Apakah Anda pernah mengalami perubahan mood yang berlebihan? Dari perasaan senang jadi sangat sedih dalam waktu singkat? Bisa jadi itu tanda bipolar disorder.
Gangguan pada kesehatan mental ini cukup kompleks dan sangat memengaruhi kualitas hidup penderitanya. Pasalnya, ini bukan hanya tentang perubahan perasaan tapi juga memengaruhi emosi dan energi. Agar dapat mewaspadai gangguan ini, pahami apa saja penyebab, ciri, tipe, serta langkah penanganannya di artikel ini.
Gangguan bipolar adalah kondisi mental yang tengah terganggu sehingga mengakibatkan perubahan mood atau suasana hati yang berlebihan. Ada kalanya penderita merasa penuh semangat dan bahagia, namun saat masuk fase depresi, penderita bisa sangat sedih.
Apabila Anda atau keluarga dekat mengalaminya, jangan mengabaikannya. Kondisi ini bukan sekadar kepribadian, melainkan sebuah gangguan yang membutuhkan penanganan profesional.
Kebanyakan penderita pasti memiliki emosi yang tidak stabil. Hal ini tentunya berpengaruh pada kehidupan sosial dan profesionalnya. Dengan pengobatan yang tepat, penderita bisa menjalani hidup dengan normal dan meningkatkan kualitas kehidupannya.
Siapa pun dapat mengalami gangguan ini. Tapi mayoritas penderita didiagnosis mengalami bipolar saat remaja atau menginjak usia 20-an. Untuk memperoleh diagnosis yang tepat, Anda perlu menjalani tes bipolar dan berkonsultasi dengan psikiater.
Sebenarnya penyebab gangguan ini belum terungkap secara pasti. Tapi, penelitian mengungkap bahwa kombinasi sejumlah faktor berikut berkontribusi terhadap munculnya gangguan mental ini:
Beberapa ahli sepakat bahwa seseorang yang mengalami tekanan emosional saat masa kanak-kanak bisa mengakibatkan gangguan bipolar. Tekanan dan trauma akan berdampak serius pada bagaimana mereka mengelola emosi.
Terlalu sering mengalami stress dan tekanan dapat berujung pada gangguan ini. Beberapa masalah pemicunya adalah trauma, merasa kesepian, kehilangan orang terdekat, tekanan pekerjaan, dll.
Beberapa penelitian mengungkap hubungan antara masalah fungsi neurotransmitter dengan gejala bipolar. Buktinya adalah Anda dapat mengelola timbulnya gejala bipolar dengan mengonsumsi obat psikiatrik tertentu.
Alkohol dan obat terlarang juga salah satu pemicu gangguan bipolar. Beberapa obat bisa menyebabkan efek samping berupa gejala mania ataupun hipomania. Di samping itu, alkohol juga dapat memicu gejala yang menyerupai mania dan depresi.
Bipolar sering kali terjadi pada individu yang juga memiliki keluarga yang mengalami gangguan serupa. Jadi, genetik ternyata juga berpengaruh pada munculnya gangguan ini.
Ciri-ciri bipolar disorder dapat dikelompokkan menjadi beberapa fase yang meliputi mania, hipomania, dan depresi. Inilah penjelasan rincinya:
Kedua fase ini punya gejala yang sama. Meski begitu, gejala mania umumnya lebih ekstrem dari hipomania sehingga dapat menyebabkan kesulitan penderita dalam bersosialisasi di lingkungannya.
Ini dia tanda-tandanya:
Gejala di episode ini lumayan parah sehingga mengganggu kehidupan Anda. Gejalanya meliputi:
Berdasarkan pola gejala dan juga keparahannya, gangguan mental ini dapat dikelompokkan menjadi empat jenis yaitu:
Penderitanya mengalami satu atau lebih episode mania. Sebagian besar penderitanya juga mengalami depresi. Seseorang akan mendapat diagnosis bipolar I apabila gejala maniknya telah parah dan berlangsung paling sedikit selama 1 minggu.
Seseorang didiagnosis bipolar II ketika mengalami fase hipomanik dan depresi. Tapi, mereka tidak pernah berada dalam fase mania. Jenis ini lebih parah karena penderitanya sering kali mengalami fase deprese yang kronis.
Penderitanya punya perasaan atau suasana hati yang labil dan kronis. Mereka mengalami fase hipomania dan depresi kategori ringan yang berlangsung paling tidak dua tahun. Selama masa ini, mereka mungkin merasa normal hanya dalam waktu dua bulan saja.
Jenis ini mencakup gejala yang tidak sesuai dengan semua kriteria di atas. Meskipun demikian, apa yang dialami penderitanya tetap mengganggu aktivitas harian.
Perlu Anda catat bahwa Anda tidak bisa sembarangan mengklaim bahwa Anda mengalami bipolar disorder atau menghakimi orang lain mengalami hal serupa. Butuh diagnosis dari psikiater untuk memutuskan apakah Anda benar-benar mengalami gangguan ini.
Anda mungkin akan menjalani serangkaian tes yang bertujuan untuk skrining. Kemudian, Anda juga harus berkonsultasi dengan psikiater. Spesialis kesehatan mental akan memberikan sejumlah pertanyaan terkait riwayat keluarga, kesehatan, serta suasana hati Anda.
Lantas, apabila hasil diagnosis menunjukkan bahwa Anda pengidap bipolar, bagaimana langkah selanjutnya? Perlu Anda ketahui bahwa gangguan ini tidak dapat disembuhkan. Tapi, perawatan yang tepat akan membantu Anda dalam mengelola emosi dalam tiap fase yang terjadi.
Berikut adalah pengobatan untuk gangguan bipolar:
Pengidap bipolar memerlukan obat ketika mereka mengalami fase mania dan juga depresi. Dokter akan meresepkan obat untuk menstabilkan perasaan atau suasana hati seperti valporat, litium, dan antipsikotik.
Pengobatan bipolar disorder pada wanita hamil dan menyusui berbeda dengan pasien lain karena beberapa obat akan berpengaruh pada janin. Untuk itu, hindari obat valporat, litium, dan karbamazepin.
Obat-obatan tersebut dapat mengakibatkan sejumlah efek samping seperti tremor, kantuk, dan penambahan berat badan. Pastikan Anda mematuhi aturan penggunaan obat karena sebagian obat hanya dikonsumsi saat episode tertentu dan obat lain harus dikonsumsi jangka panjang.
Pengidap bipolar dapat membaik apabila melakukan perubahan pola hidup misalnya dengan meningkatkan aktivitas fisik, istirahat teratur, dan menghindari pemicu stress.
Selain itu, mereka juga memerlukan intervensi psikologis guna mengurangi depresi dan mencegah agar tidak kambuh. Intervensi tersebut meliputi psikoedukasi dan terapi interpersonal.
Tidak hanya itu, keluarga dan orang terdekat juga berperan penting untuk membantu penderita bipolar. Gangguan ini merupakan kondisi seumur hidup. Jadi, pengobatan dan pendampingan harus dilakukan secara berkelanjutan.
Bipolar Disorder adalah gangguan yang berdampak nyata sehingga memengaruhi kehidupan penderita dan lingkungannya. Tapi, dengan diagnosis yang tepat dan dukungan yang memadai, penderita akan tetap dapat menjalani hidup dengan emosi yang stabil dan produktif.
Jangan pernah menganggap remeh perubahan mood dan gejala depresi. Kenalilah gejala bipolar lebih awal sehingga bisa memperoleh penanganan yang tepat.
Apabila Anda atau orang terdekat mengalami tanda-tanda bipolar, tidak perlu ragu atau khawatir untuk berkonsultasi dengan Spesialis Kedokteran Jiwa di RS Royal Progress. Anda bisa membuat jadwal konsultasi dengan mudah secara online melalui website RS Royal Progress sekarang juga!