Siapa yang tidak mengenal HIV? HIV menjadi salah satu penyakit yang berbahaya karena belum ditemukannya obat untuk mematikan virus yang tertular. HIV (human immunodeficiency virus) adalah virus yang menginfeksi sel darah putih dan merusak sistem kekebalan tubuh sehingga rentan diserang berbagai penyakit.
HIV yang tidak ditangani segera akan berkembang menjadi stadium akhir atau biasa dikenal dengan AIDS (Acquired Immunodeficiency Syndrome) dimana pada tahap ini, kemampuan tubuh untuk melawan infeksi virus sudah hilang sepenuhnya.
Populasi penderita HIV terbesar di dunia yaitu berada di benua Afrika (25,7 juta orang), kemudian di Asia Tenggara (3,8 juta), dan di Amerika (3,5 juta). Sedangkan yang terendah ada di Pasifik Barat sebanyak 1,9 juta orang. Tingginya populasi orang terinfeksi HIV di Asia Tenggara menjadikan Indonesia untuk lebih waspada terhadap penyebaran dan penularan virus ini.
HIV timbul dikarenakan daya tahan tubuh seseorang sedang lemah atau rentan hingga memungkinkan untuk terinfeksi sebuah virus. Selain itu, virus HIV juga dapat ditularkan melalui:
Penting untuk dipahami, HIV tidak dapat ditularkan melalui kontak sehari-hari seperti mencium, berpelukan, berjabat tangan, atau berbagi benda pribadi, makanan, atau air.
Untuk menghindari penularan HIV, Anda dapat melakukan "ABCDE" sebagai berikut:
Penderita HIV memerlukan pengobatan dengan Antiretroviral (ARV) untuk menurunkan jumlah virus HIV di dalam tubuh agar tidak masuk ke dalam stadium AIDS, sedangkan penderita AIDS membutuhkan pengobatan ARV untuk mencegah terjadinya infeksi oportunistik dengan berbagai komplikasinya.
Salah satu gejala dari HIV yaitu penderita akan mengalami flu ringan pada 2-6 minggu setelah terinfeksi. Flu bisa disertai dengan gejala lain dan dapat bertahan selama 1–2 minggu. Setelah flu membaik, gejala lain seperti demam hingga menggigil, muncul ruam di kulit, pembengkakan kelenjar getah bening, sakit kepala dan lainnya mungkin tidak muncul selama bertahun-tahun meski virus HIV terus merusak kekebalan tubuh, sampai HIV berkembang ke stadium lanjut menjadi AIDS.
Pada kebanyakan kasus, seseorang baru mengetahui bahwa dirinya terserang HIV setelah memeriksakan diri ke dokter akibat terkena penyakit parah yang disebabkan oleh melemahnya daya tahan tubuh secara terus menerus. Penyakit parah yang dimaksud antara lain diare kronis, pneumonia, atau infeksi pada otak.
Penderita HIV memerlukan pengobatan dengan Antiretroviral (ARV) untuk menurunkan jumlah virus HIV di dalam tubuh agar tidak masuk ke dalam stadium AIDS, sedangkan penderita AIDS membutuhkan pengobatan ARV untuk mencegah terjadinya infeksi oportunistik dengan berbagai komplikasinya.
Namun, hal ini perlu dilakukan secepatnya sebelum virus HIV semakin menurunkan kekebalan tubuh penderita dan menyebabkan penyakit penyerta yang lebih parah.
Segera lakukan konsultasi jika dirasakan adanya keluhan seputar gejala HIV! Ingat, pahami gejalanya, cegah penularannya dan lakukan pengobatan yang tepat.