Penyakit pernapasan yaitu asma dapat menyerang siapa saja termasuk anak-anak. Anak penderita asma sering memiliki kesulitan untuk bernapas dikarenakan adanya radang atau infeksi yang terjadi pada saluran pernapasan atau paru-paru.
Asma sendiri merupakan suatu penyakit saluran pernapasan yang pada dasarnya terjadi dikarenakan adanya peradangan. Akibat dari proses peradangan tersebut maka adanya gejala-gejala yang dapat terjadi seperti penyempitan saluran napas, mengi, batuk dengan banyak lendir, hingga sesak napas.
Umumnya, anak penderita asma akan menujukkan gejala sebelum memasuki usia sekolaha atau sekitar 5-6 tahun. Namun hal ini bisa terjadi dengan berbeda-beda pada tiap anak. Jadi adanya kemungkinan gejala asma pada anak ditemukan pada rentang usia bayi.
Gejala asma pada anak yang dapat terjadi yaitu batuk yang muncul secara berulang-ulang. Namun batuk yang muncul ini biasanya bukan dikarenakan adanya infeksi dalam tubuh anak karena anak tidak memiliki gejala demam yang biasanya terjadi saat anak terinfeksi penyakit tertentu. Selain itu, gejala lain yang dapat timbul yaitu mengi atau seperti suara napas yang berbunyi. Kedua gejala ini meruakan gejala yang sering ditemukan dan biasanya sering dikenali oleh orang tua sehingga tindakan pencegahan atau pengobatan dapat cepat dilakukan.
Orang tua perlu sangat memahami jika gejala ini terjadi. Sebagai contoh, apabila gejala asma pada anak yang timbul berupa batuk secara terus-menerus maka orang tau perlu mengenali dari sifat batuk tersebut. Apakah batuk dipengaruhi oleh waktu tertentu atau area tertentu sebelum gejala timbul. Selain itu, orang tua juga perlu memeriksa makanan yang biasa dikonsumsi oleh anak. Jika batuk semakin sering muncul dan terasa lebih berat maka semakin besar kemungkinan karakteristik gejala batuk tersebut mengarah pada gejala asma.
Selain memantau melalui gejala, orang tua juga perlu memperhatikan asma yang terjadi apakah ringan atau berat. Karena, jika gejala asma yang muncul secara berulang dan mengganggu aktivitas sehari-hari maka sangat disarankan untuk melakukan pengobata lebih lanjut. Hal ini bertujuan agar kualitas hidup dari anak tidak terganggu. Sebagai contoh, apabila anak sering mengalami batuk berat hingga menyebabkan muntah tentu dapat mengganggu asupan nutrisi anak. Karena itu, orang tua perlu melakukan langkah antisipasi yang tepat.
Untuk mendeteksi asma pada anak dapat dilakukan dengan berbagai cara. Hal ini tentu wajib disesuaikan dengan usia anak tersebut. Jika usia anak sudah cukup besar, maka diagnosa dapat dilakukan dengan pemeriksaan fungsi paru atau tes spirometri dengan alat yang biasa disebut spirometer. Namun jika usianya masih terbilang kecil maka dapat didiagnosis melalui karakteristik gejala yang dimiliki. Hal ini dikarenakan organ paru-paru pada usia anak masih dapat berkembang. Namun, jika dari awal perkembangan anak gejala sudah terlihat dan tidak segera dilakukan pengobatan maka dapat menyebabkan gangguan pertumbuhan fungsi paru yang menimbulkan gangguan pernapasan saat anak dewasa.
Oleh karena itu, jika anak sudah menunjukkan beberapa gejala asma, segera lakukan pengobatan sesuai anjuran dokter. Jangan biarkan gangguan perkembangan fungsi paru pada anak semakin memburuk hingga penanganan akan sulit dilakukan saat komplikasi terjadi di usia dewasa. Konsultasikan segala keluhan anak anda bersama dokter spesialis anak dan dokter spesialis paru RS Royal Progress.