Logo RS Royal Progress
Menu
Buat Janji Temu
Home Blog Mengenal Penyakit Parkinson: Penyebab, Gejala, Diagnosis & Pengobatannya

Mengenal Penyakit Parkinson: Penyebab, Gejala, Diagnosis & Pengobatannya

Berdasarkan data WHO, jumlah kasus parkinson meningkat dua kali lipat dalam 25 tahun terakhir. Perkiraan global pada tahun 2019 menunjukkan lebih dari 8,5 juta orang menderita PD (parkinson disease). Meski di Indonesia sendiri datanya masih sangat terbatas, data insidensi penyakit parkinson diperkirakan 10 orang setiap tahun.

Kondisi otak yang terjadi pada penderitanya bisa menyebabkan masalah pada pergerakan, kesehatan mental, tidur, nyeri, dan masalah kesehatan lainnya, bahkan, makin lama bisa makin buruk. Ini sebabnya, Anda perlu tahu seperti apa penyakit parkinson, penyebab, gejala, dan cara mengobatinya.

Definisi Parkinson Disease

Parkinson bagaikan bayangan hitam yang mengintai sistem saraf pusat, khususnya bagian yang mengatur pergerakan tubuh. Penyakit neurodegeneratif kronis ini menyerang banyak orang, yang kemudian memicu tremor, kekakuan otot, gerakan lambat, dan gangguan keseimbangan.

Setelah penyakit Alzheimer, penyakit Parkinson merupakan kelainan neurodegeneratif yang paling kronis dan menjadi nomor dua paling umum terjadi.

Penyakit parkinson disebabkan oleh apa? Akar permasalahan pada parkinson terletak pada hilangnya dopamin, yakni neurotransmitter penting yang berfungsi dalam mengendalikan gerakan. Dopamin sendiri diproduksi di bagian otak yang disebut substantia nigra.

Jadi, ketika dopamin berkurang, maka sinyal dari otak ke otot terputus. Nah, hal ini memicu berbagai gejala, seperti tremor, kekakuan otot, gerakan lambat, dan gangguan keseimbangan.

Penyebab Parkinson

Di dalam otak, terdapat bagian yang disebut substantia nigra, yang jika diibaratkan, bagaikan pabrik dopamin dalam tubuh. Dopamin sendiri merupakan neurotransmitter, yang menjembatani komunikasi antara sel-sel saraf dan bertanggung jawab pula pada koordinasi tubuh, gerakan, dan keseimbangan.

Pada parkinson, sel-sel saraf di substantia nigra secara bertahap rusak dan mati. Inilah yang menyebabkan penurunan drastis produksi dopamin. Nah, parkinson disebabkan oleh kadar dopamin yang kurang, sehingga sinyal dari otak ke otot jadi kacau.

Adapun penyebab pasti kenapa substantia nigra bisa kacau, bisa berasal dari banyak faktor yang diduga berperan, seperti:

  • Protein alpha-synuclein dapat menumpuk dan membentuk struktur abnormal yang disebut Lewy bodies di dalam sel saraf. Nah, anomali tersebut diduga berkontribusi pada kerusakan sel saraf.
  • Peradangan kronis di otak bisa mengacaukan sel saraf dan mengganggu fungsi otak.
  • Stres oksidatif, yakni ketidakseimbangan antara radikal bebas dan antioksidan, bisa merusak sel saraf.
  • Mitokondria adalah organel sel yang memproduksi energi, nah ketika ada kekacauan fungsi mitokondria, maka bisa menyebabkan kerusakan sel saraf.

Sebagai catatan, perjalanan parkinson bersifat progresif, artinya kondisinya akan semakin memburuk seiring waktu. Oleh karena itu, penyakit ini harus ditangani secara efektif dan optimal.

Gejala Parkinson

Tremor salah satu gejala Parkinson
Tremor salah satu gejala Parkinson

Jangan terlena, sebab ciri atau gejalanya muncul secara perlahan dan bertahap, sehingga sering kali tidak terdeteksi pada tahap awal. Namun, seiring waktu, pertandanya semakin terasa dan bisa memengaruhi kualitas hidup kehidupan.

1. Gejala Utama

Gejala utama penyakit ini adalah:

  • Tremor - Biasanya gemetar di tangan, terutama saat beristirahat atau melakukan gerakan tertentu.
  • Kekakuan otot (rigiditas) - Otot terasa kaku dan sulit digerakkan.
  • Bradikinesia (gerakan lambat) - Gerakan jadi lebih lambat dan kaku, sehingga membutuhkan waktu lebih lama untuk menjalankan aktivitas sehari-hari.
  • Postural instability (gangguan keseimbangan) - Sering tersandung, kehilangan keseimbangan, dan jatuh.

2. Gejala Lain

Selain gejala umum, ada juga gejala lain yang perlu Anda waspadai, seperti:

  • Kekacauan Kognitif - Kesulitan berpikir, memori, dan konsentrasi.
  • Gangguan suasana hati - Depresi, kecemasan, dan apati.
  • Masalah tidur - Kesulitan tidur dan insomnia.
  • Pencernaan Bermasalah Sembelit, diare, dan kesulitan menelan.
  • Kesulitan bicara - Suara pelan, tidak jelas, dan monoton.
  • Sensorik Terganggu - Nyeri, kesemutan, dan mati rasa.

Siapa Saja yang Berisiko Terkena Parkinson?

Gejala parkinson muncul ketika neuron, zat kimia penghasil dopamin mati. Sejauh ini, para ilmuwan masih belum mengetahui apa yang menyebabkan neuron mati.

Meski penyebabnya belum pasti, namun Anda yang punya ciri seperti di bawah ini, bisa saja berpotensi lebih tinggi untuk mengalami parkinson.

1. Faktor Utama

Ada beberapa faktor utama yang  bisa Meningkatkan Risiko terkena parkinson, seperti:

  • Usia. Seiring bertambahnya usia, maka risiko terkena parkinson pun meningkat. Faktanya, lebih dari 60% penderita parkinson berusia di atas 65 tahun.
  • Riwayat keluarga. Punya anggota keluarga parkinson bisa menaikkan risiko Anda untuk mengalaminya. Lantaran, ada temuan mutasi genetik yang terkait pada parkinson, meskipun hanya sebagian kecil kasus yang berasal dari faktor genetik.
  • Jenis Kelamin. Pria dua kali lebih berisiko terkena parkinson daripada wanita. Sedangkan alasan di balik perbedaan ini masih belum sepenuhnya dipahami, namun diduga terkait bersama faktor hormonal dan lingkungan.
  • Paparan Racun. Interaksi lebih pada racun tertentu, seperti pestisida dan herbisida, bisa menaikkan risiko parkinson.
  • Cedera Kepala. Kondisi yang parah, terutama yang terjadi bertahun-tahun sebelum timbul, dan bisa menaikkan risiko parkinson.

2. Faktor Lain

Selain faktor-faktor utama di atas, ada banyak kondisi lain seperti di bawah ini,  yang juga punya faktor risiko potensial untuk mengalami parkinson:

  • Infeksi virus atau bakteri tertentu bisa berperan dalam perkembangan parkinson sehingga jadi lebih parah.
  • Gangguan pada sistem kekebalan tubuh bisa menaikkan risiko autoimun, termasuk parkinson.
  • Stres kronis bisa berdampak negatif pada kesehatan otak dan menaikkan risiko berbagai neurodegeneratif, termasuk parkinson.

Banyak peneliti yang kini percaya bahwa penyakit parkinson disebabkan oleh kombinasi faktor genetik dan lingkungan, seperti paparan racun.

Diagnosis Parkinson

Pemberian diagnosis pada parkinson memerlukan kombinasi berbagai pemeriksaan dan penilaian guna memastikan keakuratannya. Oleh karena itu, biasanya baru bisa menentukan setelah melewati prosedur seperti di bawah ini.

1. Prosedur Diagnosis

Pertama ialah anamnesis dan pemeriksaan fisik. Di sini dokter akan menanyakan riwayat kesehatan Anda, termasuk pertanda yang dialami, kapan munculnya, dan apakah ada keluarga yang mengidap parkinson. Bisanya ini melalui penilaian dari gerakan, keseimbangan, dan refleks Anda.

Setelah itu, baru masuk pada pemeriksaan penunjang karena tidak ada tes tunggal yang definitif untuk mendiagnosis parkinson. Pemeriksaan penunjang di bawah ini bisa memperkuat diagnosis:

  • Tes darah: Meskipun tidak spesifik untuk Parkinson, tes darah bisa menyingkirkan kemungkinan penyebab lain.
  • Pencitraan otak - CT scan atau MRI otak bisa  mendeteksi kelainan pada struktur otak yang terkait parkinson.
  • Scan - Scan dopamin (SPECT atau PET) guna melihat kadar dopamin di otak.
  • Tes elektrofisiologi - Untuk menilai fungsi sistem saraf Anda.

2. Kriteria Diagnosis

Selain cara di atas, deteksi parkinson pun bisa berdasarkan kriteria klinis seperti berikut ini.

  • Gerakan jadi lebih lambat dan kaku.
  • Gemetar di tangan, terutama saat beristirahat.
  • Otot terasa kaku dan sulit digerakkan.
  • Sering tersandung, kehilangan keseimbangan, dan jatuh.

Cara Mengobati Parkinson

Apakah parkinson bisa sembuh? Untuk saat ini belum ada obat yang mampu menyembuhkannya. Akan tetapi, ada banyak pilihan penanganan yang agar bisa mengendalikannya, menaikkan kualitas hidup, dan memperlambat perkembangannya.

1. Obat-obatan

  • Obat dopaminergic - Menaikkan kadar dopamin di otak, seperti levodopa, carbidopa, dan dopamine agonists.
  • Antikolinergik dan amantadine - Meringankan tremor dan kekakuan otot.
  • Obat lain - Agar bisa meringankan depresi, kecemasan, gangguan tidur, dan nyeri.

2. Terapi

  • Fisioterapi - Menambahkan kekuatan, fleksibilitas, keseimbangan, dan koordinasi.
  • Terapi okupasi - Agar pasien bisa mempelajari cara beraktivitas sehari-hari secara lebih mudah dan mandiri.
  • Terapi wicara: - Bermanfaat agar pasien mengatasi kesulitan berbicara dan menelan.

3. Pola Hidup

Mengidap kelainan ini, butuh penanganan yang menyeluruh. Tidak hanya dengan obat dan terapi, tetapi juga menjaga pola hidup sehari-hari guna menjaga kondisi tubuh agar tidak memburuk. Oleh karena itu, harus menjaga banyak hal, misalnya saja dengan melakukan beberapa hal ini.

  • Diet gula - Membatasi asupan gula harian, agar fluktuasi gula darah terjaga. Lantaran, tingginya gula darah bisa memicu tremor berlebih.
  • Hindari kafein dan alkohol - Dua hal tersebut bisa mengakibatkan tremor semakin menjadi dan kesulitan tidur.
  • Konsumsi cukup protein, asam lemak omega 3, dan serat - Membantu sel lebih cepat beregenerasi dan mengurangi peradangan.

4. Operasi Bedah

Dalam tindakan ini, dokter akan melakukan deep brain stimulation (DBS) yaitu penanaman elektroda di otak agar bisa menstimulasi listrik yang mengendalikan parkinson.

Parkinson bisa mengacaukan kemampuan bergerak dan keseimbangan Anda. Oleh karena itu, jika Anda mengalami gejala-gejalanya. Maka, segera konsultasikan ke dokter spesialis saraf untuk memperoleh diagnosis dan penanganan yang tepat.

RS Royal Progress memiliki tim dokter spesialis saraf yang berpengalaman dan kompeten. Kami juga menyediakan berbagai layanan  kesehatan penunjang lainnya untuk membantu Anda dalam penanganan secara optimal. Dan untuk kondisi darurat jangan ragu secepatnya hubungi IGD 24 Jam RS Royal Progress di 08190 6511 008.

  • Parkinson Disease in the Elderly Adult - PMC
  • Long-Term Outcomes of Genetic Parkinson's Disease - PMC
  • Parkinson Disease - StatPearls - NCBI Bookshelf
  • Parkinson’s Disease and Its Management - PMC
Artikel Lainnya

Perbedaan Stroke Iskemik dan Stroke Hemoragik: Penyebab & Pengobatannya

Stroke iskemik dan stroke hemoragik adalah dua jenis gangguan kesehatan serius yang menyerang otak. Keduanya juga menjadi salah satu penyebab utama kematian dan kecacatan nomor dua di dunia. Setiap detiknya sangat berharga ketika stroke menyerang. Namun kurangnya pemahaman tentang kedua jenis stroke ini seringkali menghambat penanganan yang tepat. Dengan mekanisme, gejala, dan penanganan yang berbeda, memahami […]
04/04/2025

9 Hal yang Tidak Boleh Dilakukan Penderita Stroke: dari Malas Gerak sampai Merokok!

Stroke merupakan penyebab kematian kedua tertinggi di dunia. Kondisi ini dapat berdampak besar pada kualitas hidup penderitanya. Ketika sudah mengalami kondisi ini, ada hal-hal yang tidak boleh dilakukan penderita stroke atau pantangan kegiatan, demi memperbesar peluang kesembuhan dan meminimalkan risiko komplikasi lain. Jadi, apa saja hal-hal yang perlu dihindari oleh penderita stroke? Ini daftarnya: 1. Mengabaikan […]
28/03/2025

Apakah Stroke Bisa Sembuh Total? Ini Peluang & Faktor yang Memengaruhi

Stroke bisa datang tanpa peringatan dan mengubah hidup seseorang dalam sekejap. Tapi jika sudah pernah mengalami serangan, apakah stroke bisa sembuh? Pertanyaan ini wajar muncul mengingat dampaknya yang sering kali memengaruhi gerak tubuh, kemampuan bicara, bahkan fungsi kognitif penderitanya. Namun, peluang pemulihan tetap ada dengan tindakan yang tepat dan rehabilitasi yang berkesinambungan. Peluang Pemulihan Stroke Banyak […]
27/03/2025
1 2 3 7

Ingin berkonsultasi dengan dokter spesialis yang tepat?

Dengan lebih dari 90 dokter spesialis berpengalaman, kami siap memberikan penanganan terbaik untuk setiap keluhan dan penyakit yang Anda alami. Jelajahi dokter di rumah sakit kami dan temukan dokter yang sesuai dengan kebutuhan Anda.
Cari Dokter

Berasa lelah akut gan?

Ayo Cek Sekarang 
Klik Disini !

Halo,
Ada yang bisa
Kami bantu?

Customer Care
crossmenuchevron-down