Stroke bisa terjadi secara mendadak misalnya tiba-tiba bicara pelo, wajah mencong, atau salah satu sisi tubuh melemah dan kondisi ini tentu termasuk gawat darurat. Karena kerusakan otak dapat berlangsung cepat saat stroke iskemik (sumbatan), dunia medis mengenal prinsip "time is brain", semakin cepat ditangani, semakin besar peluang fungsi otak terselamatkan.
Code Stroke (di beberapa negara disebut "stroke alert") adalah sistem respons darurat di rumah sakit yang membuat tim medis bergerak serempak saat ada kecurigaan stroke. Tujuannya sederhana: mempercepat alur dari pasien datang ke IGD sampai tindakan yang tepat, terutama pada stroke iskemik yang bisa mendapat terapi pembuka sumbatan.
Di banyak sistem layanan stroke, kecepatan penanganan memang menjadi fokus, karena manfaat terapi sangat dipengaruhi oleh “seberapa cepat” pasien diperiksa dan diobati.
Cara paling praktis mengenali stroke adalah FAST: Face, Arms, Speech, Time. NHS menegaskan bahwa tanda seperti wajah menurun di satu sisi, lengan lemah, dan bicara pelo adalah tanda penting, dan jika dicurigai stroke harus segera menghubungi layanan gawat darurat.
CT scan kepala (dan/atau pencitraan lain sesuai kebutuhan klinis) membantu membedakan dua penyebab utama stroke: iskemik (karena sumbatan) dan hemoragik (karena perdarahan). Ini penting karena terapi untuk stroke iskemik bisa melibatkan obat penghancur bekuan, sedangkan pada perdarahan pendekatannya berbeda dan trombolisis dapat berbahaya bila diberikan pada pasien yang ternyata hemoragik.
Walau detail tiap RS bisa berbeda, konsep Code Stroke umumnya mencakup langkah cepat berikut. Sistem perawatan stroke menekankan percepatan waktu dari onset-gejala hingga terapi pada pasien yang memenuhi syarat, termasuk pasien kandidat trombolisis dan kandidat thrombectomy.
Pada stroke iskemik tertentu, dokter dapat memberikan trombolisis intravena (misalnya alteplase) untuk membantu melarutkan bekuan darah. AHA/ASA menekankan bahwa waktu dari onset gejala ke pemberian alteplase harus sesingkat mungkin, dan terapi umumnya dipertimbangkan sampai batas waktu 4,5 jam pada pasien yang memenuhi kriteria.
Dalam sistem mutu layanan stroke, target waktu dari pasien tiba di IGD hingga obat diberikan (door-to-needle) sering dipantau untuk mempercepat penanganan.
Jika sumbatan terjadi pada pembuluh besar tertentu dan pasien memenuhi kriteria, mechanical thrombectomy (pengambilan bekuan dengan kateter) dapat menjadi opsi. Ringkasan materi AHA/ASA menyebut thrombectomy dapat dipertimbangkan pada pasien terpilih hingga 24 jam sejak gejala pertama, tergantung kriteria klinis dan pencitraan.
Jika CT scan menunjukkan perdarahan, fokus penanganan berbeda dan pada beberapa kasus diperlukan tata laksana bedah/rujukan bedah saraf serta perawatan intensif sesuai kondisi pasien. Karena itu, membedakan iskemik vs hemoragik lewat pencitraan cepat adalah bagian krusial dari alur Code Stroke.
Baca Juga:
Jika menemukan tanda FAST (wajah mencong, lengan lemah, bicara pelo) seperti yang dijelaskan sebelumnya, tanggapi sebagai kondisi gawat darurat dan segera hubungi IGD 24 Jam RS Royal Progress agar evaluasi dan CT scan bisa dilakukan secepat mungkin. Penanganan cepat adalah kunci untuk memperbesar peluang pemulihan pada stroke yang memenuhi kriteria terapi.
Tetap perlu evaluasi medis segera karena gejala neurologis mendadak bisa menandakan kondisi serius dan penilaian cepat menentukan langkah berikutnya.
Karena pada stroke, kerusakan jaringan otak dapat berlangsung sangat cepat, sehingga keterlambatan dapat memperburuk luaran klinis, ini yang melahirkan prinsip "time is brain".
Tidak, tindakan bergantung pada jenis stroke, waktu onset, hasil CT/pencitraan, dan kriteria klinis tertentu sesuai pedoman.
