Pernahkah Anda mengalami pilek, hidung mampet, yang disertai nyeri di sekitar mata atau dahi? Mungkin Anda mengira ini adalah gejala influenza biasa. Tapi, jika keluhan ini tak kunjung membaik dan sering kambuh, bisa jadi Anda tengah menderita sinusitis.
Banyak yang menganggap keluhan tersebut sebagai flu atau reaksi alergi biasa. Padahal sinusitis memerlukan penanganan yang berbeda agar tidak mengakibatkan komplikasi serius. Agar dapat mewaspadai penyakit ini, pahami penyebab, gejala, serta metode penanganan sinusitis berikut ini.
Tahukah Anda, di balik wajah Anda terdapat sejumlah rongga yang berguna untuk menghangatkan serta melembapkan udara pernapasan. Rongga inilah yang disebut sinus.
Tapi, apabila terjadi infeksi pada rongga ini, hal ini akan mengakibatkan timbulnya masalah sinusitis. Infeksi ini dapat terjadi ketika rongga sinus penuh dengan lendir atau cairan sehingga menjadi tempat perkembangbiakan virus dan bakteri.
Akibatnya, Anda akan mengalami sejumlah gejala seperti nyeri pada area mata, dahi, dan pipi. Tidak hanya itu, hidung menjadi mampet serta keluar lendir yang kental dan berwarna hijau atau kuning yang menandakan adanya infeksi.
Infeksi pada sinus ini dapat menimpa siapa pun baik anak ataupun orang dewasa. Tapi, ada sejumlah faktor yang dapat meningkatkan risiko terkena sinusitis, seperti:
Apakah sinusitis berbahaya? Tentu saja. Sinusitis harus segera memperoleh penanganan medis yang tepat. Jika tidak, infeksi ini bisa mengakibatkan sejumlah komplikasi yang cukup fatal, seperti meningitis hingga kebutaan.
Berdasarkan penyebab lama infeksinya, sinusitis dapat dibedakan jadi beberapa jenis yaitu akut, subakut, kronis, dan berulang. Inilah penjelasannya:
Bisa dibilang kalau ini level infeksi sinus yang paling rendah karena umumnya hanya berlangsung tidak lebih dari 1 bulan. Biasanya penyebabnya adalah virus flu.
Infeksi ini berlangsung lebih lama yakni antara 1 sampai 3 bulan. Adapun penyebabnya bisa jadi karena infeksi jamur dan bakteri.
Kondisi ini dapat berlangsung lebih dari 4 bulan walaupun disertai dengan pengobatan. Pemicu infeksi ini adalah cystic fibrosis, virus, bakteri, dan masalah dalam rongga hidung yang meliputi polip, septum, dan tumor.
Penderita bisa mengalami infeksi ini secara berulang setidaknya 4 kali atau lebih dalam satu tahun. Setiap kambuh, infeksi ini berlangsung sekitar 2 minggu.
Sebagian besar penyebab infeksi pada rongga sinus adalah bakteri. Tapi, ada juga infeksi yang pemicunya adalah virus dan jamur.
Apabila penderita peradangan sinus ini adalah anak-anak atau remaja, umumnya penyebabnya adalah cystic fibrosis. Penyakit genetik ini menyebabkan produksi lendir menjadi sangat kental sehingga dapat menyumbat saluran pernapasan dan organ lainnya.
Di samping itu, faktor lain yang bisa menjadi pemicu sinusitis adalah adanya polip, tumor, dan septum hidung yang bengkok. Ketidaknormalan bentuk septum ini bisa menyebabkan penumpukan lendir dalam hidung sehingga memicu perkembangbiakan bakteri yang menyerang sinus.
Setiap jenis sinusitis umumnya punya gejala yang hampir sama, misalnya:
Apabila Anda merasakan sejumlah gejala di atas dan tidak segera membaik dalam beberapa minggu, jangan tunda untuk periksa ke dokter. Dokter akan melakukan pemeriksaan menyeluruh guna mengetahui penyebab infeksi dan tingkat keparahannya.
Kemudian, dokter akan menentukan jenis perawatan yang sesuai. Inilah sejumlah metode pengobatan sinusitis:
Obat sinusitis berupa antibiotik diberikan apabila penyebab infeksinya adalah bakteri. Dokter akan meresepkan antibiotik untuk Anda minum antara 3 sampai 28 hari. Penting untuk Anda catat bahwa konsumsi antibiotik tidak boleh sembarangan.
Jangan hentikan konsumsinya sebelum waktu yang telah dokter tentukan karena dapat memicu resistensi antibiotik. Artinya, obat yang sama tidak akan mempan lagi untuk mengatasi infeksi yang Anda alami di kemudian hari.
Apabila pemicu peradangan sinus adalah alergi, dokter akan memberikan obat antihistamin. Selain membantu meredakan gejala alergi, antihistamin juga bisa mengurangi pembengkakan pada sinus.
Banyak jenis obat dekongestan yang diperjualbelikan dengan bebas. Tapi, sebaiknya, hanya gunakan obat ini apabila dokter menyarankannya. Kegunaan dekongestan adalah mengurangi pembengkakan dan produksi lendir yang berlebihan. Dengan begitu, Anda bisa bernapas dengan lega.
Obat ini biasanya tersedia dalam bentuk semprotan hidung. Dokter akan meresepkannya untuk mengatasi inflamasi pada sinus. Tidak hanya itu, semprotan ini juga berfungsi untuk mengecilkan polip hidung Anda.
Kabar baiknya, obat kortikosteroid dosis normal bisa Anda pergunakan dalam jangka panjang asalkan atas rekomendasi dokter.
Metode ini cukup aman dan efektif dalam meredakan gejala infeksi sinus seperti rasa gatal, sulit bernapas, dan hidung mampet. Anda bisa melakukan cuci hidung menggunakan 1 gelas air matang yang dicampur ¼ sdt garam non-yodium. Atau, Anda juga bisa menggunakan cairan NaCl.
Apabila pemicu sinusitis Anda adalah kelainan pada hidung seperti adanya polip atau bengkoknya septum, dokter akan menyarankan Anda untuk melakukan tindakan bedah. Dokter akan mengangkat polip atau memperbaiki cacat tulang sehingga sinusitis dapat sembuh.
Baca Juga:
Setelah memahami semua gejalanya, kini Anda tentu bisa dengan mudah membedakan sinusitis dan flu biasa. Apabila Anda merasakan gejala-gejala tersebut dan tak juga sembuh dalam waktu berminggu-minggu, segeralah cari pertolongan medis.
Jangan menunggu sampai parah karena bisa mengakibatkan komplikasi. Untuk itu, saat Anda meredakan gejala peradangan sinus yang mengganggu, jangan tunda untuk memeriksakan diri. Anda bisa berkonsultasi dengan dokter Spesialis THT-BKL di RS Royal Progress.
Buatlah janji temu melalui website Royal Progress untuk memperoleh diagnosis dan pengobatan yang tepat.