Pelvic Congestion Syndrome (PCS) adalah suatu kondisi medis dimana terdapat varikositas atau pelebaran dan inkompetensi pembuluh darah vena perimetrial. Kondisi PCS ini merupakan salah satu penyebab dari nyeri panggul kronik yang paling banyak selain endometriosis, adenomyosis, dan fibroma uterine. Seringkali gejala yang menyertai luput dari diagnosis seorang dokter karena sering dihubungkan dengan penyakit yang lain.
Sekitar 10%-20% dari konsultasi ginekologis disebabkan karena nyeri panggul kronik dan hanya 40% diantara tersebut yang dirujuk untuk pemeriksaan evaluasi oleh spesialis bedah vaskular.
PCS disebabkan karena adanya insufisiensi vena yang disebabkan oleh inkompetensi vena iliaca interna, vena ovarica, atau keduanya. Biasanya yang sering mengalami inkompetensi adalah sebelah kiri dibandingkan kanan.
Setidaknya 10% Wanita mengalami pelebaran vena ovarica. Dari 10% tersebut, 60% nya mendapatkan gejala PCS. PCS biasanya terjadi pada Wanita usia subur dengan riwayat melahirkan. Belom ada laporan mengenai kejadian PCS pada Wanita menopause. Pasien dengan keluhan nyeri panggul kronik, prevalensi PCS berkisar 30%.
Gejala dari PCS bervariasi meliputi nyeri panggul lebih dari 3-6 bulan, dyspareunia atau nyeri saat sebelum, saat, dan setelah berhubungan seksual. Gejala yang lain meliputi urinary urgency, nyeri saat buang air besar, pelebaran pembuluh darah vena pada daerah pelvis, vulva-perineal, dan tungkai bawah. Biasanya gejala pada PCS dicetuskan saat berdiri lama, menstruasi, dan aktivitas yang menyebabkan peningkatan tekanan abdominal.
Untuk mendiagnosis suatu kondisi PCS, biasanya dokter akan melakukan anamnesis dan melakukan pemeriksaan fisik yang menunjukkan gejala dan tanda PCS, melalui :
Pemeriksaan USG dapat dilakukan dan melihat gambaran pelebaran pembuluh darah vena di daerah pelvis, vulva perineal dan tungkai bawah.
Pemeriksaan CT angiografi dilakukan untuk memperjelas gambaran pelebaran vena ovarica, vena perimetral, vena iliaca dan berbagai penyebab eksternal seperti jepitan SMA pada vena renalis kiri.
Venografi merupakan baku standar pemeriksaan PCS, kelebihan dari venografi adalah dimungkinkannya Tindakan intervensi/terapi saat dilakukan Tindakan venografi tersebut.
Pengobatan PCS dapat dilakukan secara medikamentosa, operatif, maupun intervensi. Pemberian gonadotropin releasing hormone agonist seperti danazol ditambah dengan kontrasepsi oral seperti progestins dan NSAID merupakan beberapa opsi pengobatan yang diketahui efektif dalam manajemen nyeri pasien dengan PCS.
Ligasi pada vena ovarica yang inkompeten dapat memberikan hasil yang memuaskan. 75% Wanita dengan gejala PCS yang dilakukan ligasi vena ovarica terbukti dapat menghilangkan gejala PCS.
Ablasi pada vena inkompeten dapat dilakukan dengan cara endovascular dengan pendekatan minimal invasive. Tindakan ini biasanya dilakukan oleh ahli bedah vascular. Penyembuhan pada teknik ini biasanya lebih cepat dan lebih minim komplikasi. Agen embolisasi seperti coil, glue, foam, atau sklerosan dapat digunakan untuk menyebabkan kerusakan endothelial pada vena yang inkompeten.
Wanita dengan PCS mengalami resolusi gejala pada setidaknya 68%-100% setelah dilakukan Tindakan. Walaupun demikian, 6%-31.8% gejala terkadang masih menetap.
Sangat penting bagi individu yang mengalami gejala PCS atau memiliki kecurigaan tentang kondisi ini untuk mencari bantuan medis segera. Untuk konsultasi, evaluasi, dan perawatan yang sesuai, Anda dapat membuat perjanjian dengan dokter sub-spesialis bedah vaskular dan endovaskular di Rumah Sakit Royal Progress. Konsultasi dengan ahli adalah langkah pertama yang penting dalam mengatasi PCS. Jangan ragu untuk mencari bantuan dan dukungan medis yang Anda butuhkan.