Cacar api mungkin sedikit asing bagi sejumlah orang. Tapi jika Anda pernah merasakan nyeri bak terbakar di badan disusul ruam berisi cairan, bisa jadi itu adalah cacar api. Nah, penyakit ini bukan sekadar infeksi kulit biasa, tapi sinyal ada virus lama yang pernah tertidur ternyata aktif lagi, lalu menyerang tubuh.
Penyakit cacar api adalah bentuk reaktivasi virus cacar air, yang berisiko datang lagi beberapa tahun sesudah infeksi pertamanya. Jika tidak segera ditangani, gangguan ini bisa mengakibatkan komplikasi parah. Supaya lebih paham dan bisa ambil penanganan yang sesuai, simak ulasan lengkapnya berikut!
Nama lain cacar api adalah herpes zoster, yaitu infeksi akibat reaktivasi virus varicella-zoster. Virus ini jugalah yang jadi pencetus cacar air. Jadi, virus penyebab cacar api memang sama dengan cacar air.
Nah, siapa saja yang telah menderita cacar air akan berisiko mengalami cacar api, apalagi ketika sistem imun tubuhnya kurang bagus.
Sesudah cacar airnya sembuh, virusnya tidak akan hilang sepenuhnya, namun berdiam dalam jaringan saraf. Ketika kesehatan tubuh individu tidak prima, stres, atau ada faktor lain yang hadir, virusnya akan aktif lagi dan mengakibatkan infeksi yang rasanya perih ini.
Cacar api juga populer dengan nama "cacar ular" karena ruamnya sering terlihat memanjang di jalur saraf dan memberikan sensasi kulit seolah terbakar. Gejalanya biasanya ringan, tapi tidak jarang sangat menyakitkan dan berlangsung cukup lama, sehingga akan sangat menyiksa.
Karena itulah, deteksi awal dan pengobatan yang sigap sangat dianjurkan ketika seseorang mulai merasakan gejalanya.
Siapa saja sebenarnya berisiko menderita penyakit ini, tapi ada sejumlah keadaan yang menjadikan risiko Anda jauh lebih tinggi.
Beberapa faktor risikonya adalah:
Penderita HIV/AIDS, pasien kanker, mendapatkan transplantasi organ, maupun individu yang aktif melakukan kemoterapi rentan mengalami cacar api di wajah maupun tubuh. Sebab, virus jadi lebih mudah aktif lagi karena daya tahan tubuh turun.
Stres kronis berisiko menurunkan imunitas tanpa Anda sadari. Dalam jangka panjang, keadaan ini pun berisiko memicu aktifnya virus varicella-zoster lagi sekaligus mengakibatkan munculnya ruam khas di permukaan kulit.
Individu yang mengalami cedera atau trauma juga berisiko terpapar cacar api, karena keduanya bisa berguna sebagai pencetus. Risikonya ini akan meningkat di lokasi trauma tadi, yang gejalanya bisa terasa satu bulan setelah trauma. Jadi, cacar api berisiko muncul di area tubuh yang mengalami trauma saja, ya.
Pada umumnya, seseorang tidak bisa ikut tertular cacar api dari penderita penyakit ini. Meskipun begitu, ternyata cairan dari luka penderitanya justru memindahkan cacar air kepada orang lain. Nah, bagi Anda yang belum pernah menderita cacar air atau tidak divaksin, maka bisa tertular.
Ketika telah tertanam bibit virus, maka di jangka waktu panjang, bisa jadi cacar api muncul pada individu ini.
Supaya Anda waspada dan bisa mengenali gejalanya sejak dini dan mengambil tindakan yang tepat, mari simak dulu beberapa gejalanya ini:
Biasanya gejala awal terasa beberapa hari sebelum ruam tampak, dengan ciri-ciri:
Sesudah beberapa hari, ciri-ciri khas penyakit ini akan terlihat, di antaranya:
Ketika tidak mendapat penanganan yang benar, maka ada sejumlah komplikasi mengintai, yaitu:
Meski gejalanya cukup menyiksa, kabar baiknya cara mengobati cacar api bisa Anda lakukan dengan mengkombinasikan pengobatan medis dan rumahan, yaitu:
Pengobatan ini berperan penting dalam memacu penyembuh sekaligus mencegah komplikasi karena ditangani oleh dokter. Sejumlah obat cacar api maupun terapi medisnya adalah:
Selain pemberian obat dari dokter, Anda juga bisa meredakan gejala penyakit ini secara alami di rumah. Nah, beberapa alternatifnya adalah:
Agar Anda tidak perlu menderita akibat nyeri luar biasa dan terkena risiko komplikasi ini, maka pastikan pencegahannya tepat, seperti:
Vaksinasi merupakan langkah terefektif agar terhindar dari risiko penyakit ini. Vaksin pun mampu menurunkan risiko terkena penyakit ini secara signifikan, bahkan jika Anda pernah terkena cacar air.
Pemberian vaksin varicella untuk anak-anak bisa dimulai pada usia setahun. Sementara itu, usia dewasa atau lansia bisa menerima vaksin herpes zoster.
Melakukan pola hidup sehat pun bisa jadi solusi jangka panjang demi mencegah virus ini aktif lagi. Penerapannya pun simpel, seperti:
Ada keadaan tertentu yang menjadikan penderita penyakit ini butuh perhatian medis secepatnya, yaitu:
Ingat, semakin cepat cacar api Anda tangani, semakin kecil risiko komplikasinya. Jadi, jangan tunggu sampai nyeri dan ruamnya memburuk.
Nah, jika Anda atau orang terkasih mengalami gejala cacar api, segera periksakan diri ke dokter spesialis kulit dan kelamin di RS Royal Progress. Pemeriksaan dini dan pengobatan tepat bisa mencegah komplikasi yang serius. Tim medis profesional kami siap membantu Anda dengan pelayanan yang nyaman dan penanganan tepercaya.