Tenggorokan sering sakit? Bisa jadi bukan flu biasa, melainkan radang amandel atau tonsilitis. Kondisi ini muncul ketika amandel meradang atau membengkak akibat infeksi.
Bukan hanya pembengkakan amandel, penderita juga akan merasakan nyeri saat menelan, demam, dan napas tersendat. Tanpa terapi adekuat, kondisi ini berpotensi berkembang menjadi komplikasi yang lebih berat.
Lalu, apa sebenarnya radang amandel itu? Bagaimana gejala, penyebab, serta cara mengatasinya dengan tepat? Mari kita bahas tuntas.
Secara harfiah, radang amandel adalah pembengkakan amandel atau dalam istilah medisnya tonsil.
Amandel sendiri merupakan dua organ kecil berbentuk oval di belakang tenggorokan yang berperan sebagai 'garda depan' tubuh untuk menghadang bakteri dan virus yang masuk melalui mulut dan hidung. Namun, ketika 'pertahanan' ini rusak karena infeksi sesuatu, jaringan organ ini bisa memerah, membengkak, terasa sakit, dan menimbulkan gangguan menelan.
Menilik kasusnya, tonsilitis dapat terjadi pada individu di segala kelompok usia, tetapi prevalensi tertinggi terjadi pada populasi anak-anak.
Tonsilitis sendiri bisa bersifat akut (hanya berlangsung beberapa hari hingga dua minggu), berulang, atau kronis jika terjadi dalam jangka panjang.
Inflamasi amandel memiliki beragam gejala. Mulai dari level ringan hingga berat.
Radang amandel dewasa umumnya memunculkan gejala berikut:
Sementara gejala amandel pada anak-anak bisa kombinasi di atas dengan hal berikut:
Apabila kondisi di atas terjadi hingga lebih dari seminggu atau disertai obstruksi jalan napas dan susah membuka mulut, segera cari bantuan medis.
Tenggorokan sakit tidak berarti selalu radang amandel. Pembengkakan amandel sendiri bisa terjadi karena:
Virus-virus berikut bisa menyebabkan pembengkakan amandel:
Serangan virus umumnya menyebabkan gejala tonsilitis ringan yang mirip flu, seperti nyeri tenggorokan, hidung tersumbat atau pilek, dan batuk.
Namun, berbeda dengan infeksi EBV, serangan virus ini bisa mengakibatkan inflamasi amandel parah, demam tinggi, dan kelelahan ekstrem.
Infeksi bakteri menyumbang sekitar 15-30% kasus radang amandel. Kasus tonsilitis ini umumnya disebabkan oleh Streptococcus pyogenes. Ini adalah bakteri yang sama dengan penyebab sakit tenggorokan streptokokus.
Meskipun radang amandel tidak selalu menular, kuman penyebabnya bisa dengan mudah berpindah dari satu individu ke individu lain, terutama melalui udara (batuk dan bersin) atau makan dan minum menggunakan alat yang sama.
Gejala tonsilitis bakteri umumnya lebih berat, seperti demam, nyeri tenggorokan hingga sulit menelan, bau mulut, hingga pembengkakan kelenjar getah bening.
Tidak semua orang memiliki risiko yang sama. Ada kelompok tertentu yang tingkat kerentanannya tinggi karena beberapa hal, seperti:
Anak-anak dan remaja menjadi kelompok usia yang paling sering mengalami radang amandel. Salah satu alasannya adalah karena peran amandel dalam sistem imun tubuh masih aktif sebelum masa pubertas. Setelah remaja, fungsi amandel mulai berkurang sehingga risiko peradangan pun menurun.
Anak-anak usia sekolah sering berada di lingkungan ramai, seperti kelas, lapangan, atau tempat bermain yang memudahkan penyebaran kuman penyebab infeksi virus maupun bakteri.
Risiko tertular infeksi meningkat bila Anda mengabaikan kebersihan, misalnya jarang mencuci tangan atau memakai alat makan dan minum secara bergantian di peralatan sama. Untuk mencegahnya, penting selalu menjaga kebersihan diri serta lingkungan sekitar.
Orang yang mudah sakit tenggorokan atau infeksi saluran pernapasan atas juga berisiko tinggi terjangkit radang amandel.
Menariknya, radang amandel bisa tetap muncul meski Anda sudah menjalani operasi pengangkatan amandel. Hal ini karena ada berbagai faktor lain yang dapat menjadi pemicu infeksi.
Untuk memastikan pasien benar-benar menderita radang amandel, dokter akan mengevaluasi kondisi melalui sejumlah pemeriksaan.
Dengan diagnosis yang akurat, dokter dapat merancang terapi medis paling sesuai. Mulai dari perawatan di rumah, pemberian obat, hingga tindakan medis lanjutan bila dibutuhkan.
Tidak semua kasus radang amandel memerlukan tindakan medis besar. Penanganannya akan disesuaikan dengan sumber infeksi serta tingkat keparahan gejala.
Tonsilitis bakteri sering kali lebih parah dan membutuhkan pengobatan dengan antibiotik, sementara tonsilitis virus biasanya membaik secara alami dengan bantuan perawatan suportif.
Inilah panduan perawatan di rumah sesuai arahan dokter.
Selain perawatan mandiri, dokter biasanya melengkapi penanganan dengan obat-obatan yang berfungsi meredakan gejala sekaligus mengatasi infeksi.
Obat tersebut antara lain:
Pada kasus radang amandel berulang, kronis, atau menimbulkan komplikasi serius, dokter bisa menyarankan operasi pengangkatan amandel (tonsilektomi). Prosedur ini relatif aman dan biasanya pasien sudah pulih dalam waktu 1-2 minggu setelah pembedahan.
Beberapa indikasi pembedahan ini, yaitu:
Apabila tidak ditatalaksana secara adekuat, tonsilitis berisiko berkembang menjadi komplikasi serius.
Infeksi bisa mengakibatkan nanah menumpuk di sekitar amandel (abses peritonsil) sehingga merangsang rasa sakit hebat. Selain itu, amandel yang membesar dapat menyumbat saluran napas dan mengganggu pernapasan.
Bahkan infeksi bakteri Streptococcus pyogenes berpotensi menjalar ke organ lain dan memicu demam rematik atau gangguan ginjal. Karena itu, jangan remehkan radang amandel yang sering kambuh atau berkepanjangan.
Penanganan medis sejak dini sangat penting untuk mencegah risiko komplikasi.
Penerapan langkah-langkah preventif sederhana berikut terbukti dapat menurunkan risiko inflamasi amandel dan menjaga kesehatan tenggorokan, yaitu:
Dengan menerapkan langkah-langkah sederhana ini, Anda dapat meminimalkan risiko terkena radang amandel, sekaligus menjaga kesehatan tenggorokan.
Radang amandel mungkin tampak ringan, tetapi jika sering kambuh atau Anda biarkan tanpa penanganan, risiko komplikasi bisa meningkat. Mengenali gejala sejak awal dan menindaklanjutinya dengan pengobatan yang tepat sangatlah penting. Selain memastikan langkah pengobatan lebih akurat, tindak lanjut pengobatan juga memastikan peluang sembuh lebih cepat.
Jangan tunggu radang amandel parah! Segera konsultasikan ke RS Royal Progress untuk pemeriksaan dan penanganan profesional dari dokter spesialis THT-BKL terpercaya.
Ya, radang amandel bisa menular terutama bila disebabkan oleh virus atau bakteri. Penularan biasanya melalui percikan air liur (droplet) saat batuk, bersin, atau berbagi alat makan dan minum.
Radang tenggorokan biasa (faringitis) umumnya hanya melibatkan jaringan faring, sedangkan radang amandel (tonsilitis) terlihat dengan pembengkakan/kemerahan tonsil, kadang ada bercak putih/kuning di permukaannya.
Amandel berfungsi sebagai sistem pertahanan awal (imun), tetapi setelah pengangkatan (tonsilektomi), sistem imun tubuh tetap dapat bekerja efektif karena dibantu oleh organ limfoid lain seperti kelenjar getah bening.
Tidak ada vaksin khusus untuk mencegah tonsilitis. Namun, vaksin flu, campak, atau difteri dapat mengurangi risiko beberapa infeksi virus/bakteri penyebab peradangan amandel.
Segera periksa medis bila: