Logo RS Royal Progress
Menu
Buat Janji Temu
Home Blog Mengenal Cacar Api: Gejala, Penyebab, Cara Mengobati dan Mencegahnya

Mengenal Cacar Api: Gejala, Penyebab, Cara Mengobati dan Mencegahnya

04/08/2025

Cacar api mungkin sedikit asing bagi sejumlah orang. Tapi jika Anda pernah merasakan nyeri bak terbakar di badan disusul ruam berisi cairan, bisa jadi itu adalah cacar api. Nah, penyakit ini bukan sekadar infeksi kulit biasa, tapi sinyal ada virus lama yang pernah tertidur ternyata aktif lagi, lalu menyerang tubuh.

Penyakit cacar api adalah bentuk reaktivasi virus cacar air, yang berisiko datang lagi beberapa tahun sesudah infeksi pertamanya. Jika tidak segera ditangani, gangguan ini bisa mengakibatkan komplikasi parah. Supaya lebih paham dan bisa ambil penanganan yang sesuai, simak ulasan lengkapnya berikut!

Apa Itu Cacar Api?

Nama lain cacar api adalah herpes zoster, yaitu infeksi akibat reaktivasi virus varicella-zoster. Virus ini jugalah yang jadi pencetus cacar air. Jadi, virus penyebab cacar api memang sama dengan cacar air.

Nah, siapa saja yang telah menderita cacar air akan berisiko mengalami cacar api, apalagi ketika sistem imun tubuhnya kurang bagus.

Sesudah cacar airnya sembuh, virusnya tidak akan hilang sepenuhnya, namun berdiam dalam jaringan saraf. Ketika kesehatan tubuh individu tidak prima, stres, atau ada faktor lain yang hadir, virusnya akan aktif lagi dan mengakibatkan infeksi yang rasanya perih ini.

Cacar api juga populer dengan nama "cacar ular" karena ruamnya sering terlihat memanjang di jalur saraf dan memberikan sensasi kulit seolah terbakar. Gejalanya biasanya ringan, tapi tidak jarang sangat menyakitkan dan berlangsung cukup lama, sehingga akan sangat menyiksa.

Karena itulah, deteksi awal dan pengobatan yang sigap sangat dianjurkan ketika seseorang mulai merasakan gejalanya.

Faktor Risiko Cacar Api

Siapa saja sebenarnya berisiko menderita penyakit ini, tapi ada sejumlah keadaan yang menjadikan risiko Anda jauh lebih tinggi.

Beberapa faktor risikonya adalah:

1. Imunitas Lemah

Penderita HIV/AIDS, pasien kanker, mendapatkan transplantasi organ, maupun individu yang aktif melakukan kemoterapi rentan mengalami cacar api di wajah maupun tubuh. Sebab, virus jadi lebih mudah aktif lagi karena daya tahan tubuh turun.

2. Stres Berat

Stres kronis berisiko menurunkan imunitas tanpa Anda sadari. Dalam jangka panjang, keadaan ini pun berisiko memicu aktifnya virus varicella-zoster  lagi sekaligus mengakibatkan munculnya ruam khas di permukaan kulit.

3. Cedera atau Trauma

Individu yang mengalami cedera  atau trauma juga berisiko terpapar cacar api, karena keduanya bisa berguna sebagai pencetus. Risikonya ini akan meningkat di lokasi trauma tadi, yang gejalanya bisa terasa satu bulan setelah trauma. Jadi, cacar api berisiko muncul di area tubuh yang mengalami trauma saja, ya.

4. Kontak Langsung dengan Penderita

Pada umumnya, seseorang tidak bisa ikut tertular cacar api dari penderita penyakit ini. Meskipun begitu, ternyata cairan dari luka penderitanya justru memindahkan cacar air kepada orang lain. Nah, bagi Anda yang belum pernah menderita cacar air atau tidak divaksin, maka bisa tertular.

Ketika telah tertanam bibit virus, maka di jangka waktu panjang, bisa jadi cacar api muncul pada individu ini.

Gejala Cacar Api yang Perlu Diwaspadai

Fase Cacar Api
Fase Cacar Api

Supaya Anda waspada dan bisa mengenali gejalanya sejak dini dan mengambil tindakan yang tepat, mari simak dulu beberapa gejalanya ini:

Gejala Awal

Biasanya gejala awal terasa beberapa hari sebelum ruam tampak, dengan ciri-ciri:

  • Sensasi kesemutan, terbakar, atau nyeri pada area kulit tertentu
  • Tubuh mudah lelah sekaligus demam ringan

Gejala Lanjutan

Sesudah beberapa hari, ciri-ciri khas penyakit ini akan terlihat, di antaranya:

  • Satu sisi tubuh punya ruam kemerahan
  • Bintil kecil yang di dalamnya terdapat cairan
  • Luka yang sudah kering akan berubah jadi koreng

Komplikasi

Ketika tidak mendapat penanganan yang benar, maka ada sejumlah komplikasi mengintai, yaitu:

  • Neuralgia pascaherpes (PHN) atau nyeri yang terasa lama walaupun ruamnya sudah sembuh
  • Infeksi sekunder karena ada luka terbuka
  • Gangguan mata ketika ruam muncul di sekitar wajah

Cara Mengobati Cacar Api

Meski gejalanya cukup menyiksa, kabar baiknya cara mengobati cacar api bisa Anda lakukan dengan mengkombinasikan pengobatan medis dan rumahan, yaitu:

Pengobatan Medis

Pengobatan ini berperan penting dalam memacu penyembuh sekaligus mencegah komplikasi karena ditangani oleh dokter. Sejumlah obat cacar api maupun terapi medisnya adalah:

  • Antivirus: Obat seperti Acyclovir atau Valacyclovir akan membantu memperlambat penyebaran virus cacar api ini. Agar pengobatannya efektif, pastikan untuk mengonsumsinya dalam waktu 72 jam setelah ruam muncul.
  • Pereda nyeri: Penggunaan paracetamol, ibuprofen, atau  Gabapentin dalam kasus berat dapat berguna untuk meredakan nyeri pada saraf.
  • Kortikosteroid: Dipergunakan dalam kondisi tertentu saja agar bisa mengurangi peradangan.
  • Terapi PHN: Bila nyeri tetap ada pasca ruam hilang, dokter bisa meresepkan obat khusus untuk neuralgia.

Pengobatan Rumahan

Selain pemberian obat dari dokter, Anda juga bisa meredakan gejala penyakit ini secara alami di rumah. Nah, beberapa alternatifnya adalah:

  • Kompres dingin di area ruam untuk meredakan rasa panas dan gatal
  • Mengoleskan lotion kalamin supaya iritas kulit berkurang
  • Istirahat memadai dan mengonsumsi makanan bergizi agar tubuh cepat pulih
  • Jaga kebersihan luka dan menghindar stres supaya virus tidak semakin aktif

Pencegahan Cacar Api

Agar Anda tidak perlu menderita akibat nyeri luar biasa dan terkena risiko komplikasi ini, maka pastikan pencegahannya tepat, seperti:

1. Vaksin Varicella dan Herpes Zoster

Vaksinasi merupakan langkah terefektif agar terhindar dari risiko penyakit ini. Vaksin pun mampu menurunkan risiko terkena penyakit ini secara signifikan, bahkan jika Anda pernah terkena cacar air.

Pemberian vaksin varicella untuk anak-anak bisa dimulai pada usia setahun. Sementara itu, usia dewasa atau lansia bisa menerima vaksin herpes zoster.

2. Menerapkan Gaya Hidup Sehat

Melakukan pola hidup sehat pun bisa jadi solusi jangka panjang demi mencegah virus  ini aktif lagi. Penerapannya pun simpel, seperti:

  • Makan bergizi, terutama yang kaya vitamin C dan E
  • Cukup tidur minimal tujuh sampai delapan jam per hari
  • Olahraga rutin untuk menjaga daya tahan tubuh
  • Manajemen stres, misalnya dengan yoga atau meditasi

Kapan Harus ke Dokter?

Ada keadaan tertentu yang menjadikan penderita penyakit ini butuh perhatian medis secepatnya, yaitu:

  • Area mata mengalami ruam
  • Usia penderita sudah lebih dari lima puluh tahun
  • Imunitas tubuh sedang mengalami penurunan
  • Perbesaran ruam meluas dan rasanya nyeri
  • Nyeri tidak hilang dan malah makin parah

Ingat, semakin cepat cacar api Anda tangani, semakin kecil risiko komplikasinya. Jadi, jangan tunggu sampai nyeri dan ruamnya memburuk.

Nah, jika Anda atau orang terkasih mengalami gejala cacar api, segera periksakan diri ke dokter spesialis kulit dan kelamin di RS Royal Progress. Pemeriksaan dini dan pengobatan tepat bisa mencegah komplikasi yang serius. Tim medis profesional kami siap membantu Anda dengan pelayanan yang nyaman dan penanganan tepercaya.

  • Shingles (herpes zoster) - WHO International
  • Herpes Zoster and Postherpetic Neuralgia: An Examination of Psychological Antecedents - PMC
  • Case-control study of the effect of mechanical trauma on the risk of herpes zoster - PMC
  • Shingles - National Institute on Aging
  • Shingles - Symptoms & causes - Mayo Clinic
  • Shingles - NHS
  • Fakta Singkat: Cacar api - Manual MSD Versi Konsumen
Artikel Lainnya

Mengenal Apa Itu Herpes, Jenis, Gejala, dan Cara Pengobatannya

Tahukah Anda menurut data WHO tahun 2020, sekitar 3,8 miliar orang mengalami herpes oral dan 520 juta orang terjangkit herpes genital? Apakah infeksi virus ini berbahaya? Agar dapat mewaspadainya, kenali apa sebenarnya herpes, jenis virusnya, ciri-cirinya, serta langkah pengobatan yang tepat. Apa Itu Herpes? Pernahkah Anda menemukan lenting atau kulit yang melepuh bergelembung di sekitar […]
15/07/2025

Mengenal Kencing Nanah, Penyakit Menular Seksual yang Perlu Diwaspadai

Kencing nanah, atau yang dikenal dengan nama medis gonore, adalah salah satu penyakit menular seksual (PMS) yang disebabkan oleh bakteri. Menurut WHO, pada tahun 2020, diperkirakan terdapat 82,4 juta infeksi baru di kalangan orang dewasa (usia 15 - 49 tahun) secara global. Infeksi ini dapat menjangkiti siapa pun yang aktif secara seksual, baik itu pria […]
10/07/2024

Ingin berkonsultasi dengan dokter spesialis yang tepat?

Dengan lebih dari 90 dokter spesialis berpengalaman, kami siap memberikan penanganan terbaik untuk setiap keluhan dan penyakit yang Anda alami. Jelajahi dokter di rumah sakit kami dan temukan dokter yang sesuai dengan kebutuhan Anda.
Cari Dokter

Berasa lelah akut gan?

Ayo Cek Sekarang 
Klik Disini !

Halo,
Ada yang bisa
Kami bantu?

Customer Care
crossmenuchevron-down