Gejala autoimun adalah serangan sel imun terhadap jaringan tubuh sendiri. Karena sering berkembang menjadi penyakit kronis, autoimun dianggap sebagai salah satu penyakit yang wajib diwaspadai. Gejala autoimun bisa menimpa semua kelompok usia, dengan tanda dan penanganan yang bervariasi.
Apa penyebab gejala autoimun? Dan apakah gejala autoimun bisa sembuh? Berikut penjelasannya.
Penyebab Autoimun
Sampai sekarang penyebab pasti penyakit ini belum jelas, meski umumnya memiliki kaitan dengan faktor keturunan. Infeksi virus dan bakteri juga bisa menimbulkan perubahan yang memicu terjadinya autoimun.
Faktor seperti merokok, obesitas, dan penggunaan obat tertentu juga dapat meningkatkan risiko terkena autoimun.
Jika seseorang sudah terkena satu penyakit autoimun, peluangnya lebih besar untuk terkena penyakit autoimun lain. Contohnya, penderita diabetes tipe 1 kerap juga mengalami penyakit tiroid autoimun atau celiac. Penderita rheumatoid arthritis juga dapat mengalami lupus atau sindrom Sjögren.
Berdasarkan data, terdapat lebih dari 100 penyakit autoimun berbeda yang bisa mengenai hampir setiap organ tubuh.
Tanda Gejala Autoimun
Terlepas dari banyaknya jenis gangguan akibat autoimun, sebagian besarnya dicirikan oleh gejala-gejala yang sama, baik pada pasien anak maupun dewasa.
Gejala Autoimun pada Anak
Anak-anak relatif lebih jarang mengalami gangguan autoimun daripada orang dewasa. Namun, kalaupun terjadi, kasus pada anak sering kali lebih parah atau agresif. Misalnya, lupus pada anak-anak cenderung lebih sering menimbulkan gangguan ginjal (lupus nefritis) ketimbang lupus pada orang dewasa.
Pada anak-anak, penyakit ini kerap meniru gejala dari berbagai penyakit lain. Gejala yang perlu diwaspadai antara lain:
- Cepat lelah tanpa sebab jelas - anak tampak mudah lelah walau tidak melakukan aktivitas berat.
- Demam berulang atau menetap - demam berlangsung lama tanpa penyebab infeksi yang jelas.
- Gangguan pertumbuhan - berat badan sulit naik, tinggi badan tidak sesuai usia, atau pubertas terlambat.
- Nyeri pada sendi atau otot - sering muncul nyeri sendi disertai kekakuan pada pagi hari, kadang disertai bengkak.
- Ruam kulit yang khas - ruam terutama di wajah (malar rash seperti kupu-kupu pada pipi), tangan, atau tubuh.
- Penurunan berat badan tanpa penyebab jelas.
- Sariawan mulut berulang atau sulit sembuh.
- Kerontokan rambut berlebihan.
- Gangguan pencernaan - diare kronis, nyeri perut atau intoleransi makanan (seperti pada celiac disease).
- Gangguan organ dalam - misalnya ginjal (protein bocor dalam urine pada lupus nefritis) atau tiroid (hipertiroid/hipotiroid pada tiroiditis autoimun).
Gejala yang menetap, menyerang banyak organ sekaligus, dan tidak jelas penyebabnya harus menjadi alarm penting untuk pemeriksaan lebih lanjut.
Gejala Autoimun pada Dewasa
Orang dewasa bisa mengalami gangguan autoimun dengan gejala yang sangat bervariasi, tergantung pada jenis penyakit dan organ tubuh yang diserang sistem imun. Namun, beberapa gejala umum yang sering muncul adalah:
- Kelelahan berkepanjangan - Kelelahan yang ekstrem dan tidak membaik walau istirahat cukup adalah gejala paling umum pada autoimun. Kelelahan ini bisa sangat membatasi aktivitas sehari-hari.
- Nyeri dan kekakuan sendi atau otot - Nyeri sendi yang berpindah-pindah, bengkak, kemerahan, dan kekakuan terutama di pagi hari sering terjadi pada rheumatoid arthritis dan lupus.
- Demam ringan yang berulang - Demam yang kadang muncul dan hilang tanpa penyebab infeksi yang jelas menandakan adanya peradangan dalam tubuh.
- Ruam kulit atau gatal-gatal - Beberapa autoimun seperti lupus atau psoriasis menyebabkan ruam atau plak merah bersisik yang khas di kulit.
- Penurunan berat badan tanpa sebab - Berat badan turun drastis tanpa diet atau alasan jelas bisa menjadi tanda adanya gangguan metabolik akibat autoimun.
- Kerontokan rambut - Rambut rontok secara berlebihan, bahkan hingga botak sebagian, bisa terjadi pada beberapa kondisi autoimun seperti alopecia areata.
- Gangguan pencernaan - Gejala berupa nyeri perut, diare kronis, kembung, atau intoleransi makanan (misalnya celiac disease).
- Gangguan saraf dan otot - Kesemutan, mati rasa, tremor, kelemahan otot, atau kesulitan koordinasi dapat muncul pada penyakit autoimun yang menyerang saraf seperti multiple sclerosis.
- Gangguan konsentrasi dan mood (brain fog) - Kesulitan fokus, mudah lupa, bingung tiba-tiba, hingga depresi dan kecemasan sering dikeluhkan oleh penderita.
- Pembengkakan kelenjar getah bening - Kelenjar getah bening bisa membengkak akibat reaksi sistem imun yang aktif.
- Gejala spesifik organ
- Ginjal: seperti proteinuria atau pembengkakan karena lupus nefritis
- Tiroid: gangguan hormon tiroid menyebabkan perubahan berat badan, mood, dan energi
- Paru-paru: sesak napas atau batuk akibat peradangan paru-paru
- Mata: kering, nyeri, atau penglihatan kabur pada Sjögren’s syndrome atau uveitis
Karena gejala autoimun sangat bervariasi dan bisa menyerupai penyakit lain, diagnosis memerlukan pemeriksaan lanjutan dengan tes darah (autoantibodi, ANA), biopsi jaringan, dan pemeriksaan penunjang lainnya oleh dokter spesialis penyakit dalam atau rheumatologi.
Jika Anda, keluarga atau anak Anda menunjukkan gejala-gejala di atas, sebaiknya jangan abai. Deteksi awal sangat penting agar penanganan lebih efektif. Atur jadwal konsultasi dengan tim spesialis di RS Royal Progress segera! Anda juga bisa membuat janji konsultasi dengan dokter spesialis penyakit dalam secara lebih mudah dan cepat melalui website resmi RS Royal Progress. Dengan layanan online ini, proses pendaftaran menjadi lebih praktis.