Dalam dunia medis modern, kecepatan dan ketepatan penanganan kondisi akut menjadi kunci penyelamatan nyawa. Salah satu terobosan penting adalah trombolisis, yaitu terapi untuk melarutkan bekuan darah yang menyumbat pembuluh.
Teknik ini telah merevolusi penanganan penyakit kritis seperti stroke iskemik dan emboli paru.
Terapi trombolisis atau trombolitik adalah prosedur untuk melarutkan gumpalan di pembuluh darah sehingga aliran darah kembali lancar dan kerusakan pada jaringan dan organ dapat dicegah. Prosedurnya adalah dengan menyuntikkan obat penghancur bekuan darah melalui jalur intravena (IV) atau infus.
Selain itu trombolisis juga dapat dilakukan melalui kateter panjang yang memberikan obat langsung ke lokasi penyumbatan.
Walaupun keduanya merupakan prosedur medis untuk mengatasi pembekuan darah, namun trombolisis berbeda dengan trombektomi. Pada terapi trombolisis, tenaga medis akan menggunakan obat penghancur bekuan darah untuk membantu melarutkan bekuan melalui suntikan, infus, atau kateter.
Sementara trombektomi melibatkan prosedur pembedahan untuk mengangkat bekuan darah. Kurang lebih prosedurnya dimulai dengan pembuatan sayatan kecil di pangkal paha lalu memasukkan kateter. Ini adalah semacam alat panjang, tipis, dan fleksibel.
Selanjutnya dokter akan memasukkan perangkat medis melalui kateter untuk mengambil atau menyedot bekuan darah. Trombektomi sendiri berlangsung cukup cepat, yaitu antara satu sampai tiga jam.
Dalam beberapa kasus, dokter mungkin juga menggunakan kedua prosedur, trombolisis dan trombektomi untuk menyelamatkan pasien.
Terapi trombolisis untuk menghancurkan bekuan darah dapat diterapkan pada kondisi-kondisi medis berikut:
Stroke ini terjadi akibat penyumbatan pembuluh darah otak yang menyebabkan kurangnya suplai oksigen ke otak.
Emboli paru adalah penyumbatan pembuluh darah di paru-paru akibat bekuan darah.
DVT merupakan terbentuknya bekuan darah di pembuluh darah dalam di kaki, area panggul, bahu, lengan atau pergelangan. Jika tanpa penanganan, gumpalan darah dapat pecah dan mengalir ke arteri di paru-paru, memicu emboli paru.
Infark miokard akut terjadi ketika aliran darah ke jantung tersumbat, menyebabkan kerusakan otot jantung.
Selain empat kondisi medis tersebut, terapi trombolisis juga dapat berlangsung di cangkokan bypass.
Untuk mendapatkan hasil sesuai harapan, idealnya prosedur trombolisis dilakukan dalam waktu 1-2 jam pascagejala serangan jantung, stroke, atau emboli paru.
Ada 3 tipe terapi trombolisis, yakni trombolisis sistemik, trombolisis kateter, dan trombolisis mekanik (trombektomi).
Singkatnya trombolisis sistemik adalah prosedur pemberian obat penghancur bekuan darah seperti alteplase, streptokinase, atau urokinase, melalui infus. Prosedur ini tak memerlukan pembedahan karena dokter langsung menyuntikkan obat melalui infus.
Sementara untuk terapi trombolisis dengan kateter, dalam menyalurkan obat ke lokasi terjadinya bekuan darah, dokter spesialis radiologi intervensi menggunakan alat kateter khusus.
Trombektomi sebenarnya adalah salah satu tipe trombolisis, yakni penggunaan alat khusus melalui kateter untuk mengangkat bekuan darah. Dokter biasanya mengombinasikan tindakan medis ini dengan pemberian obat trombolisis.
Prosedur ini dokter lakukan dengan panduan sinar X untuk menemukan lokasi penyumbatan dan menyalurkan obat penghancur gumpalan darah.
Berikut adalah langkah-langkahnya secara singkat:
Biasanya sebagian besar bekuan darah akan larut dalam waktu 24 jam, tapi ada yang hingga 72 jam. Selama tindakan staf medis akan terus memantau kondisi vital Anda.
Setelah prosedur usai, dokter akan melepas kateter, menghentikan pendarahan dan menutup lubang sayatan dengan perban. Kulit Anda akan tetap terlihat mulus tanpa bekas jahitan.
Secara umum terapi trombolisis bermanfaat untuk menghancurkan/melarutkan bekuan darah yang jika tanpa penanganan dalam waktu cepat, dapat menyebabkan disabilitas, kehilangan anggota tubuh, bahkan kematian.
Sementara keunggulan prosedur medis ini bekerja secara efektif menghancurkan bekuan darah sehingga aliran darah kembali normal. Dengan demikian risiko kerusakan organ yang vital akibat kekurangan oksigen dapat diminimalkan.
Bagi pasien stroke, prosedur terapi trombolisis memberikan harapan untuk pulih hingga 100% pascaserangan. Artinya pasien berkesempatan untuk mengembalikan kualitas hidupnya seperti sedia kala.
Sama seperti berbagai tindakan medis lain, prosedur trombolisis juga mengandung risiko paling tidak bagi beberapa kondisi pasien, seperti:
Sementara risiko yang kemungkinan bisa terjadi adalah:
Komplikasi yang paling serius yang dapat terjadi adalah perdarahan intrakranial (rongga tengkorak). Namun risiko ini sangat jarang terjadi atau hampir tidak pernah (kurang dari 1% pasien).
Setelah prosedur trombolisis biasanya pasien masih perlu dirawat inap sekitar 2-3 hari, yaitu 1 hari di ICU dan 2 hari di kamar rawat inap untuk observasi. Anda diperbolehkan pulang jika dokter sudah memastikan bekuan darah sudah larut.
Selanjutnya Anda perlu mengonsumsi obat pengencer darah sesuai petunjuk sebagai langkah antisipasi mencegah pembentukan bekuan darah lagi. Pastikan juga mengikuti jadwal kontrol sebagaimana saran dokter.
Baca Juga:
Penanganan medis yang cepat dan tepat melalui terapi trombolisis dapat menyelamatkan nyawa dan meminimalkan dampak jangka panjang dari kondisi serius seperti stroke atau emboli paru.
Jika Anda atau orang terdekat membutuhkan evaluasi atau tindakan trombolisis, silakan jadwalkan konsultasi dengan dokter spesialis di RS Royal Progress, yang siap memberikan layanan dengan teknologi mutakhir dan tim tenaga medis berpengalaman.