Ketika seseorang menderita sakit batu ginjal, maka akan ada banyak kondisi serius jika tidak tertangani dengan baik. Sebutlah infeksi, komplikasi, dan gagal ginjal.
Lantas, apa yang dimaksud dengan batu ginjal? Apa penyebab batu ginjal? Apakah ada tanda-tandanya? Bagaimana cara pengobatannya?
Simak selengkapnya pada uraian berikut!
Batu ginjal adalah bahan keras seperti kerikil yang tercipta di salah satu atau kedua ginjal Anda berkat adanya kandungan mineral tertentu yang tinggi dalam air seni.
Apabila penderita batu ginjal mendapatkan penanganan yang tepat dari ahli kesehatan, maka sakit ini bisa sembuh dan tidak menyebabkan kerusakan permanen.
Sementara ukuran dan bentuk batu ginjal juga bervariasi. Bisa sekecil butiran pasir atau sebesar kacang polong. Sedangkan permukaannya bisa halus atau kasar dengan warna cokelat atau kuning.
Karena ukurannya bervariasi, butiran kerikil dengan sendirinya akan terbawa keluar bersama urine melewati saluran kemih, baik menyebabkan sedikit atau tanpa rasa sakit.
Sedangkan kerikil besar berpotensi tersangkut di ureter dan menghalangi cairan. Sehingga, terjadi penumpukan cairan yang menyebabkan pembengkakan atau pendarahan.
Baca Juga
Batu ginjal disebabkan oleh adanya sejumlah limbah kimia pembentuk kristal yang tidak terlarut. Jadi, dapat disimpulkan bahwa batu ginjal penyebabnya adalah adanya zat kimia pembentuk kristal, seperti kalsium, oksalat, asam urat, sistin, dan xantin, dan juga fosfat.
Ketika sampah kimia ini tersedia dalam jumlah banyak, tetapi cairan pelarutnya sedikit maka saat itulah batu mulai tercipta.
Dari yang semula satu elemen kemudian bercampur dengan bahan kimia lain akhirnya membentuk padatan yang lebih besar. Hal ini terjadi jika kerikil tidak larut keluar bersama urine.
Berdasarkan penyebabnya, setidaknya ada empat jenis penyakit batu ginjal, yaitu:
Dalam jenis pertama ini termasuk kalsium oksalat dan kalsium fosfat. Jenis ini terbentuk saat kalsium bercampur dengan oksalat atau fosfat.
Namun, kalsium ini didapat dari ekstra kalsium yang sudah tidak diperlukan tulang dan otot sehingga ia masuk ke ginjal dan perlu dikeluarkan bersama urin. Jadi, makanan bukan pemasok kalsium ke ginjal.
Ketika kalsium sudah di ginjal maka ia akan bercampur dengan zat lain untuk membentuk kristal.
Umumnya, jenis ini terbentuk karena ada faktor garis keturunan atau kekeluargaan.
Jenis ini tercipta sebab adanya kandungan purin yang berlebihan dalam urin. Tingginya asupan purin menyebabkan meningginya produksi monosodium urat. Alhasil kondisi ini menciptakan kerikil di ginjal.
Sedangkan, faktor peningkat asam urat dalam urin adalah berlebihan mengkonsumsi ikan, kerang, dan daging, terkhusus jeroan.
Kemudian, struvite yang memiliki perkembangan cepat. Jadi, batu ginjal ini bisa membesar secara tiba-tiba. Penyebabnya sendiri karena adanya infeksi pada saluran kemih bagian atas.
Terakhir, sistin yang disebabkan oleh cystinuria. Sebuah keabnormalan yang diturunkan melalui keluarga. Cystinuria sendiri menimbulkan kebocoran asam amino cystine melalui ginjal ke urin.
Beberapa kondisi berikut dapat meningkatkan risiko terkena batu ginjal.
Apabila dalam famili Anda ada yang memiliki riwayat batu ginjal maka kemungkinan besar Anda juga bisa terkena.
Selain itu, Anda yang mempunyai batu ginjal juga berpotensi mengembangkan penyakit ke orang lain dalam garis keturunan.
Asupan cairan yang sedikit juga berpeluang meningkatkan risiko. Selain itu, Anda yang berdomisili di wilayah beriklim panas, kering, dan banyak mengeluarkan keringat juga berpotensi tinggi terkena batu ginjal.
Diet yang Anda jalankan perlu dikaji ulang. Sebab diet sembarangan tanpa pertimbangan ahli nutrisi bisa secara signifikan meningkatkan risiko.
Dengan berlebihan mengonsumsi makanan kaya protein, garam, dan gula bisa meningkatkan kuantitas partikel pembentuk kristal (kalsium) yang masuk ginjal. Alhasil, organ tidak dapat bekerja optimal sebab jumlahnya yang berlebihan dan akhirnya lolos ke ureter.
Peningkatan risiko juga memiliki kaitan dengan indeks massa tubuh (BMI) yang tinggi, ukuran pinggang yang besar, dan obesitas.
Operasi seperti bypass lambung, sakit pada usus seperti kolitis atau crohn, atau diare kronis bisa memicu perubahan kinerja organ dalam mencerna. Yang mana perubahan ini bisa saja memengaruhi absorbsi kalsium dan cairan, meningkatkan kapasitas zat pengkristal dalam urin.
Kondisi-kondisi seperti ISK berulang, penyakit komorbid sistinuria, pembesaran kelenjar paratiroid, juga asidosis tubulus ginjal mampu menaikkan persentase risiko kena BSK.
Seperti vitamin C, obat suplesi kesehatan, antasida atau suplemen kalsium, dan obat khusus untuk meredakan sakit kepala sebelah atau depresi mampu meningkatkan risiko.
Ketika Anda merasa ada yang salah dengan tubuh Anda dan ada potensi terkena batu ginjal, Anda bisa konsultasi ke dokter.
Nantinya, dokter akan meminta Anda menjalani sejumlah tes, seperti:
Perawatan untuk batu ginjal biasanya tergantung pada ukuran, lokasi, dan terbuat dari apa juga tingkat keparahan.
Bagi penderita batu ginjal, tapi tidak merasakan tanda-tandanya, Anda bisa mencukupi asupan cairan tubuh, mengonsumsi obat antinyeri sesuai anjuran dokter, dan juga terapi medis.
Salah satu terapinya adalah alpha blocker, terapi untuk melemaskan ureter yang tegang.
Sementara pengobatan untuk penderita dengan tanda sakit yang parah (batu tidak dapat keluar dengan sendirinya) ada beberapa opsi yang bisa Anda lakukan, seperti:
Gejala batu ginjal umumnya sebagai berikut:
Jika Anda merasakan hal di atas, segeralah ke dokter urologi terdekat untuk mendapatkan diagnosa tepat.
Bagi Anda yang di Sunter, Jakarta Utara Anda bisa melakukan konsultasi terkait batu ginjal dengan dokter Spesialis Bedah Urologi di RS Royal Progress.
Apabila rasa sakitnya sudah tidak tertahankan, Anda bisa langsung menghubungi IGD RS Royal Progress agar lekas mendapat penanganan.