Konstipasi atau sembelit merupakan masalah yang diderita banyak orang di seluruh dunia, termasuk Indonesia. Konstipasi adalah kondisi di mana Anda merasa susah atau tidak melakukan buang air besar selama beberapa waktu bahkan hingga berminggu-minggu.
Sembelit bisa menimpa siapa pun dari usia berapa pun. Namun, sebuah data menunjukkan bahwa 16% orang dewasa menghadapi gejala sembelit dan sekitar 33% orang berusia 60 tahun ke atas menghadapi hal serupa.
Konstipasi adalah sebuah keadaan di mana Anda mengalami beberapa kondisi berikut:
Namun, frekuensi di atas bukanlah acuan baku karena setiap orang memiliki kebiasaan yang berbeda-beda. Sembelit bukanlah suatu penyakit, tetapi mungkin merupakan gejala dari masalah medis lain, apabila berlangsung dalam waktu lama.
Ciri-ciri konstipasi ialah ia terjadi saat sistem pencernaan menghabiskan waktu terlalu banyak untuk mencerna makanan di usus besar.
Kondisi lain yang memicu sembelit adalah saat usus besar menyerap air dalam jumlah besar, sehingga tidak ada cairan untuk melunakkan tekstur tinja. Akibatnya, tekstur tinja jadi keras dan kering, yang membuat otot usus besar merasa kesulitan mengeluarkannya.
Beberapa faktor berikut juga memicu terjadinya sembelit:
Selain ciri-ciri sembelit yang sudah dijelaskan di awal, seperti frekuensi, tekstur, dan perasaan saat mengalami sembelit. Anda juga mungkin merasakan gejala berikut:
Pertama-tama, dokter akan mengambil riwayat kesehatan dan melakukan tes fisik, termasuk pemeriksaan dubur dengan jari yang bersarung dan berpelumas khusus.
Dalam evaluasi riwayat kesehatan, dokter akan mencari tahu rincian obat apa pun yang Anda pakai karena interaksi obat juga penyebab utama sembelit. Bukan hanya itu, dokter juga akan membicarakan berbagai hal gejala di atas dan potensi-potensi pemicu konstipasi lain.
Berdasarkan tingkat keparahan dan durasi sembelit, juga gejala terkait lainnya, dokter mungkin meresepkan sejumlah tes darah rutin (misalnya untuk mencari hipotiroidisme), tes urin, dan feses.
Jika diperlukan, dokter juga bisa melakukan tes diagnostik lainnya, berupa kolonoskopi, sigmoidoskopi, dan tes pencitraan. Namun tes ini biasanya hanya dilakukan jika intervensi gaya hidup awal, seperti peningkatan asupan air dan serat serta aktivitas fisik tidak mampu mengatasi sembelit.
Hal yang wajar jika Anda mengalami sembelit sesekali dalam jangka pendek. Namun jika berlangsung selama beberapa minggu maka dianggap kronis. Baiknya segera temui dokter apabila masalahnya berlangsung lebih dari tiga minggu.
Jadi, apa yang harus dilakukan saat konstipasi? Anda perlu melakukan beberapa hal berikut:
Tekstur kotoran yang keras bisa Anda atasi dengan pola makan dan minum yang baik sehingga tinja bisa lunak dan lebih mudah dikeluarkan. Sebagai upaya pengobatan maupun pencegahan konstipasi, Anda perlu memperbanyak asupan serat dan cukupi kebutuhan minum harian untuk meringankan gejala.
Melakukan aktivitas fisik secara teratur juga dapat membantu meringankan gejala Anda.
Melatih kebiasaan BAB pada waktu yang sama setiap hari akan membuat rutinitas ini menjadi lebih teratur. Misalnya, Anda bisa mencoba buang air besar 15 - 45 menit setelah sarapan karena makan membantu usus besar mengeluarkan feses.
Pastikan Anda memberi diri Anda cukup waktu untuk BAB dan gunakan kamar mandi segera setelah Anda merasa ingin mengeluarkan kotoran.
Jika menurut Anda resep obat atau suplemen makanan tertentu dari dokter yang Anda minum menyebabkan sembelit, konsultasikan dengan dokter untuk mengubah dosis atau menggunakan obat lain.
Umumnya, dokter akan merekomendasikan laxative atau obat pencahar untuk membantu mengatasi masalah sulit BAB dalam jangka pendek.
Namun, jika Anda sudah lama menggunakan obat pencahar dan memiliki ketergantungan pada obat, coba konsultasikan dengan dokter tentang cara berhenti menggunakannya secara perlahan agar tidak ketergantungan.
Jika Anda berhenti minum obat pencahar, seiring waktu, usus besar Anda akan mulai mengeluarkan tinja secara normal.
Pada kasus tertentu, dokter mungkin akan merekomendasikan pembedahan untuk mengatasi penyumbatan anorektal yang disebabkan oleh prolaps rektal jika pengobatan lain tidak berhasil.
Dokter akan melakukan operasi untuk mengangkat usus besar Anda jika otot usus besar tidak bekerja dengan benar. Jika dokter menyarankan operasi, tanyakan manfaat dan risikonya.
Untuk mencegah dan mengatasi konstipasi, penting untuk menjaga pola makan yang kaya serat, minum cukup air, dan rutin berolahraga. Jika sembelit berlanjut atau disertai gejala lain seperti sakit perut yang parah, tinja berdarah atau frekuensi buang air besar tidak ada sama sekali dalam kurun waktu 3 minggu, Anda harus segera datang ke dokter. Konsultasikan kondisi Anda ke dokter Spesialis Penyakit Dalam di RS Royal Progress untuk membuat janji temu dan mendapatkan penanganan lebih tepat. Dengan penanganan yang tepat, sembelit dapat dikelola dan dicegah agar tidak mengganggu aktivitas Anda.