Logo RS Royal Progress
Menu
Buat Janji Temu
Home Blog Disleksia: Gejala, Penyebab, dan Cara Mengobati

Disleksia: Gejala, Penyebab, dan Cara Mengobati

18/04/2024

Dalam tumbuh kembang anak, ada banyak hal yang mungkin menimpa anak. Salah satunya, disleksia. Apa itu disleksia? Tanda dan penyebabnya apa? Bagaimana perawatannya?

Apa Itu Disleksia?

Disleksia adalah kondisi di mana kemampuan belajar individu terganggu karena ketidakberdayaannya untuk mengenali suara dan bagaimana bunyi tersebut mempunyai hubungan dengan huruf juga kata.

Sesuai pengertian disleksia di atas, disleksia juga disebut reading disability atau ketidaksanggupan seseorang untuk membaca.

Disleksia bukan perkara intelektual, pendengaran, atau penglihatan melainkan kelainan saraf otak bagian pemrosesan bahasa. Pada sejumlah kasus, disleksia juga menimpa remaja dan orang dewasa.

Gejala Disleksia

Anda mungkin kesusahan mendeteksi tanda disleksia pada anak sebelum usia sekolah. Namun, pada saat anak mulai belajar membaca, guru adalah orang pertama yang menyadarinya.

Level keparahan beraneka ragam, tetapi akan kentara sewaktu anak belajar membaca.

1. Sebelum Sekolah

Beberapa kemungkinan Anak Anda berisiko mengalami disleksia ketika

  • telat bicara
  • lama mempelajari kata baru
  • susah menyusun kata-kata
  • terkendala sewaktu menghafal huruf, angka, dan warna
  • juga kesulitan bermain gim kata berima atau menyanyikan lagu anak.

2. Usia Sekolah

Ketika anak masuk sekolah, gejala disleksia akan makin jelas. Tanda tersebut meliputi

  • kemampuan membacanya rendah, bahkan jauh di bawah standar usianya
  • kesulitan dalam memproses dan memahami apa yang telinganya dengar
  • kesulitan untuk menemukan jawaban yang tepat
  • terkendala dalam tata urutan
  • kesulitan dalam melihat (bisa juga disertai mendengar) persamaan dan perbedaan suatu huruf dan kata
  • susah mengeja
  • tidak bisa mengucapkan kata asing
  • terlalu lama menyelesaikan tugas yang berhubungan dengan membaca dan menulis
  • juga menghindar dari aktivitas membaca dan menulis.

3. Remaja dan Dewasa

Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, remaja dan dewasa juga bisa tertimpa gangguan belajar ini. Tandanya sama, tetapi bisa juga ditambah dengan beberapa kondisi berikut.

  • Sulit membaca nyaring.
  • Lambat dalam kegiatan membaca dan menulis.
  • Terkendala dengan ejaan atau mengeja.
  • Salah mengucapkan kata atau nama, bisa juga salah memilih kata.
  • Kesulitan merangkum cerita.
  • Susah belajar bahasa asing.
  • Kesulitan memahami makna kiasan atau konotasi dan kata khusus.
  • Susah menghafal.
  • Susah menyelesaikan soal matematika.

Penyebab Disleksia

Penyebab pasti dari disleksia belum diketahui. Namun, perkiraan saat ini penyebabnya adalah faktor genetis yang memengaruhi cara otak dalam memproses dan memahami huruf dan kata.

Faktor Risiko Disleksia

Anak yang keluarganya mempunyai riwayat disleksia atau kesulitan belajar lainnya meningkatkan faktor risiko terkena disleksia.

Selain itu, bayi yang lahir dengan berat badan rendah atau prematur juga paparan nikotin, alkohol, dan obat-obatan juga bisa meningkatkan faktor risiko disleksia.

Diagnosi. Disleksia

Tidak ada tes utama untuk mendiagnosa keadaan ini. Namun, ada beberapa langkah yang akan dokter ambil, yaitu.

  • Mempertanyakan bagaimana perkembangan anak, masalah pendidikan, dan riwayat kesehatan.
  • Bagaimana kehidupan atau lingkungan rumah.
  • Kuesioner.
  • Uji mata, telinga, dan neurologis atau otak.
  • Tes psikologis.
  • Tes kemampuan baca dan akademis lain

Perawatan Disleksia

Sampai saat ini, belum ada cara yang dokter ketahui untuk memperbaiki kelainan saraf otak yang menjadi penyebab disleksia. Selain itu, fakta lain dari disleksia adalah ini merupakan masalah seumur hidup.

Namun, deteksi dan evaluasi dunia bisa membantu untuk menentukan kebutuhan apa yang tepat dengan kondisi disleksia anak sehingga anak bisa mencapai potensinya.

1. Metode Pendidikan

Pada anak disleksia, ada teknik pendidikan khusus yang bisa guru dan orang tua gunakan. Dengan hasil tes psikologis, guru dan orang tua akan terbangun untuk menetapkan pengajaran yang tepat dengan kondisi anak.

Di antaranya menggunakan indra sebagai metode belajar seperti pemanfaatan video dan audio kemudian visualisasi dengan jari atau gerak mulut untuk membantu anak dalam memproses informasi.

Teknik pendidikan dalam perawatan ini berkonsentrasi pada

  • mengenali dan memakai suara kecil untuk membentuk kata,
  • memahami bahwa huruf dan rangkaiannya mewakili sebuah kata dan suaranya,
  • membantu memahami apa yang anak baca,
  • membaca nyaring untuk akurasi, kecepatan, dan kafasihan atau ekspresi membaca,
  • mengembangkan kosa kata dengan kata yang mudah anak pahami juga kenali.

Apabila disleksia sudah tergolong parah, les khusus sebaiknya lebih sering dilakukan.

2. Pengobatan Dini

Anak yang mendapat bantuan tambahan pada saat taman kanak-kanak atau kelas satu, seringkali kemampuan membacanya meningkat baik pada jenjang sekolah selanjutnya.

Sementara sebaliknya, anak yang tidak mendapat bantuan sedini mungkin akan mengalami kesulitan pada saat pelajaran.

Oleh karena itu, penting sekali deteksi dan evaluasi dini.

Komplikasi Disleksia

Disleksia bisa menyebabkan beberapa masalah, yakni.

1. Kesulitan Belajar

Hal ini karena membaca merupakan keterampilan dasar. Bahkan sebagian besar mata pelajaran di sekolah mengharuskan menggunakan kemampuan membaca. Karena kemampuannya terkendala maka anak akan mengalami kesulitan belajar. Alhasil nilai menurun.

2. Masalah Sosial

Apabila tidak ditangani, disleksia bisa membuat anak rendah diri atau tingkat kepercayaan dirinya menurun, masalah perilaku, kecemasan, agresi, dan menarik diri dari lingkungan.

3. Masalah Saat Dewasa

Sementara di sisi lain, ketidakmampuan membaca dan memahami huruf juga angka bisa menghambat anak-anak mencapai potensi tertinggi mereka untuk tumbuh dewasa. Hal ini akan berefek negatif untuk pendidikan, sosial, dan ekonominya dalam jangka panjang.

4. ADHD

Di sisi lain, anak-anak yang mengalaminya juga memiliki peningkatan risiko mengalami ADHD atau attention deficit or hyperactivity disorder atau sebaliknya.

Dan ADHD ini bisa mengakibatkan kesulitan menjaga perhatian. Selain itu, bisa juga menyebabkan perilaku hiperaktif dan impulsif yang bisa membuat pengobatan disleksia makin sulit.

Kapan Harus ke Dokter?

Meski sebagian besar anak sudah siap untuk belajar membaca pada usia taman kanak-kanak atau kelas satu sekolah dasar, anak-anak disleksia berbeda. Mereka akan kesulitan belajar membaca pada saat itu.

Dan apabila hal ini terjadi, lekas mencari pusat layanan kesehatan terdekat dan buat janji temu dengan dokter spesialis anak. Setelahnya, konsultasikan perawatan yang tepat untuk anak.

Salah satu tempat untuk mendapatkan perawatan disleksia adalah Klinik Tumbuh Kembang RS Royal Progress. Di sini, Anda bisa membuat janji temu dengan dokter spesialis anak untuk permasalahan Anda.

Konsultasi dengan Dokter Spesialis Kami

  • Dyslexia - Mayoclinic
  • Disleksia - Tanda, Penyebab, Gejala, Cara Mengobati - honestdocs

Artikel Lainnya

Bahaya Difteri pada Anak: Kenali Difteri, mulai dari Penyebab, Gejala dan Penanganannya

Difteri adalah infeksi bakteri serius yang bisa menyebabkan sumbatan saluran napas, kerusakan jantung, dan berakhir fatal bila tidak tertangani, terutama pada anak. Artikel ini akan membantu orang tua mengenali gejala sejak awal, memahami bahaya difteri pada anak, dan mengetahui bagaimana imunisasi serta vaksin difteri dapat mencegah penyakit ini. Apa itu Difteri? Difteri adalah penyakit yang […]
05/12/2025

Vaksin DT (Difteri Tetanus): Pentingnya Imunisasi untuk Lindungi Anak dari Penyakit Berbahaya

Imunisasi DT adalah imunisasi untuk melindungi anak dari infeksi difteri dan tetanus yang bisa berakibat sangat parah, bahkan bisa mengancam jiwa. Vaksin ini yang berisi toksoid difteri dan tetanus yang sudah dilemahkan. Artikel ini akan membahas dengan bahasa sederhana perbedaan DT, DPT, dan Td, jadwal imunisasi anak menurut rekomendasi IDAI dan CDC, manfaat, efek sampingnya, hingga apa […]
05/12/2025

Indonesia Resmi Akhiri KLB Polio - Yuk Jangan Lewatkan Imunisasi Anak

Indonesia resmi mengakhiri status Kejadian Luar Biasa (KLB) polio tipe 2, namun imunisasi tetap wajib dijaga agar polio tidak kembali dan anak-anak tetap terlindungi. Sebagai Rumah Sakit Royal Progress, informasi ini menjadi momentum untuk kembali mengingatkan orang tua akan pentingnya imunisasi lengkap dan deteksi dini kelumpuhan pada anak. KLB Polio Indonesia Resmi Berakhir Kementerian Kesehatan […]
26/11/2025
1 2 3 6

Ingin berkonsultasi dengan dokter spesialis yang tepat?

Dengan dokter spesialis berpengalaman, kami siap memberikan penanganan terbaik untuk setiap keluhan dan penyakit yang Anda alami. Jelajahi dokter di rumah sakit kami dan temukan dokter yang sesuai dengan kebutuhan Anda.
Cari Dokter

Halo,
Ada yang bisa
Kami bantu?

Customer Care
crossmenuchevron-down