

Vertigo sering digambarkan sebagai sensasi berputar yang sangat mengganggu, seolah-olah ruangan berputar atau tubuh terasa ditarik ke satu sisi padahal sebenarnya tidak bergerak. Kondisi ini bisa muncul tiba-tiba, berlangsung beberapa detik hingga berjam‑jam, dan membuat penderitanya sulit berdiri atau berjalan dengan stabil sehingga aktivitas sehari‑hari terganggu.
Banyak orang mengira vertigo hanya "pusing biasa", padahal vertigo berkaitan dengan gangguan sistem keseimbangan tubuh, terutama di telinga bagian dalam dan otak, sehingga perlu dikenali dan ditangani dengan tepat.
Secara medis, Vertigo didefinisikan sebagai jenis pusing spesifik ketika seseorang merasakan ilusi gerakan, misalnya sensasi berputar, bergoyang, atau melayang, baik dari tubuh sendiri maupun lingkungan di sekitarnya.
Menurut Cleveland Clinic dan Britannica menjelaskan bahwa vertigo bukan nama penyakit, tetapi gejala dari gangguan lain, misalnya masalah pada telinga dalam, saraf keseimbangan, atau otak.
Dengan kata lain, vertigo adalah "alarm" dari tubuh yang memberi tahu bahwa ada gangguan pada sistem keseimbangan, sehingga penting mencari penyebab dasarnya, bukan hanya menghilangkan pusingnya saja.
Faktor risiko dikatakan sebagai hal yang dapat meningkatkan risiko terjadinya sesuatu bagi penderitanya. Berikut beberapa faktor yang bisa meningkatkan risiko Anda mengalami vertigo, yaitu:
Penyebab vertigo bisa dibagi menjadi dua kelompok besar, yaitu vertigo perifer dan vertigo sentral.
Vertigo perifer berasal dari gangguan pada telinga bagian dalam atau saraf keseimbangan.
Penyebab yang paling sering antara lain:
Vertigo sentral berasal dari gangguan pada otak, khususnya di batang otak dan otak kecil (cerebellum) yang berperan dalam koordinasi dan keseimbangan tubuh.
Penyebab yang perlu diwaspadai antara lain:
Gejala yang muncul saat vertigo biasanya berupa sensasi berputar atau sensasi pusing, seolah-olah ruangan di sekitar berputar atau tubuh terasa bergoyang padahal sebenarnya tidak bergerak. Pusing akibat vertigo ini sering kali terasa lebih berat ketika kepala digerakkan, misalnya saat bangun dari posisi tidur, menoleh cepat, atau menunduk.
Vertigo juga dapat disertai dengan gejala lain yang berkaitan dengan gangguan keseimbangan maupun telinga dalam. Beberapa gejala yang sering dilaporkan antara lain:
Pada sebagian kasus, vertigo disertai dengan gejala bahaya seperti :
Kombinasi gejala pusing seperti ini dapat menjadi tanda gangguan serius di otak seperti stroke dan perlu segera ditangani di IGD. Episode vertigo bisa berlangsung beberapa detik hingga berjam-jam, bahkan pada beberapa gangguan telinga dalam tertentu serangan bisa muncul berulang kali dan mengganggu aktivitas sehari-hari.
Diagnosis vertigo biasanya dimulai dari wawancara dan pemeriksaan fisik sederhana di dokter umum, spesialis saraf atau spesialis THT. Dokter akan menanyakan kapan vertigo muncul, berapa lama, apa pencetusnya (misalnya saat mengubah posisi kepala), serta adanya gejala lain seperti gangguan pendengaran, sakit kepala hebat, atau kelemahan anggota gerak.
Pemeriksaan fisik umumnya meliputi pengukuran tekanan darah, pemeriksaan saraf, pengamatan gerakan mata, serta tes posisi seperti Dix‑Hallpike untuk menilai kemungkinan vertigo posisi jinak (BPPV). Pada kasus tertentu, dokter bisa menyarankan tes penunjang seperti ENG/VNG (tes yang menilai fungsi keseimbangan telinga dalam dengan melihat gerakan mata) atau pemeriksaan CT‑scan dan MRI bila dicurigai penyebab dari otak seperti stroke atau tumor.
Pengobatan vertigo perlu disesuaikan dengan penyebab dasarnya, sehingga dokter akan menentukan terapi berdasarkan penyakit yang mendasari. Pada sebagian kasus, keluhan dapat membaik dengan sendirinya ketika otak berhasil beradaptasi dengan perubahan sinyal dari telinga dalam dan sistem keseimbangan.
Pengobatan khusus vertigo umumnya meliputi:
Manuver Epley merupakan latihan gerakan kepala dan tubuh yang bertujuan memindahkan partikel kecil (otolit) di telinga dalam ke posisi yang tidak lagi memicu pusing berputar. Latihan ini sebaiknya diajarkan terlebih dahulu oleh dokter atau terapis, namun setelah paham langkahnya, sebagian penderita dapat melakukannya secara mandiri di rumah sesuai anjuran.
Jika tidak ditangani dengan baik, vertigo bisa menimbulkan beberapa komplikasi yang cukup serius. Rasa berputar dan hilang keseimbangan membuat penderita mudah jatuh, sehingga berisiko mengalami luka, patah tulang, hingga cedera kepala, terutama pada orang lanjut usia.
Vertigo yang sering kambuh juga dapat mengganggu aktivitas sehari‑hari, membuat penderita takut bergerak, sulit berkonsentrasi, dan akhirnya memicu stres, cemas, atau bahkan depresi.
Pada sebagian kecil kasus, vertigo ternyata merupakan tanda gangguan serius di otak seperti stroke pada bagian belakang otak; bila terlambat dikenali, kondisi ini dapat berujung pada kelemahan anggota gerak, gangguan bicara, hingga kecacatan permanen.
Baca Juga:
Apakah vertigo dapat dicegah? Tentu saja! Selain terapi medis, penanganan dan pencegahan vertigo juga bisa dibantu dengan perawatan mandiri di rumah. Beberapa cara dapat dilakukan untuk mengatasi gejala vertigo muncul, yaitu:
Jika rasa pusing tidak semakin membaik atau berkurang, segera konsultasikan dengan tim dokter Spesialis Saraf dan Spesialis THT-BKL di RS Royal Progress agar pengobatan yang tepat dapat segera dilakukan!
Gejala yang muncul biasanya berupa pusing berputar, mual, muntah, gangguan keseimbangan, telinga berdenging, rasa penuh di telinga, hingga rasa takut terjatuh saat berjalan.
Tidak, karena pusing biasa lebih terasa ringan atau melayang, sedangkan vertigo memberi sensasi berputar yang jelas dan sering disertai gejala lain seperti gangguan keseimbangan dan telinga berdenging.
Selain pemeriksaan fisik dan telinga, dokter dapat menyarankan tes penunjang seperti MRI atau CT scan bila dicurigai penyebab yang mendasarinya berasal dari otak atau ada tanda penyakit serius.
Banyak kasus vertigo membaik ketika penyebabnya ditangani dengan tepat, misalnya dengan obat, terapi posisi, perubahan gaya hidup, dan pengelolaan penyakit telinga atau saraf yang menjadi penyebab yang mendasarinya.
