Logo RS Royal Progress
Menu
Buat Janji Temu
Home Blog Mengenal Penyakit Meningitis Tuberkulosis : Gejala, Penyebab & Pengobatan

Mengenal Penyakit Meningitis Tuberkulosis : Gejala, Penyebab & Pengobatan

09/07/2024

Meningitis tuberkulosis yang juga dikenal sebagai meningitis TB, merupakan penyakit yang sangat berbahaya dan mengancam nyawa penderitanya. Sebab, penyakit ini menyerang meninges, yaitu lapisan pelindung otak dan sumsum tulang belakang manusia.

Pada tahun 2019, tercatat ada 164.000 orang dewasa di seluruh dunia yang terdiagnosis penyakit ini, dan 78.000 dari penderitanya meninggal dunia. Pada tahun 2022, penelitian memperkirakan sekitar sepertiga populasi dunia diperkirakan terinfeksi MTB.

Dalam artikel ini, Anda akan mempelajari secara rinci tentang penyakit ini mulai dari definisi, penyebab, gejala, diagnosis, pengobatan, hingga pencegahannya.

Pengertian Meningitis Tuberkulosis

Visualisasi Myccobacterium Tuberculosis
Visualisasi Myccobacterium Tuberculosis

Meningitis Tuberkulosis merupakan tipe meningitis paling berisiko dari tipe meningitis lainnya. Penyakit ini muncul akibat bakteri Mycobacterium tuberculosis yang menginfeksi organ paru, kemudian menyebar ke bagian otak dan meninges, sehingga menimbulkan peradangan akut.

TB berbeda dengan meningitis lainnya seperti meningitis bakteri atau virus, karena sifat kronis dan progresifnya cenderung lebih lambat. Meningitis tuberkulosis tidak umum terjadi seperti meningitis bakteri atau virus, namun jika terlanjur menyerang, pasien memerlukan perhatian medis segera karena bisa berakibat fatal apabila penanganannya terlambat.

Penyebab Meningitis Tuberkulosis

Penyebab meningitis TB adalah bakteri Mycobacterium tuberculosis. Bakteri ini biasanya menginfeksi paru-paru terlebih dahulu, sehingga menyebabkan tuberkulosis paru.

Selanjutnya, bakteri bergerak melewati saluran darah atau sistem limfatik menuju organ tubuh lainnya, termasuk meninges di otak dan sumsum tulang belakang.

Penyebaran bakteri ke otak bisa melalui sejumlah cara, salah satunya melalui infeksi laten yang kemudian aktif kembali dan menyebar ke otak. Di antara faktor seseorang berpotensi terpapar penyakit ini yaitu:

1. Infeksi HIV/AIDS

Penderita penyakit ini memiliki kemampuan imunitas yang sangat lemah, membuat mereka mudah mengalami berbagai infeksi, termasuk TB.

2. Kondisi Medis Tertentu

Penyakit kronis seperti diabetes, gagal ginjal, dan kanker bisa melemahkan sistem imunitas dan memperbesar risiko infeksi TB.

3. Malnutrisi

Kekurangan gizi bisa mengurangi kemampuan tubuh untuk melawan infeksi.

4. Pengguna Imunosupresan

Pengguna obat imunosupresan berpotensi terpapar bakteri penyebab meningitis TB. Ini merupakan jenis obat penekan sistem imunitas tubuh, yang biasa diresepkan pada penderita penyakit autoimun.

Gejala Meningitis Tuberkulosis

Gejala meningitis TB bisa berlangsung dalam hitungan minggu atau bulan, sehingga membuat diagnosis awal seringkali sulit.

Gejala Umum

Berikut beberapa gejala paling sering muncul bagi pengidap TB:

  • Sakit kepala parah: Biasanya akan terjadi persisten dan tidak hilang dengan pengobatan biasa.
  • Demam: Penderita meningitis TB sering mengalaminya dan berlangsung lama.
  • Mual dan muntah: kondisi ini sering terjadi karena tekanan yang meningkat di dalam tengkorak.
  • Leher kaku: Penderita mungkin mengalami kekakuan pada leher, membuat sulit untuk menunduk atau menggerakkan leher.
  • Kebingungan atau perubahan mental: Pada kondisi tertentu, pasien bisa mengalami kebingungan, penurunan kesadaran, dan bahkan koma.
  • Fotofobia: Yaitu sangat sensitif atau kepekaan berlebih terhadap cahaya.

Gejala pada Bayi & Anak-anak

Gejala meningitis TB pada bayi dan anak-anak bisa berbeda dan lebih sulit mengenalinya. Pada bayi, gejala bisa termasuk:

  • Rewel dan terus menangis: Bayi mungkin menjadi sangat rewel dan sulit ditenangkan.
  • Kurang nafsu makan: Bayi mungkin menolak menyusu atau makan.
  • Kelesuan: Bayi bisa menjadi sangat lemas dan kurang responsif.
  • Ubun-ubun menonjol: Pada bayi yang sangat kecil, bagian lunak di atas kepala (ubun-ubun) bisa tampak menonjol.

Gejala meningitis TB juga bisa dibagi berdasarkan stadium penyakitnya. Pada meningitis TB stadium 1, gejala yang muncul mungkin ringan dan non-spesifik, seperti sakit kepala ringan, demam ringan, dan malaise umum.

Karena gejala ini sering mirip dengan flu atau infeksi ringan lainnya, meningitis TB sering tidak terdiagnosis pada tahap awal ini.

Diagnosis Meningitis Tuberkulosis

Diagnosis meningitis TB membutuhkan penilaian medis yang cermat dan seringkali melibatkan beberapa tes diagnostik. Proses diagnosis biasanya berawal dengan riwayat medis lengkap dan pemeriksaan fisik.

Berikut beberapa tes dan prosedur yang umum untuk mendiagnosis meningitis TB:

1. Pemeriksaan Cairan Serebrospinal (CSF)

Tes ini dilakukan dengan mengambil sampel cairan serebrospinal melalui prosedur yang dikenal sebagai lumbar puncture atau spinal tap. Sampel ini kemudian diperiksa di laboratorium untuk mendeteksi keberadaan bakteri Mycobacterium tuberculosis dan tanda-tanda peradangan.

2. Tes Pencitraan

Tes pencitraan seperti CT scan atau MRI otak bisa membantu mendeteksi perubahan struktural pada otak dan meninges yang disebabkan oleh meningitis TB. Ini juga bisa membantu mengidentifikasi komplikasi seperti abses atau hydrocephalus.

3. Tes Darah

Tes darah bisa dilakukan untuk memeriksa tanda-tanda infeksi dan mengevaluasi fungsi organ tubuh lainnya.

4. Tes Tuberkulin Kulit

Dikenal juga dengan istilah interferon-gamma release assays (IGRAs). Tes ini bisa digunakan untuk mendeteksi infeksi tuberkulosis laten atau aktif dalam tubuh.

5. Biopsi

Dalam beberapa kasus, dokter mungkin melakukan biopsi jaringan untuk memeriksa keberadaan bakteri tuberkulosis di jaringan tubuh lainnya.

Diagnosis dini sangat penting dalam pengobatan meningitis tuberkulosis, karena pengobatan yang sejak awal biasanya memiliki hasil yang lebih baik. Oleh karena itu, setiap gejala yang mencurigakan harus segera memeriksakannya ke dokter.

Pengobatan Meningitis Tuberkulosis

Pengobatan meningitis TB memerlukan pendekatan yang intensif dan komprehensif. Biasanya mencakup penggunaan antibiotik dalam jangka panjang dan dalam beberapa kasus, penggunaan kortikosteroid untuk mengurangi peradangan.

Berikut beberapa metode pengobatan yang umum digunakan:

1. Antibiotik Anti-Tuberkulosis

Apakah meningitis TB bisa sembuh? Ya, bisa. 70 - 85% penderita penyakit ini dapat bertahan hidup, meskipun seperempat mereka mungkin mengalami dampak jangka panjang. Apabila pasien segera diobati sebelum munculnya tanda-tanda kerusakan pada otak, maka pasien tersebut memiliki peluang sembuh sepenuhnya cukup tinggi.

Namun dalam kebanyakan kasus, pasien menjalani pengobatan terlambat. Itu karena sangat sulit mengenali gejala penyakit ini pada tahap awal. Sehingga, pasien baru terdiagnosis setelah terjadi kerusakan saraf dan pembuluh darah pada otak.

Pengobatan standar untuk meningitis TB melibatkan kombinasi beberapa antibiotik yang efektif melawan Mycobacterium tuberculosis. Pengobatan ini biasanya berlangsung selama 9-12 bulan dan meliputi obat-obatan seperti isoniazid, rifampisin, pyrazinamide, dan ethambutol.

Kepatuhan terhadap pengobatan ini sangat penting untuk mencegah resistensi obat dan memastikan penyembuhan total.

2. Kortikosteroid

Penggunaan kortikosteroid seperti dexamethasone sering direkomendasikan untuk mengurangi peradangan di otak dan mencegah kerusakan neurologis lebih lanjut. Kortikosteroid biasanya diberikan pada awal pengobatan dan dosisnya dikurangi secara bertahap.

3. Perawatan Suportif

Selain pengobatan medis, perawatan suportif juga penting dalam mengelola meningitis TB. Ini bisa meliputi pemberian cairan intravena untuk mencegah dehidrasi, mengatasi nyeri, dan perawatan lainnya untuk mendukung fungsi tubuh selama masa penyembuhan.

Pencegahan Meningitis Tuberkulosis

Pencegahan penyakit ini melibatkan sejumlah langkah tertentu untuk mengurangi risiko paparan dan penyebaran bakteri tuberkulosis.

Di antara langkah mencegah diri dari infeksi TB yaitu:

1. Vaksinasi

Bayi mendapatkan Vaksin BCG

Vaksin Bacillus Calmette-Guérin (BCG) adalah vaksin yang efektif dalam mencegah tuberkulosis, terutama bentuk berat seperti meningitis TB pada anak-anak. Vaksin tersebut sering dikonsumsi untuk bayi yang tinggal di wilayah dengan angka tuberkulosis tinggi.

2. Pengobatan Tuberkulosis Laten

Pasien yang mengidap tuberkulosis laten (TB laten) harus mengikuti proses pengobatan untuk mencegah perkembangan bakteri aktif. Ini terutama penting bagi individu dengan risiko tinggi, seperti penderita HIV atau kondisi medis lain yang berhubungan dengan penurunan kemampuan imunitas tubuh.

3. Pengendalian Infeksi

Langkah-langkah pengendalian infeksi di lingkungan rumah sakit dan komunitas bisa membantu mencegah penyebaran tuberkulosis. Ini termasuk penggunaan masker pelindung, ventilasi yang baik, dan isolasi pasien yang terinfeksi.

4. Gaya Hidup Sehat

Menjaga sistem kekebalan tubuh tetap kuat melalui pola makan sehat, olahraga teratur, dan istirahat yang cukup bisa membantu mencegah infeksi. Menghindari kebiasaan merokok dan alkohol berlebihan juga penting untuk kesehatan paru-paru dan sistem kekebalan tubuh.

Demikian informasi lengkap tentang meningitis tuberkulosis dari berbagai aspek. Jika Anda mengalami gejala yang mirip seperti dijelaskan di atas, maka Anda bisa menghubungi dokter Spesialis Penyakit Dalam di RS Royal Progress untuk menjalani pemeriksaan lebih lanjut.

RS Royal Progress memiliki tim berpengalaman dan kelengkapan medis yang komprehensif untuk mendiagnosis dan menangani penyakit meningitis tuberkulosis secara efektif.

  • Meningeal Tuberculosis: Risk Factors, Symptoms, and Diagnosis - Healthline
  • Tuberculosis meningitis: Risk factors, treatment, and outlook - MedicalNewsToday
Artikel Lainnya

Hipoglikemia: Kenali Gejala, Penyebab, dan Cara Mengatasinya

Hipoglikemia mungkin terdengar seperti istilah medis yang hanya relevan bagi penderita diabetes. Namun, kondisi ini bisa dialami oleh siapa saja, termasuk orang yang tidak memiliki riwayat penyakit gula. Serangan hipoglikemia bisa terjadi tiba-tiba dan membuat tubuh lemas, bingung, bahkan membahayakan nyawa jika tidak segera ditangani. Oleh karena itu, penting untuk memahami apa itu hipoglikemia, bagaimana […]
27/05/2025

Apa Itu Kanker Hati? Kenali Penyebab, Gejala, dan Pengobatannya

Merasakan nyeri samar di abdomen kanan atas, kelelahan tak kunjung hilang, atau kulit berubah warna menjadi kuning? Jangan anggap sepele! Gejala-gejala ini bisa menjadi pertanda adanya masalah serius pada hati, termasuk ancaman kanker hati. Penyakit tumor ganas yang sering disebut "pembunuh diam-diam" ini kerap berkembang tanpa peringatan dini yang jelas. Oleh karena itu, mari telaah […]
22/05/2025

Mengenal Penyakit Sirosis Hati: Penyebab, Gejala, dan Pengobatannya

Pernahkah Anda membayangkan organ sekuat hati bisa menjadi "keras" dan kehilangan fungsinya secara perlahan? Sirosis hati, sebuah kondisi yang sering kali datang tanpa disadari, bukan sekadar penyakit hati biasa. Penyakit yang terkenal juga sebagai sirosis hepatis adalah perjalanan panjang kerusakan yang diam-diam bisa menggerogoti kesehatan dan membawa konsekuensi serius bagi seluruh tubuh. Namun, apa penyebab […]
20/05/2025

Ingin berkonsultasi dengan dokter spesialis yang tepat?

Dengan lebih dari 90 dokter spesialis berpengalaman, kami siap memberikan penanganan terbaik untuk setiap keluhan dan penyakit yang Anda alami. Jelajahi dokter di rumah sakit kami dan temukan dokter yang sesuai dengan kebutuhan Anda.
Cari Dokter

Berasa lelah akut gan?

Ayo Cek Sekarang 
Klik Disini !

Halo,
Ada yang bisa
Kami bantu?

Customer Care
crossmenuchevron-down