Pernahkah Anda terpikirkan untuk periksa jantung? Benarkah cek jantung hanya untuk pemilik penyakit jantung?
Padahal pemeriksaan fisik jantung adalah hal penting untuk semua orang lakukan demi meminimalisir masalah
pada jantung. Tujuannya untuk memastikan jantung dalam kondisi sehat juga mencari tahu apakah ada tanda
gangguan dengan jantung yang tidak tubuh sadari.
Dengan pemeriksaan rutin, penyakit akan terdeteksi secara dini dan tubuh mendapat perawatan secara cepat.
Umumnya, ada empat tahapan pemeriksaan jantung. Apabila teridentifikasi ada masalah dengan organ jantung maka
akan ada tes diagnosis lanjutan. Apa saja prosedurnya? Simak selengkapnya di sini.
Baca Juga
Setiap orang. Meski Anda sehat, Anda tetap membutuhkan cek jantung rutin sedini mungkin.
Apalagi jika Anda berisiko tinggi terserang penyakit jantung, seperti:
Selain itu, stress juga bisa memicu masalah jantung.
Merujuk data dari WHO atau World Health Organization, penyakit kardiovaskular atau CVD menjadi penyebab utama
kematian secara global. 85% dari 17,9 juta orang yang meninggal pada tahun 2019 disebabkan oleh serangan
jantung dan stroke.
Sedangkan merujuk Riset Kesehatan Dasar (Rikesdas) dari Pusdatin tahun 2018, angka kematian di Indonesia
mengalami peningkatan prevalensi PTM atau penyakit tidak menular seperti strok, penyakit sendi, jantung,
diabetes, dan lainnya.
Dan 13% dari kasus kematian terduga karena tidak tertangani atau terlambatnya penanganan pasien sewaktu
mendapat serangan jantung.
Oleh karena itu, penting untuk menjalankan pemeriksaan medis supaya bisa mendeteksi sejak dini terjadinya
masalah jantung. Alhasil, penangannya pun lebih cepat.
Untuk mengetahui bagaimana kondisi jantung terkini, Anda harus melakukan serangkaian medical check
up.
Selengkapnya, inilah prosedur pemeriksaan jantung.
Inspeksi atau pengecekan visual fisik sederhana. Seperti melihat tampilan sirkulasi darah di leher, mengecek
kelainan bentuk dada, dan mengecek ada tidaknya tonjolan atau pembengkakan di area dada dan perut.
Selanjutnya, tenaga medis akan memakai tangannya untuk meraba dan merasakan area dada dan perut untuk
mengecek adanya kelainan selama observasi kesehatan. Hal ini untuk mengetahui apakah detak jantung berdetak
lemah atau keras.
Selain itu, pemeriksaan ini juga berguna untuk memastikan tidak adanya timbunan cairan di bagian tubuh mana
pun.
Masih memanfaatkan jari tangan, tahap ketiga yakni perkusi atau mengetuk pada area atas perut dinding dada.
Ketukan jari ini bisa menghasilkan bunyi yang bervariasi. Berdasarkan bunyinya, dokter bisa menentapkan
adanya masalah jantung dan paru-paru (ada cairan) atau massa di perut.
Terakhir, dokter akan memakai stetoskop untuk mendengarkan detak jantung, paru-paru, dan leher atau perut
untuk mengenali adanya masalah.
Apabila dari keempat pemeriksaan fisik jantung lengkap di atas dokter menemukan kelainan maka Anda harus
melanjutkan tes.
Tes pertama ini akan memberitahu seberapa banyak kerusakan di otot jantung dan letak kerusakannya. Selain
itu, alat ini bisa memantau denyut dan irama jantung.
Atau tes pencitraan yang memanfaatkan gelombang suara untuk menghasilkan gambar jantung. Gambar ini bisa
petugas gunakan untuk mempelajari bagaimana jantung berdetak dan memompa darah ke seluruh tubuh.
Tes ini bisa dipakai selama dan setelah mendapat serangan jantung.
Melalui alat ini, petugas mendapatkan informasi adanya luka pada struktur jantung (katup, septum, dan lain
sebagainya) selama gangguan jantung.
Selanjutnya CT scan untuk mengetahui atau memeriksa adanya masalah jantung. Ketika menggunakannya,
pasien diharuskan berbaring di dalam mesin. Kemudian tabung sinar-x akan berputar mengitari tubuh untuk
menghasilkan gambar bagian dada, termasuk jantung.
Sama seperti tes sebelumnya, MRI juga mengharuskan pasien untuk berbaring.
Mesin MRI akan menghasilkan medan magnet yang berguna untuk menghasilkan gambar jantung. Yang mana gambar ini
dokter gunakan untuk mengevaluasi masalah di jantung.
Selanjutnya, tes darah untuk mengetahui kadar enzim hati yang lepas ke aliran darah. Jumlah kadar enzim
mengindikasikan kerusakan atau luka otot jantung.
Bukan hanya mengukur kadar enzim, dokter juga bisa menentukan seberapa besar ukuran serangan jantung dan
kapan terjadinya.
Di sisi lain, tes darah bisa untuk mengukur kadar troponin yang menunjukkan adanya seragan jantung. Troponin
adalah protein yang lepas karena adanya luka otot jantung sebab minimnya suplai darah ke jantung.
Selain CT scan atau MRI, pasien juga bisa memilih menggunakan rontgen untuk mengetahui informasi semua hal
yang ada di dada hingga tulang belakang. Rontgen dada juga bisa untuk mengenali adanya cairan atau udara di
dalam atau sekitar paru.
Umumnya, rontgen akan dokter berikan untuk menangani kasus nyeri atau cedera dada dan sesak napas.
Terakhir, dengan kateterisasi jantung. Dokter akan meletakkan kateter (selang kecil yang lentur) ke pembuluh
darah di selangkangan, lengan, atau leher. Setelahnya, dokter memasangnya melalui pembuluh darah ke aorta
lalu ke jantung. Apabila kateter sudah terpasang, dokter bisa melanjutkan tes.
Kateter bisa berguna untuk mengukur tekanan dalam ruang jantung atau pengambilan sampel darah untuk mengukur
kadar oksigen.
Selain itu, dokter juga bisa mengarahkan kateter ke arteri koroner lalu menyuntikkan zat pewarna yang kontras
untuk mengecek aliran darah. Arteri koroner adalah pembuluh darah ke otot jantung.
Baca Juga
Apabila hasil periksa jantung lengkap dan diagnosis menunjukkan adanya kelainan, Anda perlu untuk segera
menghubungi dokter spesialis jantung dan pembuluh darah untuk medical check up lanjutan. Salah satu
tempat terbaik untuk melakukannya adalah di RS Royal Progress.
Dengan periksa jantung lengkap, Anda sudah mendeteksi dini adanya masalah pada jantung. Apalagi jika Anda
memiliki pola hidup tidak sehat, kerap stres, dan memiliki risiko terserang masalah jantung tinggi.