Logo RS Royal Progress
Menu
Buat Janji Temu
Home Blog Mengenal Eksim, Penyakit Kulit yang Perlu Diwaspadai

Mengenal Eksim, Penyakit Kulit yang Perlu Diwaspadai

22/09/2025

Apakah pernah merasakan gatal di kulit yang tak kunjung hilang, disertai kemerahan atau kulit menjadi kering dan bersisik? Atau mungkin, mengalami ruam gatal yang semakin parah justru saat digaruk? Eksim, atau dermatitis atopik, memang kerap menimbulkan keluhan seperti ini baik pada anak-anak maupun orang dewasa. Meskipun tidak berbahaya, eksim yang tidak ditangani dengan tepat bisa mengganggu kenyamanan dan rutinitas harian. Untuk mengetahui apa saja penyebab, gejala, hingga langkah pengobatan efektif, mari cermati penjelasan lengkap berikut ini.

Apa itu Eksim?

Eksim adalah peradangan berkepanjangan pada kulit yang dapat menjangkiti orang dari berbagai usia, meskipun lebih sering terjadi pada anak-anak. Eksim tercatat menimpa 10-20% populasi anak-anak, kebanyakan pada usia 12 bulan pertama.

Gejala yang paling sering dikeluhkan adalah pruritus (gatal-gatal). Bila digaruk, ruam kulit malah semakin menjadi-jadi seperti siklus yang tak berujung.

Sekalipun gejala membaik seiring dengan bertambahnya usia, penyakit ini dapat berlanjut hingga dewasa dan akhirnya berpotensi merusak kualitas hidup penderitanya.

Penyebab Eksim

Berdasarkan pemicunya, ada dua jenis eksim yang paling umum. Tapi tidak jarang juga terjadi gabungan keduanya:

1. Eksternal

Faktor eksternal dapat memicu timbulnya dermatitis atopik, misalnya karena paparan zat yang bersifat mengiritasi seperti sabun atau deterjen. Kulit siapa pun sebenarnya bisa mengalami dermatitis akibat iritasi, hanya saja daya tahan kulit setiap orang terhadap iritasi tidaklah sama.

Selain itu, alergi juga tergolong pemicu eksternal. Pada kondisi ini, sistem kekebalan tubuh sudah sensitif terhadap suatu zat kimia tertentu. Oleh karena itu, kontak dengan jumlah sekecil apa pun dapat langsung memicu dermatitis atopik.

2.  Internal

Penyebab eksim yang berasal dari dalam berkaitan langsung dengan kondisi kulit itu sendiri.

Untuk yang satu ini, terdapat tiga jenis utama:

  • Atopik: Diturunkan secara genetik dan sering diiringi timbulnya gangguan kesehatan lain seperti asma dan alergi serbuk sari.
  • Seboroik: Muncul sebagai ketombe berat di kulit kepala bersamaan dengan munculnya ruam berminyak dan bersisik di wajah (khususnya di alis, pipi tengah, dan sisi hidung). Tak jarang juga menyebar ke dada bagian tengah, ketiak, atau lipatan paha.
  • Diskoid: Berawal dari luka melingkar yang basah, gatal, dan bersisik, umumnya muncul di lengan dan kaki.

Diagnosis Eksim

Untuk menentukan diagnosis eksim, dokter mula-mula akan melihat riwayat kesehatan pasien dan menjalankan pemeriksaan fisik. Dokter juga akan memeriksa apakah pasien terpapar faktor pemicu seperti alergen atau zat kimia yang dapat memperparah gejala.

Berdasarkan riwayat kesehatan dan hasil pemeriksaan fisik pasien, barulah dokter dapat menegakkan diagnosis bila terdapat minimal tiga gejala eksim dari masing-masing kriteria: utama (mayor) maupun tambahan (minor).

Gejala Utama

  • Gatal-gatal
  • Dermatitis yang berlangsung lama atau mudah kambuh.
  • Riwayat pribadi maupun keluarga dengan dermatitis atopik.
  • Letak dan bentuk khas ruam (di wajah dan permukaan luar tangan/kaki pada bayi dan anak-anak, atau penebalan kulit di area lipatan tubuh pada remaja dan orang dewasa).

Gejala Tambahan

  • Adanya katarak, penipisan kornea (keratokonus), atau lipatan bahwa mata yang abnormal
  • Wajah tampak pucat
  • Garis telapak tangan terlihat jelas
  • Kulit kering, meradang, dan/atau bersisik
  • Reaksi kulit berupa garis putih bila digores
  • Dermatitis atopik pada puting
  • Gangguan sistem imun seluler
  • Intoleransi terhadap makanan tertentu
  • Hasil positif pada tes kulit alergi tipe I
  • Kadar lgE dalam darah meningkat
  • Gejala muncul sejak usia kanak-kanak

Tatalaksana

Cara mengobati eksim berbeda-beda tergantung pada tujuan pengobatan dan kondisi pasien.

Perawatan Mandiri

Tujuan utama dari perawatan mandiri adalah untuk mengurangi gejala yang ditimbulkan. Adapun yang menjadi target utamanya adalah gatal dan kulit kering. Dengan mengatasi keduanya, diharapkan kondisi pasien membaik dengan sendirinya.

Termasuk dalam perawatan mandiri yaitu:

  • Hindari memakai sabun dan beralih ke minyak mandi.
  • Mandi setiap hari dengan air hangat (<29ºC) tetapi tidak sebelum jam tidur malam.
  • Gunakan pelembap setidaknya dua kali sehari segera setelah mandi.
  • Hindari berpakaian terlalu tebal, cukup dengan maksimal dua lapis.
  • Tidur dengan selimut katun tipis agar gatal berkurang di malam hari.
  • Hindari memakai baju berbahan kasar seperti wol.
  • Potong kuku jari hingga pendek untuk menghindari luka karena garukan.

Penggunaan Obat-obatan

Apabila perawatan mandiri tidak cukup ampuh, sejumlah obat dapat Anda gunakan sebagai upaya alternatif. Opsi ini dapat berupa obat eksim di apotek maupun obat resep dokter.

1. Antihistamin dan Antidepresan

Jika gatal tidak berkurang dengan penggunaan pelembap, dokter dapat meresepkan obat-obatan tertentu. Antihistamin umumnya menjadi pilihan utama.

Obat seperti hydroxyzine dan diphenhydramine cenderung lebih ampuh meredakan gatal.

Sementara itu, obat antidepresan seperti doxepin dan amitroptyline ternyata juga bermanfaat mengurangi gatal sebab dapat menenangkan tubuh dan membuat tidur lebih nyenyak.

Di sisi lain, ada juga obat oles dalam bentuk krim maupun lotion dengan kandungan doxepin, diphenhydramine, atau benzocaine untuk meredakan gatal secara langsung di kulit.

2 Antibiotik

Jika kulit terinfeksi, penggunaan antibiotik pun dianggap perlu. Dokter dapat meresepkan obat seperti clindamycin, dicloxacillin, beberapa golongan cephalosporin, atau macrolides untuk melawan infeksi tersebut.

Pada area kulit yang terinfeksi dan berkerak, penanganan tambahan bisa berupa kompres atau balutan dengan kain yang terendam dalam larutan aluminium asetat atau larutan saline. Tujuannya adalah untuk mempercepat penyembuhan sekaligus menenangkan kulit.

3. Kortikosteroid

Kortikosteroid oral termasuk obat kuat. Dokter mengandalkan obat ini hanya pada kasus dermatitis atopik yang berat serta tidak merespons pengobatan lain. Obat ini dapat membersihkan kulit, namun penyakit cenderung kambuh lagi setelah penggunaan obat dihentikan.

Karena itu, dokter akan mengurangi dosisnya sedikit demi sedikit sambil menambah pemakaian obat krim agar risiko kambuh tidak terlalu besar.

Sebaliknya, krim maupun salep kortikosteroid juga dapat mengontrol dermatitis atopik. Tetapi perannya bukan sebagai pengganti pelembap. Perawatan mandiri dengan pelembap setiap hari tetap menjadi keharusan untuk menjaga kesehatan kulit dan menghindari kambuhnya penyakit.

Yang terpenting, penggunaan kortikosteroid oles sebaiknya dengan dosis paling ringan. Selain itu, pakai hanya sesuai kebutuhan. Dengan cara ini, gejala akan terkendali sekaligus meminimalkan risiko efek samping.

4. Imunosupresan

Bagi penderita dermatitis atopik yang tidak merespons obat-obatan di atas, dokter pun akan mempertimbangkan penggunaan obat-obatan yang lebih kuat. Opsi pertama adalah cyclosporine yang efektif meredakan gejala, tetapi keluhan kerap kembali setelah penghentian obat meskipun tidak separah sebelumnya.

Kedua, ada tacrolimus. Obat ini biasanya diminum oleh pasien penerima donor organ. Namun, tacrolimus juga tersedia dalam sediaan krim maupun salep. Bentuk oles ini bekerja baik pada dermatitis atopik yang membandel, pun tidak menimbulkan banyak efek samping.

Imunosupresan lain yang bisa digunakan adalah azathioprine, yang terbukti efektif serta lebih ekonomis daripada cyclosporine dan tacrolimus.

Kendati merupakan penyakit kulit yang umum, eksim dapat menimbulkan ketidaknyamanan bahkan membatasi aktivitas penderitanya. Jika Anda memerlukan penanganan lebih lanjut, berkonsultasi dengan dokter spesialis kulit dan kelamin terdekat dan berpengalaman di Rumah Sakit Royal Progress dapat membantu meredakan keluhan Anda dengan lebih tepat dan efektif.

  • Atopic Dermatitis: A Review of Diagnosis and Treatment - AAFP
  • Asthma and other atopic diseases in Australian children. Australian arm of the International Study of Asthma and Allergy in Childhood - PubMed
Artikel Lainnya

Mengenal Cacar Api: Gejala, Penyebab, Cara Mengobati dan Mencegahnya

Cacar api mungkin sedikit asing bagi sejumlah orang. Tapi jika Anda pernah merasakan nyeri bak terbakar di badan disusul ruam berisi cairan, bisa jadi itu adalah cacar api. Nah, penyakit ini bukan sekadar infeksi kulit biasa, tapi sinyal ada virus lama yang pernah tertidur ternyata aktif lagi, lalu menyerang tubuh. Penyakit cacar api adalah bentuk […]
04/08/2025

Mengenal Apa Itu Herpes, Jenis, Gejala, dan Cara Pengobatannya

Tahukah Anda menurut data WHO tahun 2020, sekitar 3,8 miliar orang mengalami herpes oral dan 520 juta orang terjangkit herpes genital? Apakah infeksi virus ini berbahaya? Agar dapat mewaspadainya, kenali apa sebenarnya herpes, jenis virusnya, ciri-cirinya, serta langkah pengobatan yang tepat. Apa Itu Herpes? Pernahkah Anda menemukan lenting atau kulit yang melepuh bergelembung di sekitar […]
15/07/2025

Mengenal Kencing Nanah, Penyakit Menular Seksual yang Perlu Diwaspadai

Kencing nanah, atau yang dikenal dengan nama medis gonore, adalah salah satu penyakit menular seksual (PMS) yang disebabkan oleh bakteri. Menurut WHO, pada tahun 2020, diperkirakan terdapat 82,4 juta infeksi baru di kalangan orang dewasa (usia 15 - 49 tahun) secara global. Infeksi ini dapat menjangkiti siapa pun yang aktif secara seksual, baik itu pria […]
10/07/2024

Ingin berkonsultasi dengan dokter spesialis yang tepat?

Dengan lebih dari 90 dokter spesialis berpengalaman, kami siap memberikan penanganan terbaik untuk setiap keluhan dan penyakit yang Anda alami. Jelajahi dokter di rumah sakit kami dan temukan dokter yang sesuai dengan kebutuhan Anda.
Cari Dokter

Halo,
Ada yang bisa
Kami bantu?

Customer Care
crossmenuchevron-down