Kista ovarium atau diperkirakan menjangkiti satu dari setiap 100 wanita. Kondisi ini umumnya tidak berbahaya, tetapi tetap ada jenis yang bisa memicu komplikasi. Oleh karena itu, penting untuk mengenali gejalanya dan mendapatkan penanganan tepat agar kesehatan reproduksi Anda tetap terjaga.
Perlu Anda ketahui bahwa indung telur adalah organ yang teramat aktif. Pasalnya, ovulasi terjadi terus-menerus di organ ini, otomatis sirkulasi darahnya juga selalu aktif. Tingkat aktivitas ini bisa mengakibatkan banyak hal, salah satunya adalah pembentukan kista.
Jadi, kista ovarium adalah terbentuknya tumor yang berukuran lebih besar dari ovarium normal. Sementara itu, kista sendiri mengacu pada kantong berisi cairan. Akan tetapi, tumor dapat pula berupa massa tanpa cairan. Oleh ahli medis, keduanya sama-sama disebut sebagai kista ovarium.
Saat dokter menyatakannya sebagai tumor ovarium, kebanyakan orang langsung mengira bahwa mereka mengidap kanker. Penyebutan yang tepat sebenarnya adalah tumor ovarium atau tumor indung telur. Dalam buku pegangan kedokteran, kista ini malahan lebih dikenal dengan sebutan massa panggul atau massa adneksa. Namun, "kista" memang lebih lazim terdengar daripada istilah lainnya.
Kista ovarium dapat dikategorikan menjadi dua kelompok utama berdasarkan penyebabnya yaitu kista fungsionaldan kista patologis. Berikut adalah penjelasan rinci untuk masing-masing kategori:
Kista fungsional adalah jenis kista yang berkembang sebagai bagian dari proses normal siklus menstruasi. Kista ini biasanya tidak berbahaya, sering kali tidak menimbulkan gejala, dan cenderung hilang dengan sendirinya dalam beberapa minggu hingga bulan.
Penyebab kista ovarium fungsional antara lain:
Berikut adalah ciri-ciri kista fungsional :
Kista patologis adalah jenis kista yang tidak berkaitan dengan siklus menstruasi dan sering kali memiliki penyebab medis atau patologis lainnya. Kista ini lebih jarang terjadi dibandingkan kista fungsional, tetapi bisa lebih serius dan memerlukan penanganan medis.
Penyebab kista ovarium patologis antar lain:
Untuk Kista Patologis memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
Letak ovarium tidak berdekatan dengan organ lain. Malahan, indung telur bergelantungan di rongga yang besar. Sehingga, meskipun kista membesar seukuran 5 cm atau 10 cm, organ-organ di sekitarnya tidak akan terpengaruh.
Oleh karena itu, ciri-ciri kista ovarium sulit terdeteksi, terlepas dari seberapa besar ukurannya. Jika ukurannya mencapai 20 cm, tidak sedikit orang yang sekadar beranggapan kalau perutnya membuncit.
Itu sebabnya kista ini baru bergejala pada dua kasus, yaitu ketika kista terpuntir atau pecah, mengingat ovarium letaknya bergelantungan, tentu gampang terbelit. Bila hal itu terjadi, rasanya akan luar biasa nyeri. Pasien cukup sering menggambarkannya seolah-olah perut terlilit.
Di sisi lain, pecah berarti jaringan kista robek. Berhubung kista ovarium berupa kantong cairan, saat pecah, cairan di dalamnya meluber ke dalam perut. Bila sudah demikian, rasa nyeri akan terasa di mana-mana.
Sentuhan halus pun dapat memicu rasa sakit hebat. Timbulnya rasa sakit seketika menandakan pecahnya kista. Nyeri akibat pecah atau puntiran begitu dahsyat sampai-sampai pasien tak sanggup berdiri.
Normalnya, seandainya terdapat tumor di dalam tubuh, dokter akan menjalankan biopsi untuk memutuskan apa itu kanker atau bukan. Setelahnya, barulah menentukan perlu tidaknya operasi.
Sayangnya, biopsi sebelum operasi tidak memungkinkan untuk kasus kista pada ovarium.
Tidak sedikit orang bertanya-tanya apakah kista ovarium bisa sembuh. Berhubung kebanyakan kista fungsional biasanya menyusut secara alami, tim medis tidak menindaklanjuti kista yang berukuran kecil.
Jika terdapat kista fungsional sebesar 7 sampai 8 cm, dokter akan memanggil pasien kembali dalam 3 atau 4 minggu untuk mengonfirmasi keadaannya.
Dalam kasus tumor jinak atau ganas, kista tidak akan kempes. Untuk kista yang tidak bisa hilang sendiri, dokter akan mengkaji tiga aspek utama:
Apabila kista terpuntir atau berpotensi menjadi kanker ovarium, dokter akan langsung menjadwalkan operasi.
Sebaliknya, jika kista tersebut merupakan endometriosis atau teratoma kecil sementara kemampuan reproduksi harus dipertahankan, pembedahan harus hati-hati dipertimbangkan. Hal ini sebab operasi kista ovarium dapat berakibat pada penurunan fungsi organ tersebut.
Seandainya pasien yang sama berencana hamil, disarankan untuk hamil lebih dulu sebelum penanganan kista. Kecuali pasien bersangkutan mengalami kista terpelintir atau nyeri haid parah, operasi baru dilaksanakan.
Kebalikannya, dalam kasus pasien yang tidak ingin mengandung mempunyai kista 10 cm, dokter tidak akan mengangkat kista ini saja. Seluruh ovarium yang terdapat kista pun diangkat.
Perlu ditegaskan bahwa dengan pengangkatan satu ovarium saja tidak berarti sel telur wanita akan habis sebelum menopause. Setelah menopause, masih ada sel telur yang tersimpan di ovarium satunya. Jadi, operasi ini tidak akan memicu menopause dini.
Untuk menjaga kesehatan reproduksi, deteksi dini kista ovarium sangat penting. Rumah Sakit Royal Progress menawarkan medical check-up khusus wanita yang mencakup pemeriksaan komprehensif bagi perempuan. Tentu saja dengan pemeriksaan rutin, Anda dapat mencegah risiko komplikasi sejak dini dari beragam penyakit