Dalam kasus diabetes tipe 1, tubuh mengalami kesalahan fatal dengan menyerang sel beta di pankreas, yaitu sel yang menghasilkan insulin. Padahal insulin berperan penting dalam mengendalikan kadar gula darah. Tanpa insulin, kadar glukosa dapat meningkat secara ekstrem dan menimbulkan dampak kesehatan yang berat.
Menurut International Diabetes Federation dalam laporan IDF Diabetes Atlas 2021, sekitar 8,4 juta orang di dunia hidup dengan diabetes tipe 1. Angka ini diprediksi meningkat hingga 13,5 juta orang pada tahun 2040, jika tidak ada langkah preventif dan edukasi yang maksimal.
Baca Juga:
Oleh karena itu, memahami penyakit diabetes tipe 1 adalah hal penting, apalagi jika Anda ingin lebih peduli terhadap kesehatan diri sendiri.
Sampai sekarang, para ilmuwan belum menemukan jawaban pasti kenapa seseorang bisa mengalami diabetes tipe 1. Tapi, yang diketahui adalah bahwa penyakit ini melibatkan kombinasi faktor genetik dan faktor lingkungan.
Jika Anda punya keluarga dekat yang mengidap diabetes tipe 1, risiko Anda memiliki penyakit ini memang sedikit lebih besar. Tapi hal ini bukanlah satu-satunya faktor.
Beberapa faktor penyebab diabetes tipe 1 yaitu:
Salah satu faktor yang cukup kuat adalah infeksi virus. Penelitian dari The Environmental Determinants of Diabetes in the Young (TEDDY) Studi menunjukkan bahwa infeksi virus seperti enterovirus dapat memicu reaksi autoimun dalam tubuh anak-anak yang secara genetik rentan. Virus ini bisa memicu sistem imun menyerang sel-sel beta pankreas, padahal sel tersebut sama sekali tidak berbahaya.
Faktor lingkungan seperti kurangnya paparan sinar matahari (yang berhubungan dengan rendahnya kadar vitamin D) juga disebut-sebut dalam beberapa penelitian sebagai faktor penyebab diabetes tipe 1.
Studi dari National Library of Medicine (2013) menemukan hubungan antara kadar vitamin D yang rendah dengan peningkatan risiko terkena diabetes tipe 1.
Beberapa ahli juga mengkaji pola pemberian makan pada bayi. Ada dugaan bahwa bayi yang tidak mendapatkan ASI eksklusif atau diperkenalkan terlalu dini dengan susu formula berbahan dasar susu sapi, lebih berisiko mengalami diabetes tipe 1. Namun demikian, penelitian ini belum 100% konklusif.
Pada intinya, jika ditanya apa saja penyebab diabetes tipe 1, jawabannya: multifaktor. Genetik bisa jadi berperan, tapi faktor lingkungan dan imunitas juga sama pentingnya.
Gejala diabetes tipe 1 biasanya muncul dengan cepat, bahkan dalam hitungan minggu. Gejala yang paling sering muncul antara lain rasa haus yang berlebihan, sering buang air kecil, penurunan berat badan drastis tanpa alasan jelas, kelelahan ekstrem, hingga penglihatan yang mulai kabur.
Berikut gejala-gejala diabetes tipe 1 yang perlu Anda waspadai:
Jika Anda merasa sudah minum banyak tapi tetap saja merasa haus terus, bisa jadi ini tanda awal bahwa tubuh Anda kekurangan insulin. Kekurangan insulin ini menyebabkan gula darah naik. Selanjutnya, tubuh berusaha membuang kelebihan gula lewat urine, yang membuat Anda jadi sering ke kamar mandi.
Berat badan bisa berkurang karena tubuh beralih dari lemak dan otot untuk mendapatkan sumber energi, mengingat glukosa tidak bisa diolah dengan maksimal. Akibatnya, Anda mungkin merasa sangat lelah, lebih mudah emosi, atau kesulitan untuk fokus.
Pada anak-anak, gejalanya bisa lebih khas lagi. Misalnya, anak yang tadinya sudah berhenti mengompol bisa kembali mengompol, atau tiba-tiba kehilangan nafsu makan drastis.
Di tengah banyaknya informasi, banyak orang masih bingung antara diabetes tipe 1 dan tipe 2. Padahal, kalau ditelusuri, keduanya berbeda jauh, mulai dari apa yang memicunya, bagaimana tubuh bereaksi, sampai ke cara menanganinya.
Berikut beberapa faktor pembeda keduanya:
Diabetes tipe 1 terjadi ketika pasokan insulin benar-benar terputus karena sel beta di pankreas rusak parah. Sebaliknya, dalam diabetes tipe 2, insulin tetap diproduksi, namun tubuh menjadi "kebal" terhadap efeknya, sehingga muncullah kondisi yang dinamakan resistensi insulin.
Diabetes tipe 1 lazimnya muncul di usia belia, mulai dari masa kanak-kanak, remaja, hingga dewasa awal. Sebaliknya, diabetes tipe 2 lebih sering terdiagnosis pada orang berumur di atas 40 tahun. Meski begitu, pola hidup yang tidak sehat kini mendorong angka kejadian diabetes tipe 2 pada kalangan muda turut meningkat.
Risiko masing-masing jenis diabetes memang berlainan. Tipe 2, misalnya, sering muncul akibat gaya hidup kurang sehat, seperti makan berlebihan gula, kegemukan, jarang bergerak, dan stres berkepanjangan. Ini sebabnya, memperbaiki pola hidup jadi salah satu cara mencegah diabetes tipe 2.
Dalam hal pengobatan, diabetes tipe 1 mengharuskan pasien untuk menggunakan insulin setiap hari seumur hidupnya. Sementara diabetes tipe 2 sering kali bisa dikelola dengan perubahan pola makan, olahraga rutin, dan obat-obatan oral sebelum akhirnya memerlukan insulin.
Kalau Anda sudah didiagnosis dengan diabetes tipe 1, tidak perlu khawatir. Memang, diabetes tipe 1 belum bisa disembuhkan, tapi manajemennya sekarang jauh lebih baik dibandingkan beberapa dekade lalu.
Anda akan membutuhkan terapi insulin setiap hari. Ada berbagai jenis insulin, mulai dari kerja cepat hingga kerja panjang, dan dokter akan membantu Anda mengatur kombinasi terbaik berdasarkan kebutuhan. Ada juga teknologi modern seperti pompa insulin yang bisa membantu mengatur kadar insulin dengan lebih stabil.
Selain insulin, Anda juga perlu rutin mengontrol gula darah, baik melalui glucometer harian di rumah maupun pemeriksaan HbA1c setiap 3 bulan sekali di laboratorium. Menurut American Diabetes Association (ADA), target HbA1c yang ideal untuk penderita diabetes adalah di bawah 7%.
Penting juga untuk memperhatikan pola makan. Mengatur asupan karbohidrat menjadi salah satu kunci menjaga gula darah tetap stabil. Pilihlah makanan untuk penderita diabetes yang tinggi serat, rendah gula tambahan, dan kaya nutrisi. Anda bisa mengonsumsi sayur hijau, kacang-kacangan, biji-bijian utuh, serta ikan laut kaya omega-3.
Aktivitas fisik bisa membantu meningkatkan sensitivitas insulin. Jalan kaki santai, berenang, atau bersepeda bisa jadi pilihan yang baik. Tapi Anda tetap harus berhati-hati supaya tidak mengalami hipoglikemia (gula darah terlalu rendah) setelah berolahraga.
Selain itu, jangan meremehkan dukungan emosional. Hidup dengan diabetes tipe 1 bisa membuat Anda merasa stres atau cemas. Berbagi cerita dengan komunitas diabetes, konselor, atau keluarga bisa membantu menjaga kesehatan mental Anda tetap prima.
Ingat, mengenali tanda-tanda awal dan melakukan cek kesehatan secara rutin itu sangat penting. Kalau Anda ingin melakukan pemeriksaan gula darah atau konsultasi lebih lanjut tentang diabetes, Anda bisa memesan medical check up secara online melalui website RS Royal Progress.
Atau, Anda juga bisa langsung berkonsultasi dengan Spesialis Penyakit Dalam di RS Royal Progress untuk mendapatkan penanganan yang tepat, akurat, dan disesuaikan dengan kondisi tubuh Anda.