WHO melaporkan bahwa sekitar 2,5 miliar orang dewasa memiliki berat badan berlebih. Persentasenya mencapai 43% dari total orang dewasa, sedangkan 20% anak-anak dan remaja (jumlahnya sekitar 390 juta) mengalami obesitas. Obesitas adalah kondisi di mana tubuh memiliki penumpukan lemak berlebihan.
Dengan jumlah yang begitu besar, kegemukan yang berlebihan telah menjadi masalah kesehatan masyarakat global yang kian merisaukan. Yang paling mengkhawatirkan adalah lonjakan obesitas anak, mengingat pada 1990 hanya 8% anak dan remaja yang mengalaminya.
Tren ini memperingatkan akan meningkatnya prospek penyakit kronis di masa depan. Oleh karena itu, perlu adanya upaya pencegahan obesitas secara kontinu sejak dini.
Berikut sejumlah akibat obesitas, baik yang menimpa di tingkat individu maupun masyarakat:
Kelebihan berat badan di masa kanak-kanak cenderung berlanjut hingga dewasa. Karena itu, penderitanya lebih mudah terkena penyakit kronis di usia dini.
Beberapa penyakit tersebut antara lain:
Prevalensi penyakit-penyakit tersebut naik bersamaan dengan tingginya epidemi pada skala global. Jika dibandingkan dengan orang seumuran yang berat badannya normal, individu dengan berat badan berlebih kehilangan sekitar 8 tahun hidup bebas penyakit.
Selain memicu penyakit serius, kegemukan juga memperpendek usia rata-rata. Bahaya obesitas pada orang dewasa terbukti menjadi prediktor kematian dini.
Penelitian menemukan bahwa orang dengan berat badan berlebih di usia 40 tahun kehilangan 6-7 tahun harapan hidupnya. Angka ini berlipat ganda bagi perokok yang juga terlewat gemuk.
Berat badan yang berlebih juga dapat berdampak pada kesehatan emosional. Perubahan mood, tingkat kecemasan, dan kebahagiaan sering kali lebih terpengaruh pada orang dengan berat badan berlebih dibanding yang memiliki berat badan normal.
Di sisi lain, banyak orang mengeluhkan penurunan kualitas kesehatan dan kemampuan menjalani aktivitas sehari-hari apabila berat badan meningkat. Tak hanya itu, intensitas rasa sakit yang ditimbulkan juga bisa memengaruhi rutinitas sehari-hari.
Survei kesehatan rata-rata menilai aktivitas fisik, hubungan sosial, kesehatan mental, dan kesejahteraan populasi secara keseluruhan. Individu dengan berat badan yang jauh di atas normal memegang risiko lebih tinggi terserang penyakit kronis.
Di samping itu, kelebihan berat badan juga berdampak pada rasa percaya diri dan interaksi sosial, lebih-lebih di tengah masyarakat yang menekankan tubuh ramping. Perempuan pun cenderung menanggung tekanan sosial dan emosional lebih berat daripada laki-laki.
Kelebihan berat badan beserta komplikasi kesehatannya menyumbang lebih dari 20% pengeluaran kesehatan negara setiap tahun. Biaya perawatan bagi orang dengan berat badan berlebih tercatat 30%-40% lebih besar dibanding individu sehat.
Biaya langsung meliputi diagnosis dan pengobatan penyakit terkait berat badan berlebih, seperti penyakit jantung dan diabetes tipe 2. Sedangkan biaya tidak langsung mencakup hilangnya penghasilan karena sakit atau kematian dini, tingginya biaya disabilitas dan asuransi, serta menurunnya produktivitas kerja.
Kelebihan berat badan terjadi ketika asupan energi harian terus-menerus melebihi pengeluaran energi, yang akhirnya menimbulkan kenaikan berat badan secara signifikan. Kondisi ini dipengaruhi oleh berbagai faktor yang saling terkait, mulai dari faktor genetik, gaya hidup, budaya, hingga lingkungan sekitar.
Faktanya, faktor keturunan memegang peran besar dalam menentukan berat badan. Terdapat sejumlah gen yang bermain dalam penumpukan lemak dan kenaikan berat badan, yaitu:
Di samping itu, penyebab obesitas adalah:
Adapun peningkatan berat badan juga kerap terlihat pada beberapa sindrom genetik, misalnya sindrom Prader-Willi, sindrom Bardet-Biedl, serta sindrom Alström. Semua itu turut menjadi faktor risiko obesitas yang perlu diwaspadai.

Berikut sejumlah gejala obesitas yang paling umum:
Bertambahnya berat badan juga berpotensi memperparah penyakit yang sudah ada, seperti asma atau refluks lambung.
Gejala lain yang juga perlu diperhatikan meliputi:
Di sisi lain, banyak orang mungkin berpikir bahwa ciri-ciri obesitas pada anak atau orang dewasa mudah dikenali dengan mengamati penampilan fisiknya. Namun kenyataannya, secara medis, diperlukan tes-tes lebih lanjut untuk menilai apakah seseorang sudah berada dalam kondisi kelebihan berat badan.
Anak-anak mulai usia enam tahun, remaja, dan orang dewasa disarankan untuk memantau berat badan secara berkala. Salah satu cara yang umum digunakan adalah menghitung Body Mass Index (BMI) atau Indeks Massa Tubuh, dihitung dengan membagi berat badan (kg) dengan tinggi badan (m) kuadrat.
Menurut BMI, derajat obesitas dibagi menjadi beberapa kategori sebagai berikut:
Selain itu, rasio pinggang terhadap pinggul juga sebaiknya diukur. Pada pria, rasio lebih dari 1:1, sedangkan pada wanita lebih dari 0:8.
Dengan kata lain, rasio pinggang yang lebih besar daripada pinggul menandakan risiko kesehatan yang lebih tinggi akibat berat badan berlebih, walaupun BMI secara keseluruhan normal. Selain pemantauan berat badan, dokter juga dapat melakukan skrining untuk mencari faktor-faktor penyebab yang mendasari.
Riwayat medis yang lengkap umumnya mencakup:
Untuk analisis lebih mendalam, dokter dapat merekomendasikan pemeriksaan tambahan. Contohnya, pengukuran lipatan kulit dengan kaliper atau analisis impedansi bioelektrik (BIA). Tes pencitraan seperti CT scan, MRI, atau DEXA juga dapat dijalankan.
Apabila diperlukan data yang lebih akurat mengenai lemak tubuh, metode khusus seperti air displacement atau densitometri udara pun akan dipertimbangkan.
Tatalaksana obesitas sebaiknya mencakup perubahan pola makan, terapi perilaku, pemberian obat, serta prosedur bedah bila memang dibutuhkan.
Pola makan perlu dibuat khusus untuk tiap individu dan diawasi dengan cermat agar penurunan berat badan terjadi secara sehat dan bertahap.
Dokter dan ahli gizi rata-rata menyarankan diet rendah kalori, bisa dengan mengurangi asupan karbohidrat atau lemak. Akan tetapi, diet rendah karbohidrat cenderung lebih cepat menurunkan berat badan dalam beberapa bulan pertama daripada diet rendah lemak.
Kunci utamanya adalah konsisten menjalankan diet. Oleh karena itu, dokter akan memberikan arahan dan dukungan agar pasien dapat menjalankan diet secara aman dan efektif.
Bagi individu dengan berat badan melebihi batas sehat, terapi perilaku yang intensif juga dapat membantu.
Pilihan terapi dari cara mengatasi obesitas yang satu ini antara lain:
Terapi-terapi tersebut akan membangun kebiasaan sehat dan mempertahankan motivasi pasien. Meskipun demikian, pendekatan ini akan lebih optimal bila digabung dengan pola makan seimbang dan olahraga rutin.
Untuk individu dengan berat badan yang jauh di atas normal dan menderita berbagai penyakit tambahan, dokter akan menyarankan penggunaan obat bersamaan dengan diet, olahraga, dan terapi perilaku.
Pilihan obat yang tersedia antara lain:
Obat-obatan ini ditujukan untuk manajemen berat badan dalam jangka panjang. Akan tetapi, orlistat biasanya menjadi pilihan utama karena bekerja langsung di saluran pencernaan dengan penyerapan minimal. Artinya, risiko efek samping pada organ lain lebih kecil.
Sementara itu, operasi menjadi opsi untuk individu dengan berat badan jauh di atas normal atau mengalami penyakit parah sebagai akibatnya.
Akan tetapi, keberhasilan pasca operasi sangat bergantung pada kepatuhan pasien dalam menjalani perubahan gaya hidup, pemeriksaan rutin, dan program olahraga teratur.
Sebelum tindakan bedah, pasien akan menjalani pemeriksaan lengkap untuk mengevaluasi risiko. Adapun prosedur yang umum dilakukan antara lain adjustable gastric banding, Roux-en-Y gastric bypass, dan sleeve gastrectomy.
Roux-en-Y sendiri menjadi metode yang paling banyak dilakukan karena mampu menurunkan berat badan dengan cepat.
Berikut beberapa cara mencegah obesitas agar tubuh senantiasa sehat dan bugar:
Baca Juga:
Akhir kata, bukti dari dunia medis menegaskan bahwa obesitas berdampak nyata pada kesehatan dalam banyak aspek. Kendati demikian, selalu ada kesempatan untuk berubah. Dengan dukungan yang tepat dan tekad kuat, siapa pun dapat meningkatkan kesehatan dan kualitas hidupnya.
Jaga kesehatan Anda mulai sekarang dengan langkah yang tepat. Jika Anda mengalami masalah berat badan atau ingin mengelola pola makan secara sehat, konsultasikan langsung dengan dokter spesialis gizi klinik di RS Royal Progress untuk mendapatkan penanganan yang sesuai dengan kebutuhan Anda.
