Diabetes melitus, penyakit yang dulu dianggap hanya menyerang orang tua, kini semakin sering banyak ditemukan pada kelompok usia muda. Kenapa bisa muncul gejala diabetes di usia muda? Penyebab utamanya ada pada gaya hidup modern yang kurang sehat, faktor genetik, serta gangguan pada fungsi ginjal yang dapat memperburuk kondisi penderita diabetes melitus.
Dengan tingginya kasus, penting bagi Anda untuk memahami ciri-ciri diabetes dan mengenali gejala diabetes di usia muda agar kadar gula darah tetap terkontrol dan tubuh tetap mampu mengubah glukosa menjadi energi secara optimal.
Menurut laporan dari National Diabetes Audit dan National Paediatric Diabetes Audit, ada 122.780 anak-anak dan dewasa muda di bawah usia 40 tahun yang menderita penyakit diabetes tipe 2; yang mana 1.560 (1,3%-nya) merupakan anak-dewasa muda usia di bawah 19 tahun. Menurut IDAI, terjadi lonjakan prevalensi penderita diabetes tipe 1 sebesar 70 kali lipat pada anak di bawah 18 tahun dari tahun 2010 hingga 2023, dan menjadi kasus terbanyak di Asia Tenggara.
Lalu, seperti apa ciri-ciri diabetes di usia muda? Anda wajib mewaspadai kondisi-kondisi berikut:
Peningkatan frekuensi buang air kecil bahkan mengompol pada anak-anak, terutama di malam hari (nokturia) adalah gejala umum penyakit diabetes. Kondisi ini terjadi karena tubuh berusaha mengeluarkan kelebihan glukosa lewat urine sehingga tubuh bisa kehilangan banyak cairan.
Gejala diabetes kedua yakni dorongan untuk terus minum atau polidipsia. Jadi, anak muda yang mengalami diabetes sering merasa sangat haus, meski ia telah minum banyak air. Kondisi ini tidak terpengaruh oleh cuaca karena meski cuaca tidak panas atau cenderung sejuk, tubuh tetap memiliki dorongan untuk selalu minum.
Mengalami penurunan berat badan secara tiba-tiba tanpa alasan yang jelas bisa menjadi tanda penyakit diabetes. Hal ini sering terjadi pada penderita diabetes tipe 1 karena tubuh tidak mampu menggunakan glukosa sebagai energi sehingga mulai memecah lemak dan otot.
Penderita diabetes sering merasa sangat lapar (polifagia) karena sel tidak mendapatkan energi yang cukup dari glukosa. Akibatnya, meski asupan makanan sudah tampak cukup, sinyal lapar dari otak tetap muncul.
Kondisi tubuh yang lemas, lemah, atau tidak berenergi secara tidak wajar dan berlangsung terus-menerus juga bagian dari gejala umum diabetes. Gangguan dalam mengubah glukosa menjadi energi membuat sistem kekebalan tubuh dan organ lain tidak bekerja optimal.
Tingginya kadar gula darah bisa berefek langsung pada tubuh, seperti menyebabkan lensa mata membengkak dan kondisi area mata kering. Tanda-tanda diabetes semakin parah adalah penglihatan yang makin lama menjadi kabur.
Luka atau infeksi yang tidak kunjung sembuh bisa menjadi tanda adanya gangguan pada aliran darah dan proses penyembuhan luka. Pada penderita diabetes, kadar gula darah tinggi dapat menghambat fungsi sel dan sistem kekebalan tubuh.
Penderita diabetes muda sering mengalami infeksi kulit, seperti infeksi jamur di area-area tertentu, bahkan di area selangkangan. Hal ini disebabkan oleh tingginya kadar glukosa dalam darah membuat kulit kehilangan kelembapan yang bisa menjadi tempat berkembang biak yang baik untuk mikroorganisme, khususnya di area-area lembap.
Neuropati diabetik atau kerusakan saraf akibat diabetes bisa menyebabkan kesemutan atau mati rasa di kaki dan tangan. Kondisi ini berkaitan erat dengan gangguan aliran darah dan kadar gula darah yang tidak terkontrol.
Kulit tampak lebih gelap dan menebal pada area lipatan sebagai tanda resistensi insulin (acanthosis nigricans). Akantosis nigricans adalah kondisi kulit yang menebal dan menggelap, biasanya muncul di lipatan tubuh seperti leher, ketiak, atau selangkangan. Kondisi ini erat kaitannya dengan resistensi insulin yang sering terjadi pada penderita diabetes tipe 2.
Diabetes pada anak muda, terutama tipe 2, semakin banyak ditemukan di berbagai negara. Berikut penyebab utama yang sering menjadi faktor risiko menurut sumber internasional:

Saat ini diabetes tipe 1 tidak dapat dicegah karena faktor utamanya berupa genetik. Namun sebagian besar diabetes tipe 2 sebenarnya dapat dicegah.
Langkah-langkah berikut bisa membantu mencegah diabetes tipe 2 pada masa kanak-kanak:
Anda wajib mempertahankan BB yang ideal. Kelebihan berat badan atau obesitas meningkatkan risiko terkena diabetes tipe 2 karena meningkatkan kemungkinan resistensi insulin.
Dengan tetap aktif secara fisik, tubuh akan mengurangi resistensi insulin dan membantu mengatur tekanan darah. Usahakan untuk berolahraga setidaknya 30 menit sehari, seperti berjalan kaki, berlari, atau bersepeda.
Mengonsumsi banyak makanan tinggi gula dapat menyebabkan penambahan berat badan dan masalah fungsi insulin. Oleh karena itu, sebaiknya konsumsi makanan dengan proporsi seimbang yang kaya nutrisi.
Perbanyak konsumsi vitamin, serat, dan protein tanpa lemak berguna untuk menurunkan risiko diabetes tipe 2. Hindari atau minimalisir makanan olahan dan junk food.
Anda bisa melakukan pemeriksaan kesehatan secara rutin untuk membantu mendeteksi tanda-tanda awal diabetes dan kondisi kesehatan lainnya. Tes gula darah puasa dan HbA1c adalah tes penting untuk memantau kadar glukosa darah. Jika memungkinkan, Anda bisa membeli alat tes gula darah sendiri untuk tes mandiri di rumah.
Ciri-ciri diabetes di usia muda tidak jauh berbeda dengan diabetes pada umumnya. Bedanya, anak muda yang menderita diabetes berada dalam kondisi serius yang memerlukan perhatian medis segera, karena tingginya komplikasi di masa depan, seperti risiko jantung.
Mengenali tanda-tanda diabetes secara dini bisa membantu Anda mengambil langkah pencegahan dalam mengelola kondisi ini dan mencegah komplikasi lebih lanjut.
Jika Anda atau orang terdekat mengalami gejala diabetes, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter Spesialis Penyakit Dalam di RS Royal Progress. Diagnosis dini dan perawatan yang tepat sangat penting untuk mengelola diabetes dengan efektif juga mencegah terjadinya komplikasi. Dengan demikian, hidup akan jadi lebih sehat dan berkualitas.
Tidak selalu, tapi kulit kering dan gatal yang menetap bisa menjadi salah satu gejala diabetes, terutama bila disertai sering haus dan sering buang air kecil. Sebaiknya periksa gula darah jika keluhan kulit muncul terus-menerus tanpa sebab jelas.
Kadar gula darah yang tinggi dapat melemahkan sistem imun sehingga tubuh lebih sulit melawan bakteri, virus, dan jamur. Akibatnya, infeksi kulit, infeksi jamur, atau luka yang sulit sembuh lebih sering terjadi.
Diabetes tipe 1 biasanya muncul mendadak dan lebih berat, misalnya cepat turun berat badan, sering haus, dan lemas. Diabetes tipe 2 cenderung perlahan, seperti cepat lelah, sering lapar, atau muncul area kulit yang menggelap di lipatan.
