Logo RS Royal Progress
Menu
Buat Janji Temu
Home Blog Penebalan Dinding Rahim : Penyebab, Gejala, Diagnosis & Pengobatannya

Penebalan Dinding Rahim : Penyebab, Gejala, Diagnosis & Pengobatannya

12/02/2025

Penebalan dinding rahim adalah kondisi yang relatif jarang diidap, namun tetap penting bagi Anda untuk mengetahui gejala-gejalanya, karena dengan deteksi dini dapat memberikan hasil signifikan dalam menangani penyakit tersebut dan mencegah komplikasi.

Simak informasi berikut ini untuk menghindari risiko yang lebih parah di kemudian hari.

Arti Penebalan Dinding Rahim

Endometrium adalah lapisan dalam rahim. Ketebalan dan komposisinya senantiasa berubah sesuai siklus haid menanggapi keberadaan hormon. Adapun hormon yang berperan dalam penebalan dinding rahim adalah estrogen dan progesteron.

Selama fase menstruasi, endometrium membesar akibat paparan estrogen (fase proliferasi). Setelah ovulasi, progesteron yang bekerja untuk mematangkan dan menstabilkan endometrium (fase sekresi).

Apabila tidak terjadi pembuahan, lapisan endometrium akan tanggal sewaktu haid. Kesetimbangan hormon-hormon tersebut bertujuan agar endometrium tumbuh dan gugur dengan semestinya.

Gambar Penebalan Dinding Rahim / Hiperplasia Endometrium
Gambar Penebalan Dinding Rahim/Hiperplasia Endometrium

Pada penebalan dinding rahim atau disebut juga dengan hiperplasia endometrium, endometrium berkembang terlampau tebal dikarenakan paparan estrogen berkepanjangan tanpa diimbangi progesteron yang memadai. Pertumbuhan abnormal ini selanjutnya dapat mengarah ke formasi sel berlebih.

Kelak, kondisi ini dapat memperbesar risiko kanker endometrium sampai 30% bila tidak ditindaklanjuti.

Singkatnya, endometrium normal memiliki siklus teratur dan terprediksi sehingga keseimbangan hormon-hormonnya terjaga. Sebaliknya, pada hiperplasia endometrium, terjadi penumpukan lapisan yang kelewat batas sehingga tidak luruh dengan sempurna.

Penyebab Penebalan Dinding Rahim

Lantas, apa penyebab penebalan dinding rahim? Dari deskripsi di atas, dapat disimpulkan bahwa ketidakseimbangan hormon adalah pemicu terbesar kemunculan hiperplasia endometrium, lebih tepatnya kelebihan estrogen tanpa progesteron yang cukup.

Uniknya, hiperplasia endometrium ternyata dapat dipicu oleh sejumlah faktor internal dan eksternal. Berdasarkan sumbernya, penyebab penebalan dinding rahim adalah:

1. Endogen (Internal)

  • Sindrom ovarium polikistik (PCOS)
  • Kegemukan (semakin banyak lemak berarti semakin tinggi kadar estrogen)
  • Haid lebih awal (di bawah usia 12 tahun) dan/atau menopause tertunda (usia 55 tahun ke atas)
  • Anovulasi kronis (gangguan regulasi hormonal yang dapat berdampak serius pada kesehatan rahim)
  • Adanya tumor yang mengeluarkan estrogen

2. Eksogen (Eksternal)

  • Konsumsi tamoxifen
  • Bahan kimia tertentu yang meniru estrogen (seperti xenoestrogen dalam plastik atau kosmetik)
  • Terapi sulih hormon

3. Genetik

  • Sindrom Lynch
  • Kanker kolorektal nonpoliposis herediter (risiko sebesar 40-60%)
  • Variasi genetik enzim metabolisme estrogen (enzim aromatase atau CYP)
  • Hubungan darah dengan penderita hiperplasia endometrium

Gejala Penebalan Dinding Rahim

Siklus Haid Tidak Teratur
Siklus Haid Tidak Teratur salah satu gejala penebalan dinding rahim

Hiperplasia endometrium memperlihatkan gejala yang lebih terasa ketimbang kista ovarium, yang tercatat lebih samar-samar gejalanya sehingga mempersulit diagnosis dini.

Mengingat penyakit ini secara langsung menyerang lapisan rahim, tanda penebalan dinding rahim yang paling gampang dicurigai adalah perdarahan rahim yang tidak wajar.

Jika seandainya Anda kebetulan mendapati gejala ini, jangan berpikir dua kali untuk segera ke dokter. Faktanya, deteksi hiperplasia endometrium sejak awal akan membawa harapan hidup yang relatif lebih baik (80-90%).

Yang tidak kalah penting, perhatikan juga gejala-gejala berikut ini:

  • Menstruasi deras atau terlalu lama
  • Perdarahan antar selang waktu haid
  • Perdarahan pasca menopause
  • Haid tidak teratur (apabila Anda belum menginjak fase menopause)

Diagnosis Penebalan Dinding Rahim

Bila Anda menemui gejala seperti yang dijelaskan sebelumnya, sangat disarankan segera berkonsultasi dengan dokter spesialis Obstetri dan Ginekologi (Kandungan dan Kebidanan). Dokter akan menggali informasi mengenai gejala-gejala tersebut serta riwayat kesehatan Anda dan keluarga.

Kemudian, salah satu dari pilihan diagnosis ini dapat dipertimbangkan untuk menegakkan prediksi yang akurat.

1. USG

Tes ini digunakan untuk memperoleh pencitraan rahim yang jelas, dokter umumnya akan mengusulkan USG transvaginal. Pemeriksaan ini bertujuan untuk melihat ketebalan lapisan endometrium dan adanya polip atau kelainan lain di rahim.

Jika endometrium ternyata sehat, perdarahan yang terjadi mungkin akibat isu-isu lain, seperti perubahan hormonal atau fibroid.

2. Biopsi

Jika hasil USG didapati menggambarkan lapisan tebal atau perdarahan tanpa sebab, maka dokter selanjutnya dapat menjalankan biopsi endometrium. Harap diingat bahwa langkah ini amatlah penting untuk memeriksa ada tidaknya sel-sel abnormal di endometrium.

Berikut adalah cara kerja biopsi:

  1. Sebuah tabung tipis masuk lewat leher rahim untuk mengambil sampel jaringan kecil.
  2. Dokter akan mengirimkan sampel tersebut ke laboratorium untuk mengecek tanda-tanda hiperplasia atau tumor.

3. Histeroskopi

Dalam sejumlah situasi, wajar jika dokter menyarankan histeroskopi. Akan tetapi, tindakan ini hanya diwajibkan kalau hasil USG atau biopsi tidak jelas, atau bila kemungkinan adanya polip rahim atau fibroid perlu dipastikan.

Pengobatan Penebalan Dinding Rahim

Royal College of Obstetricians & Gynaecologists menyusun panduan perihal penatalaksanaan hiperplasia endometrium. Untuk mengatasi penebalan dinding rahim, ahli kesehatan dapat menerapkan cara-cara berikut.

1. Pemberian Progestogen

Progestogen (hormon mirip progesteron) dapat diresepkan untuk menangani hiperplasia endometrium non-kanker. Baik progestogen oral maupun progestogen intrauterin dapat membantu menyusutkan penebalan endometrium dan mencegahnya menjadi lebih parah.

Sekiranya pasien enggan menggunakan levonorgestrel-releasing intrauterine system (LNG IUS), tersedia pula pilihan oral. Progestogen oral umumnya berupa pil, dimana pasien harus rutin menggunakan pil ini (setiap hari) agar hasilnya optimal.

Sayangnya, progestogen oral cenderung menimbulkan lebih banyak efek samping dan dapat memicu perdarahan spontan. Namun demikian, pengobatan ini tetap efektif untuk mengatasi hiperplasia. Yang paling penting, pendekatan ini tidak melibatkan prosedur invasif seperti tindakan pembedahan.

2. Operasi Penebalan Dinding Rahim

Pemberian progesteron lazimnya bekerja efektif untuk mayoritas pasien. Terapi ini mengurangi jaringan abnormal dan gejala-gejala yang menyertai. Akan tetapi, tidak jarang histerektomi (operasi pengangkatan rahim) diambil sebagai upaya terakhir.

Berhubung histerektomi adalah operasi dengan tingkat komplikasi tinggi, tindakan ini sebaiknya tidak menjadi prioritas kecuali bila pengobatan lain tidak berhasil atau kondisi pasien memburuk.

Histerektomi bisa jadi opsi untuk kasus-kasus di bawah ini:

  • Penyakit memburuk dan berkembang menjadi prakanker
  • Terapi progestogen tidak membuahkan hasil setelah satu tahun
  • Hiperplasia kambuh sesudah pengobatan tuntas
  • Perdarahan abnormal masih berlanjut walaupun sudah diobati

3. Ooforektomi

Ooforektomi (pengangkatan ovarium) juga dapat menjadi pilihan alternatif. Namun, tindakan bedah ini tidak berlaku mutlak untuk wanita yang belum memasuki fase menopause. Keputusan ini harus berdasarkan kondisi kesehatan, usia, riwayat keluarga, dan faktor risiko kanker ovarium yang dimiliki oleh wanita tersebut.

Pengangkatan ovarium dapat memicu menopause dini dan ketidakseimbangan hormon. Jadi, dokter akan dengan hati-hati menimbang risiko serta manfaatnya bagi setiap pasien.

Untuk pasien yang belum menopause, salpingektomi bilateral (pengangkatan kedua tuba falopi) lebih ideal karena juga bisa mereduksi risiko kanker ovarium di kemudian hari.

Deteksi dini dan pengobatan yang tepat merupakan kunci penting dalam mengatasi hiperplasia endometrium sekaligus mencegah perkembangannya menjadi kondisi serius, seperti kanker rahim. Oleh karena itu, waspadai pola perdarahan abnormal jika ada dan lakukan check-up berkala.

Rumah Sakit Royal Progress menawarkan medical check-up khusus untuk wanita, untuk mendeteksi kelainan sejak dini, termasuk kondisi terkait sistem reproduksi wanita. Penebalan dinding rahim adalah salah satu gangguan reproduksi yang wajib Anda waspadai, dan tindakan preventif yang lebih efektif adalalah pemeriksaan rutin.

  • Endometrial Hyperplasia - ACOG
  • Endometrial Hyperplasia - StatPearls - NCBI Bookshelf
  • Diagnosis and management of endometrial hyperplasia: A UK national audit of adherence to national guidance 2012–2020 - PLOS Medicine
  • Management of Endometrial Hyperplasia (Green-top Guideline No. 67) - RCOG
  • Endometrial Hyperplasia: Causes and Treatment - WebMD
  • Society of Gynecologic Oncology statement on risk assessment for inherited gynecologic cancer predispositions - PubMed
  • Endometrial Cancer - PMC
Artikel Lainnya

Vaksin HPV : Perlindungan Efektif dari Kanker Serviks

Apa Itu Vaksin HPV? Vaksin HPV adalah salah satu cara paling efektif untuk melindungi diri dari infeksi virus Human Papillomavirus (HPV), yang dikenal sebagai penyebab utama kanker serviks. Kami percaya bahwa edukasi dan pencegahan adalah kunci untuk menjaga kesehatan reproduksi Anda dan keluarga. HPV sendiri merupakan jenis virus yang menyebar melalui kontak kulit ke kulit, […]
15/05/2025

Mengenal Kanker Ovarium, Gejala, Penyebab, hingga Pengobatannya

Di samping kanker serviks, kanker payudara dan tiroid adalah jenis kanker yang perlu mendapat atensi serius di kalangan wanita. Sayangnya, sedikit perempuan yang menyadari bahwasanya kanker ovarium atau indung telur justru lebih fatal daripada kanker-kanker di atas karena sulitnya penemuan dini. Untuk itu, simak pengertian, penyebab, gejala, diagnosis, pengobatan hingga pencegahan kanker ovarium. Pengertian Kanker Ovarium Ovarium atau Indung telur […]
24/02/2025

Mengenal Kista Ovarium, dari Jenis, Penyebab, Gejala dan Penanganannya

Kista ovarium atau diperkirakan menjangkiti satu dari setiap 100 wanita. Kondisi ini umumnya tidak berbahaya, tetapi tetap ada jenis yang bisa memicu komplikasi. Oleh karena itu, penting untuk mengenali gejalanya dan mendapatkan penanganan tepat agar kesehatan reproduksi Anda tetap terjaga. Mengenal Kista Ovarium Perlu Anda ketahui bahwa indung telur adalah organ yang teramat aktif. Pasalnya, […]
20/02/2025
1 2 3 5

Ingin berkonsultasi dengan dokter spesialis yang tepat?

Dengan lebih dari 90 dokter spesialis berpengalaman, kami siap memberikan penanganan terbaik untuk setiap keluhan dan penyakit yang Anda alami. Jelajahi dokter di rumah sakit kami dan temukan dokter yang sesuai dengan kebutuhan Anda.
Cari Dokter

Berasa lelah akut gan?

Ayo Cek Sekarang 
Klik Disini !

Halo,
Ada yang bisa
Kami bantu?

Customer Care
crossmenuchevron-down