Menjadi seorang atlet badminton memang tak akan lepas dari yang namanya cedera. Cedera pemain badminton bermacam-macam. Mulai dari yang paling ringan, hingga yang paling parah.
Lalu, apa saja cedera yang kerap dialami pemain badminton, dan bagaimana pencegahannya? Berikut ulasannya!
Keseleo bisa terjadi pada pemain bulu tangkis akibat gerakan mendadak yang membuat sendi dalam tubuh bergerak lebih dari ruang gerak semestinya. Bermain badminton memang membutuhkan gerakan seluruh tubuh tak terkecuali persendian untuk bekerja ekstra. Sehingga cedera ini bisa saja terjadi.
Meskipun badminton lebih banyak menggunakan tangan, namun cedera punggung juga kerap menimpa para atlet badminton. Gerakan-gerakan seperti service dan smash membutuhkan kekuatan ekstra dari bahu dan lengan. Gerakan secara mendadak dan menggunakan kekuatan penuh berisiko untuk membuat cedera pada punggung.
Cedera bahu merupakan salah satu cedera pemain bulu tangkis yang cukup sering terjadi. Ketika melakukan smash, seluruh tubuh bergerak mulai dari kaki, lengan, punggung bahkan bahu. Gerakan ekstrim secara mendadak inilah yang membuat peluang terjadinya cedera bahu menjadi tinggi.
Cedera pada siku bisa terjadi pada atlet badminton. Hal ini akibat dari beban pada raket dengan gerakan ekstrim secara terus menerus. Hal ini bisa saja menyebabkan peradangan otot pada tubuh bagian siku.
Badminton tak hanya mengandalkan kekuatan tangan, tetapi seluruh tubuh bahkan kaki.
Gerakan cepat dari shuttlecock membuat para pemain harus ekstra dalam mengejar kemudian berhenti secara mendadak dan kemudian mengembalikan shuttlecock ke daerah lawan.
Gerakan cepat bisa saja membuat otot pada paha robek karena gerakan-gerakan ekstrim tersebut.
Cedera pada Lutut menjadi cukup sering diderita oleh para pemain badminton. Gerakan lari kemudian berhenti secara mendadak membuat lutut harus ekstra keras dalam menahan bobot tubuh. Akibatnya, peluang untuk terjadinya cedera pada lutut sangat tinggi karena gerakan ekstrem tersebut.
Badminton membutuhkan gerakan-gerakan yang cukup ekstrim. Sehingga tubuh bagian bawah memerlukan kekuatan ekstra untuk menahan badan ketika berlari, berhenti, dan melompat. Otot betis akan terbebani akibat gerakan-gerakan eksplosif tersebut.
Tidak hanya betis, cedera ankle juga sangat sering menimpa pemain badminton akibat gerakan ekstrem dan eksplosif yang terjadi secara berulang kali.
Gerakan-gerakan ekstrem secara berulang ini memiliki peluang pendaratan tidak sempurna sehingga ankle bisa saja menahan beban dengan posisi yang tidak sempurna akibat kelelahan.
Kelelahan ini bisa saja menurunkan kapasitas dari otot yang berfungsi menyeimbangkan ankle, dan menurunkan sense posisi sendi serta menurunkan kontrol dinamis dari postur ankle.
Ada berbagai cara mencegah cedera pemain badminton. Berikut beberapa diantaranya:
Dengan peralatan yang pas dan pemanasan yang cukup, risiko cedera pada atlet badminton bisa berkurang dan lebih aman.
Itulah beberapa cedera pemain badminton dan cara pencegahannya. Apabila Anda atau kerabat Anda merupakan atlet badminton mungkin beberapa tips pencegahan ini bisa bermanfaat.
Apabila Anda mengalami cedera yang cukup berat, Anda bisa langsung berkonsultasi dengan Dokter Spesialis Ortopedi dan traumatologi di Royal Sports Medicine Centre. Hal ini karena tim dokter sudah memiliki pengalaman lebih dari 13 tahun untuk menangani cedera olahraga menghadirkan solusi pelayanan medis yang ditujukan bagi penggiat olahraga dan atlet untuk mendiagnosa dengan tepat cedera yang dialami sehingga dapat menentukan rencana pengobatan yang tepat bagi pasien.
Lalu, Anda juga dapat mengunjungi Royal Sports Performance Centre (RSPC) berperan dalam membantu masa pemulihan dan memaksimalkan performa atlet maupun penggiat olahraga secara holistik dengan pelayanan yang paripurna, ditangani secara langsung dan terintegrasi oleh Dokter Spesialis Kedokteran Olahraga, Psikolog Olahraga, Physical Therapist, Nutritionist, Spesialis Akupuntur, serta Physiotherapist Olahraga.