesity and loss of disease-free years owing to major non-communicable diseases: a multicohort study - PubMed
  • Obesity in adulthood and its consequences for life expectancy: a life-table analysis - PubMed
  • Annual medical spending attributable to obesity: payer-and service-specific estimates - PubMed
  • Economic Impact of Obesity - PubMed

Artikel Lainnya

Mengenal Vaksin Influenza, Perlindungan Efektif dari Penyakit Musiman

Vaksin influenza merupakan cara paling efektif untuk memperkuat pertahanan terhadap flu. Flu sendiri merupakan penyakit yang menular lewat saluran pernapasan dan dapat menyebabkan komplikasi serius hingga membutuhkan perawatan di rumah sakit. Walaupun tidak sepenuhnya mencegah sakit, vaksin flu terbukti melalui berbagai studi mampu memperingan gejalanya. Oleh sebab itu, vaksin tahunan dianjurkan bagi siapa pun yang […]
03/11/2025

Mengenal Alergi Dingin: Penyebab, Gejala, dan Pengobatannya

Bagi sebagian orang, udara dingin adalah momen menyegarkan karena membawa semangat baru dan kenyamanan. Namun, bagi sebagian lainnya, suhu rendah justru memicu reaksi tubuh yang tak biasa. Kulit tiba-tiba memerah, muncul bentol, hingga rasa gatal yang mengganggu. Kondisi ini dikenal sebagai alergi dingin atau cold urticaria. Tidak sedikit orang yang menyebutnya sebagai alergi udara dingin […]
23/10/2025

Apa Itu Heatstroke? Ketahui Gejala, Penyebab, dan Penanganannya

Pernahkah Anda mendengar kasus seseorang tiba-tiba pingsan setelah beraktivitas lama di bawah terik matahari? Kondisi tersebut bisa jadi bukan sekadar kelelahan biasa, melainkan heatstroke. Ini adalah keadaan darurat medis yang bisa berakibat fatal bila tidak mendapat penanganan segera setelah serangan. Karena tanpa penanganan yang tepat, heatstroke dapat membahayakan organ vital, termasuk otak, jantung, ginjal, dan […]
20/10/2025

Ingin berkonsultasi dengan dokter spesialis yang tepat?

Dengan dokter spesialis berpengalaman, kami siap memberikan penanganan terbaik untuk setiap keluhan dan penyakit yang Anda alami. Jelajahi dokter di rumah sakit kami dan temukan dokter yang sesuai dengan kebutuhan Anda.
Cari Dokter

Halo,
Ada yang bisa
Kami bantu?

Customer Care
crossmenuchevron-down