Logo RS Royal Progress
Menu
Buat Janji Temu
Home Blog Mengenal Kanker Ovarium, Gejala, Penyebab, hingga Pengobatannya

Mengenal Kanker Ovarium, Gejala, Penyebab, hingga Pengobatannya

24/02/2025

Di samping kanker serviks, kanker payudara dan tiroid adalah jenis kanker yang perlu mendapat atensi serius di kalangan wanita. Sayangnya, sedikit perempuan yang menyadari bahwasanya kanker ovarium atau indung telur justru lebih fatal daripada kanker-kanker di atas karena sulitnya penemuan dini.

Untuk itu, simak pengertian, penyebab, gejala, diagnosis, pengobatan hingga pencegahan kanker ovarium.

Pengertian Kanker Ovarium

Ovarium atau Indung telur ada di luar rahim dan saluran tuba. Organ ini berfungsi memproduksi hormon wanita. Lantas, kanker ovarium itu apa? Sederhananya, tumor ganas yang muncul di indung telur disebut sebagai kanker indung telur.

Apakah kanker ovarium berbahaya? Sebetulnya, kanker ini mendapat reputasi sebagai "the silent killer". Ini karena gejala awalnya jarang terlihat dan jika metode skriningnya kurang memadai, menjadi sangat sulit terdeteksi. Kanker ovarium adalah penyakit yang berisiko tinggi, menyerang 1 dari setiap 130 wanita.

Sebaliknya, kanker serviks menggunakan metode skrining yang akurat. Diagnosis dini  dan melalui pemberian vaksinasi HPV, tindakan ini terbukti berhasil menurunkan angka kematian secara bertahap.

Penyebab Kanker Ovarium

Apa penyebab kanker ovarium? Penyebab kanker ini layaknya kanker lain, masih belum sepenuhnya diketahui. Akan tetapi, ada beberapa kontributor peningkat risikonya.

1. Keluarga Pengidap Kanker Ovarium

Pertama, jika Anda punya saudara perempuan atau ibu dengan pengidap kanker ini, Anda berisiko mengidap penyakit yang sama. Dengan demikian, terlihat unsur keturunan pada kanker indung telur.

2. Riwayat Kanker Endometrium

Kedua, apabila Anda atau anggota keluarga Anda punya riwayat kanker rahim atau kanker endometrium, risiko kanker indung telur pun meningkat. Patut dicatat bahwa kanker payudara dan kanker ovarium memiliki keterkaitan melalui faktor genetik, hormonal, dan sindrom keturunan tertentu.

3. Jumlah Ovulasi

Risiko kanker ini berkurang apabila jumlah ovulasi sedikit. Contoh yang paling nyata adalah kehamilan. Hamil cenderung mengurangi risiko kanker indung telur.

Selain itu, menyusui setelah melahirkan juga menekan ovulasi dan menunda menstruasi, sehingga risiko kanker ovarium juga menurun. Demikian pula penggunaan kontrasepsi oral sebagai pencegahan kanker dengan menghambat ovulasi.

4. Gaya Hidup

Terakhir, gaya hidup yang mencakup konsumsi makanan tinggi lemak dan protein, kegemukan, serta paparan terhadap zat karsinogen eksternal (seperti asbes dan talk) berpotensi meningkatkan risiko kanker ini.

Gejala Kanker Ovarium

Indung telur tersembunyi jauh di dalam panggul wanita. Alhasil, ukurannya sulit diindera kecuali jika pembengkakannya signifikan. Selain itu, gejala awal kanker ini cenderung sepele, dan sekalipun kanker sudah mencapai stadium tertentu, gejalanya seringkali tidak kentara.

Gejala kanker ovarium yang cukup lumrah adalah:

  • Perut buncit
  • Kembung atau rasa tidak nyaman
  • Mudah kenyang atau tidak doyan makan
  • Nyeri perut
  • Sering atau tiba-tiba ingin buang air kecil

Bilamana gejala-gejala di atas berlangsung selama lebih dari 12 hari dalam sebulan, ada baiknya Anda mempertimbangkan kemungkinan adanya kanker.

Namun demikian, gejala-gejala tadi mirip dengan keluhan penyakit lain. Maka, tidak mudah untuk mendiagnosis kanker ovarium hanya berdasarkan ciri-ciri fisiknya saja. Dalam kasus seperti ini, tes tambahan perlu dilaksanakan guna membuktikan kebenarannya.

Diagnosis Kanker Ovarium

Gambar Kanker Ovarium
Gambar Kanker Ovarium

Kanker indung telur adalah kondisi unik yang tidak didukung cara pencegahan khusus. Karena itu, deteksi dini kanker ovarium sangatlah penting. Hendaknya rutin tes darah tahunan dan USG kanker ovarium mulai dari kepala tiga. Tes-tes ini dapat mengenali adanya kista ovarium atau tanda-tanda awal kanker.

Jika ada riwayat kanker dalam keluarga, akan lebih baik menjalani tes gen BRCA. Apabila terbukti ada mutasi genetik, selanjutnya lakukan pemeriksaan rutin setiap enam bulan sekali untuk memantau kanker sebagai tindakan preventif.

Kendati demikian, berikut ini adalah tiga metode diagnosis kanker ovarium yang paling utama:

1. USG (Ultrasonografi)

Scan ini memperlihatkan bagian dalam tubuh agar diketahui pertumbuhan yang tidak beres.

2. Tes Darah

Meskipun tes darah tidak sepenuhnya menyimpulkan adanya kanker, namun tes penanda CA 125 mampu menyediakan informasi lebih lanjut.

CA 125 adalah protein yang kadarnya dapat meningkat pada penderita kanker indung telur serta kondisi non-kanker seperti fibroid, adenomiosis, endometriosis, atau penyakit radang panggul. Penanda ini sangat bermanfaat untuk memantau wanita pasca menopause.

Penanda tumor lainnya juga boleh dilakukan untuk menaksir risiko kanker dan menentukan perlu tidaknya operasi.

3. Operasi

Operasi adalah satu-satunya cara mutlak untuk mendiagnosis kanker ini. Dokter bedah akan mengangkat ovarium untuk menetapkan ada atau tidaknya sel-sel kanker, dan jika ada, untuk mengklasifikasikan jenis serta tingkat kegawatan kanker.

Begitu positif kanker, prosedur lebih lanjut biasanya ditempuh demi mengangkat organ lain yang terimbas guna menentukan stadium kanker.

Setelah kanker ovarium dikonfirmasi melalui pemeriksaan patologi dengan biopsi tumor atau pengangkatan tumor. Kanker ovarium dikategorikan berdasarkan stadiumnya, yang biasanya ditentukan selama prosedur pembedahan.

  • Stadium 1: Kanker masih terbatas pada ovarium.
  • Stadium 2: Kanker telah menyebar ke luar ovarium tetapi masih berada dalam area panggul.
  • Stadium 3: Kanker sudah menyebar ke area perut.
  • Stadium 4: Kanker telah menyebar ke hati atau organ di luar perut.

Sebagian besar wanita di diagnosis menderita kanker ovarium pada stadium 3 sehingga kanker sulit diobati dan berisiko berakibat fatal.

Bila kanker terdeteksi saat masih berada di dalam ovarium, tingkat kelangsungan hidup bisa mencapai 93%. Namun, bila terdiagnosis saat kanker sudah menyebar ke luar ovarium, tingkat kesembuhannya turun menjadi hanya 31-75%.

Angka ini semakin memprihatinkan sebab kanker ini juga dapat menjangkiti perempuan muda. Karenanya, kanker ini tidak boleh diremehkan hanya karena usia yang masih muda.

Pengobatan Kanker Ovarium

Ada beberapa pilihan pengobatan kanker, antara lain:

1. Operasi

Pilihan pengobatan kanker yang utama adalah operasi pengangkatan tumor sebanyak mungkin serta kemoterapi. Setelah operasi, luasnya sebaran kanker dan hasil biopsi menjadi tolok ukur untuk menyusun strategi terapi.

Umumnya, mayoritas kasus kanker ini sudah memasuki stadium lanjut. Jadi, prioritas pertama adalah membuang semua massa tumor agar efektivitas kemoterapi lebih optimal.

Biasanya, operasi ini berupa pengangkatan rahim dan kedua indung telur beserta kelenjar getah bening di sekitar panggul, aorta, usus besar, dan usus buntu. Saat tumor menjalar ke usus besar, usus halus, limpa, hati, atau diafragma, maka area-area tersebut juga harus diangkat sebisa mungkin.

Semakin kecil tumor yang tersisa setelah operasi (idealnya kurang dari 1 cm), lebih baik hasil pengobatannya.

2. Kemoterapi

Begitu pasien cukup baikan, kemoterapi dijalankan untuk membunuh sisa sel kanker yang tidak dapat dilenyapkan tuntas selama operasi. Dokter biasa menjadwalkan kemoterapi dalam siklus. Perawatan biasanya berlangsung setiap tiga minggu untuk 6 hingga 9 siklus.

3. Terapi Radiasi

Dalam beberapa kasus, dokter mungkin akan mengupayakan terapi radiasi seandainya kanker bermetastasis ke lokasi yang mustahil terjamah pisau bedah.

Kabar baiknya, baru-baru ini tersedia pula metode pengobatan baru, seperti imunoterapi. Dengan pengobatan yang tepat, pasien dapat menikmati durasi hidup yang lebih panjang.

Pencegahan Kanker Ovarium

Untuk mencegah kanker ovarium, beberapa langkah yang dapat diambil:

  1. Menggunakan Kontrasepsi Oral (Pil KB): Penggunaan pil KB telah terbukti dapat menurunkan risiko kanker ovarium. Efek perlindungan ini berlanjut bahkan setelah penghentian penggunaan.
  2. Hamil dan Menyusui: Kehamilan dan menyusui dikaitkan dengan penurunan risiko kanker ovarium. Setiap kehamilan cukup bulan dapat semakin mengurangi risiko tersebut.
  3. Menjaga Berat Badan Ideal: Obesitas dapat meningkatkan risiko berbagai jenis kanker, termasuk kanker ovarium. Oleh karena itu, menjaga berat badan yang sehat melalui pola makan seimbang dan olahraga teratur sangat dianjurkan.
  4. Berhenti Merokok: Merokok dapat meningkatkan risiko berbagai jenis kanker, termasuk kanker ovarium. Menghindari atau menghentikan kebiasaan merokok dapat membantu mengurangi risiko tersebut.
  5. Diet Sehat: Mengonsumsi makanan kaya buah dan sayuran, serta mengurangi konsumsi makanan yang diasap atau dibakar, dapat membantu menurunkan risiko kanker.
  6. Pemeriksaan Kesehatan Rutin: Deteksi dini melalui pemeriksaan kesehatan rutin dapat meningkatkan peluang keberhasilan pengobatan jika kanker ovarium terdeteksi.

Langkah-langkah di atas dapat membantu mengurangi risiko kanker ovarium. Selain itu penting untuk berkonsultasi dengan dokter untuk mendapatkan saran yang sesuai dengan kondisi pasien.

Kanker indung telur punya tingkat kesembuhan tinggi jika terungkap sejak awal. Jadi, konsultasi dini sangat penting walaupun tanpa gejala mencolok. Meskipun kanker sudah terlanjur meluas, berbagai terapi pun tersedia. Karenanya, pasien semestinya terus menjalin komunikasi dengan ahli medis dan rajin berobat.

Jelas bahwa kesehatan reproduksi wanita menuntut perhatian khusus, termasuk deteksi awal kanker ovarium. Untuk Anda yang peduli kesehatan, Rumah Sakit Royal Progress menawarkan pemeriksaan kanker ovarium yang komprehensif. Segera pesan dan jadwalkan check-up dengan mudah secara online dan dapatkan penanganan tepat demi kualitas hidup dan masa depan kesehatan Anda yang lebih baik.

  • Ovarian Cancer Statistics - How Common is Ovarian Cancer - American Cancer Society
  • Ovarian Cancer Survival Rates - Ovarian Cancer Prognosis - American Cancer Society
  • Ovarian Cancer - How to Check for Ovarian Cancer - American Cancer Society
  • Mayo Clinic Q and A: Diagnosing ovarian cancer - Mayo Clinic News Network
  • Ovarian, Fallopian Tube, and Primary Peritoneal Cancer - Patient Version - NCI
  • Ovarian Cancer - Ovarian Cancer - CDC
  • 6 Strategi Gaya Hidup untuk Menghindari Kanker - AyoSehat Kemenkes
Artikel Lainnya

Rekanalisasi Tuba Falopi, Solusi Minim Invasif untuk Atasi Infertilitas

Jika Anda sedang berjuang memperoleh keturunan, penyebabnya bisa jadi bukan pada kualitas sel telur maupun sperma, melainkan penyumbatan tuba falopi. Dalam kasus seperti ini, rekanalisasi tuba falopi menjadi solusi medis paling efektif buat membuka kembali saluran yang tertutup. Bahkan dapat meningkatkan peluang hamil secara alami. Apalagi prosedurnya tidak memerlukan operasi besar serta menawarkan pemulihan lebih […]
25/06/2025

Vaksin HPV : Perlindungan Efektif dari Kanker Serviks

Apa Itu Vaksin HPV? Vaksin HPV adalah salah satu cara paling efektif untuk melindungi diri dari infeksi virus Human Papillomavirus (HPV), yang dikenal sebagai penyebab utama kanker serviks. Kami percaya bahwa edukasi dan pencegahan adalah kunci untuk menjaga kesehatan reproduksi Anda dan keluarga. HPV sendiri merupakan jenis virus yang menyebar melalui kontak kulit ke kulit, […]
15/05/2025

Mengenal Kista Ovarium, dari Jenis, Penyebab, Gejala dan Penanganannya

Kista ovarium atau diperkirakan menjangkiti satu dari setiap 100 wanita. Kondisi ini umumnya tidak berbahaya, tetapi tetap ada jenis yang bisa memicu komplikasi. Oleh karena itu, penting untuk mengenali gejalanya dan mendapatkan penanganan tepat agar kesehatan reproduksi Anda tetap terjaga. Mengenal Kista Ovarium Perlu Anda ketahui bahwa indung telur adalah organ yang teramat aktif. Pasalnya, […]
20/02/2025
1 2 3 6

Ingin berkonsultasi dengan dokter spesialis yang tepat?

Dengan lebih dari 90 dokter spesialis berpengalaman, kami siap memberikan penanganan terbaik untuk setiap keluhan dan penyakit yang Anda alami. Jelajahi dokter di rumah sakit kami dan temukan dokter yang sesuai dengan kebutuhan Anda.
Cari Dokter

Berasa lelah akut gan?

Ayo Cek Sekarang 
Klik Disini !

Halo,
Ada yang bisa
Kami bantu?

Customer Care
crossmenuchevron-down