Penebalan dinding rahim adalah kondisi yang relatif jarang diidap, namun tetap penting bagi Anda untuk mengetahui gejala-gejalanya, karena dengan deteksi dini dapat memberikan hasil signifikan dalam menangani penyakit tersebut dan mencegah komplikasi.
Simak informasi berikut ini untuk menghindari risiko yang lebih parah di kemudian hari.
Endometrium adalah lapisan dalam rahim. Ketebalan dan komposisinya senantiasa berubah sesuai siklus haid menanggapi keberadaan hormon. Adapun hormon yang berperan dalam penebalan dinding rahim adalah estrogen dan progesteron.
Selama fase menstruasi, endometrium membesar akibat paparan estrogen (fase proliferasi). Setelah ovulasi, progesteron yang bekerja untuk mematangkan dan menstabilkan endometrium (fase sekresi).
Apabila tidak terjadi pembuahan, lapisan endometrium akan tanggal sewaktu haid. Kesetimbangan hormon-hormon tersebut bertujuan agar endometrium tumbuh dan gugur dengan semestinya.
Pada penebalan dinding rahim atau disebut juga dengan hiperplasia endometrium, endometrium berkembang terlampau tebal dikarenakan paparan estrogen berkepanjangan tanpa diimbangi progesteron yang memadai. Pertumbuhan abnormal ini selanjutnya dapat mengarah ke formasi sel berlebih.
Kelak, kondisi ini dapat memperbesar risiko kanker endometrium sampai 30% bila tidak ditindaklanjuti.
Singkatnya, endometrium normal memiliki siklus teratur dan terprediksi sehingga keseimbangan hormon-hormonnya terjaga. Sebaliknya, pada hiperplasia endometrium, terjadi penumpukan lapisan yang kelewat batas sehingga tidak luruh dengan sempurna.
Lantas, apa penyebab penebalan dinding rahim? Dari deskripsi di atas, dapat disimpulkan bahwa ketidakseimbangan hormon adalah pemicu terbesar kemunculan hiperplasia endometrium, lebih tepatnya kelebihan estrogen tanpa progesteron yang cukup.
Uniknya, hiperplasia endometrium ternyata dapat dipicu oleh sejumlah faktor internal dan eksternal. Berdasarkan sumbernya, penyebab penebalan dinding rahim adalah:
Hiperplasia endometrium memperlihatkan gejala yang lebih terasa ketimbang kista ovarium, yang tercatat lebih samar-samar gejalanya sehingga mempersulit diagnosis dini.
Mengingat penyakit ini secara langsung menyerang lapisan rahim, tanda penebalan dinding rahim yang paling gampang dicurigai adalah perdarahan rahim yang tidak wajar.
Jika seandainya Anda kebetulan mendapati gejala ini, jangan berpikir dua kali untuk segera ke dokter. Faktanya, deteksi hiperplasia endometrium sejak awal akan membawa harapan hidup yang relatif lebih baik (80-90%).
Yang tidak kalah penting, perhatikan juga gejala-gejala berikut ini:
Bila Anda menemui gejala seperti yang dijelaskan sebelumnya, sangat disarankan segera berkonsultasi dengan dokter spesialis Obstetri dan Ginekologi (Kandungan dan Kebidanan). Dokter akan menggali informasi mengenai gejala-gejala tersebut serta riwayat kesehatan Anda dan keluarga.
Kemudian, salah satu dari pilihan diagnosis ini dapat dipertimbangkan untuk menegakkan prediksi yang akurat.
Tes ini digunakan untuk memperoleh pencitraan rahim yang jelas, dokter umumnya akan mengusulkan USG transvaginal. Pemeriksaan ini bertujuan untuk melihat ketebalan lapisan endometrium dan adanya polip atau kelainan lain di rahim.
Jika endometrium ternyata sehat, perdarahan yang terjadi mungkin akibat isu-isu lain, seperti perubahan hormonal atau fibroid.
Jika hasil USG didapati menggambarkan lapisan tebal atau perdarahan tanpa sebab, maka dokter selanjutnya dapat menjalankan biopsi endometrium. Harap diingat bahwa langkah ini amatlah penting untuk memeriksa ada tidaknya sel-sel abnormal di endometrium.
Berikut adalah cara kerja biopsi:
Dalam sejumlah situasi, wajar jika dokter menyarankan histeroskopi. Akan tetapi, tindakan ini hanya diwajibkan kalau hasil USG atau biopsi tidak jelas, atau bila kemungkinan adanya polip rahim atau fibroid perlu dipastikan.
Royal College of Obstetricians & Gynaecologists menyusun panduan perihal penatalaksanaan hiperplasia endometrium. Untuk mengatasi penebalan dinding rahim, ahli kesehatan dapat menerapkan cara-cara berikut.
Progestogen (hormon mirip progesteron) dapat diresepkan untuk menangani hiperplasia endometrium non-kanker. Baik progestogen oral maupun progestogen intrauterin dapat membantu menyusutkan penebalan endometrium dan mencegahnya menjadi lebih parah.
Sekiranya pasien enggan menggunakan levonorgestrel-releasing intrauterine system (LNG IUS), tersedia pula pilihan oral. Progestogen oral umumnya berupa pil, dimana pasien harus rutin menggunakan pil ini (setiap hari) agar hasilnya optimal.
Sayangnya, progestogen oral cenderung menimbulkan lebih banyak efek samping dan dapat memicu perdarahan spontan. Namun demikian, pengobatan ini tetap efektif untuk mengatasi hiperplasia. Yang paling penting, pendekatan ini tidak melibatkan prosedur invasif seperti tindakan pembedahan.
Pemberian progesteron lazimnya bekerja efektif untuk mayoritas pasien. Terapi ini mengurangi jaringan abnormal dan gejala-gejala yang menyertai. Akan tetapi, tidak jarang histerektomi (operasi pengangkatan rahim) diambil sebagai upaya terakhir.
Berhubung histerektomi adalah operasi dengan tingkat komplikasi tinggi, tindakan ini sebaiknya tidak menjadi prioritas kecuali bila pengobatan lain tidak berhasil atau kondisi pasien memburuk.
Histerektomi bisa jadi opsi untuk kasus-kasus di bawah ini:
Ooforektomi (pengangkatan ovarium) juga dapat menjadi pilihan alternatif. Namun, tindakan bedah ini tidak berlaku mutlak untuk wanita yang belum memasuki fase menopause. Keputusan ini harus berdasarkan kondisi kesehatan, usia, riwayat keluarga, dan faktor risiko kanker ovarium yang dimiliki oleh wanita tersebut.
Pengangkatan ovarium dapat memicu menopause dini dan ketidakseimbangan hormon. Jadi, dokter akan dengan hati-hati menimbang risiko serta manfaatnya bagi setiap pasien.
Untuk pasien yang belum menopause, salpingektomi bilateral (pengangkatan kedua tuba falopi) lebih ideal karena juga bisa mereduksi risiko kanker ovarium di kemudian hari.
Baca Juga:
Deteksi dini dan pengobatan yang tepat merupakan kunci penting dalam mengatasi hiperplasia endometrium sekaligus mencegah perkembangannya menjadi kondisi serius, seperti kanker rahim. Oleh karena itu, waspadai pola perdarahan abnormal jika ada dan lakukan check-up berkala.
Rumah Sakit Royal Progress menawarkan medical check-up khusus untuk wanita, untuk mendeteksi kelainan sejak dini, termasuk kondisi terkait sistem reproduksi wanita. Penebalan dinding rahim adalah salah satu gangguan reproduksi yang wajib Anda waspadai, dan tindakan preventif yang lebih efektif adalalah pemeriksaan rutin.