Logo RS Royal Progress
Menu
Buat Janji Temu
Home Blog Bahaya Difteri pada Anak: Kenali Difteri, mulai dari Penyebab, Gejala dan Penanganannya

Bahaya Difteri pada Anak: Kenali Difteri, mulai dari Penyebab, Gejala dan Penanganannya

05/12/2025

Difteri adalah infeksi bakteri serius yang bisa menyebabkan sumbatan saluran napas, kerusakan jantung, dan berakhir fatal bila tidak tertangani, terutama pada anak. Artikel ini akan membantu orang tua mengenali gejala sejak awal, memahami bahaya difteri pada anak, dan mengetahui bagaimana imunisasi serta vaksin difteri dapat mencegah penyakit ini.

Apa itu Difteri?

Difteri adalah penyakit yang disebabkan infeksi bakteri Corynebacterium diphtheriae, yang menyerang hidung dan tenggorokan. Difteri merupakan penyakit menular yang dapat menyebar dengan cepat di masyarakat, terutama di daerah dengan cakupan imunisasi rendah.

Infeksi bakteri menghasilkan racun difteri yang berbahaya bagi jantung, saraf, dan organ lain melalui aliran darah. Karena itu difteri tergolong penyakit serius yang membutuhkan penanganan cepat agar tidak menimbulkan gejala lebih berat dan mencegah komplikasi difteri yang fatal.

Penyebab Utama Difteri dan Cara Penularannya

Penyebab utama difteri adalah infeksi bakteri Corynebacterium diphtheriae yang mampu menghasilkan racun kuat. Racun ini dapat merusak jaringan lokal dan kemudian menyebar melalui aliran darah ke organ lain sehingga menimbulkan penyakit serius.

Penularan difteri terjadi terutama melalui:

  • percikan ludah saat batuk atau bersin dari orang yang terinfeksi
  • kontak dekat dengan orang yang terinfeksi
  • berbagi barang pribadi yang terkontaminasi
  • menyentuh cairan dari luka difteri di kulit

Difteri menyebar dengan mudah di lingkungan padat penduduk, terutama bila banyak orang yang belum mendapatkan imunisasi atau vaksinasi difteri secara lengkap, sehingga mencegah penularan menjadi sangat penting.

Tanda dan Gejala Difteri

Gejala difteri biasanya muncul 2-5 hari setelah seseorang terkena difteri. Tanda dan gejala utama antara lain:

  • demam ringan sampai sedang
  • sakit tenggorokan
  • sulit menelan
  • suara serak
  • pembengkakan kelenjar leher

Pada banyak penderita difteri, terbentuk lapisan tebal berwarna abu-abu di tenggorokan dan amandel yang sangat melekat, sehingga ketika dicoba dilepas dapat menimbulkan perdarahan.

Diagnosis Difteri

Diagnosis difteri biasanya ditegakkan berdasarkan kombinasi tanda dan gejala khas serta pemeriksaan fisik di tenggorokan. Dokter akan melihat adanya lapisan abu-abu yang melekat di tenggorokan dan amandel, serta menilai kondisi umum pasien difteri seperti sesak napas, demam, dan pembengkakan leher. Diagnosis difteri kemudian dikonfirmasi melalui pemeriksaan laboratorium terhadap sampel dari hidung dan tenggorokan untuk menemukan bakteri difteri dan memastikan sifat racun.

Namun, karena difteri adalah infeksi bakteri serius, pengobatan sering kali dimulai segera sebelum hasil laboratorium keluar bila gejala difteri sangat mengarah. Pendekatan ini dilakukan untuk mencegah racun menyebar lebih jauh dan mencegah komplikasi yang mengancam nyawa. Diagnosis difteri yang cepat sangat penting agar penanganan difteri dan pencegahan difteri pada kontak serumah dapat dilakukan sedini mungkin.

Faktor Risiko Difteri

Faktor risiko difteri paling besar adalah tidak mendapatkan imunisasi atau vaksinasi difteri lengkap, baik pada anak maupun dewasa. Orang yang tinggal di daerah dengan cakupan imunisasi rendah, kondisi rumah padat, dan sanitasi buruk cenderung memiliki risiko terserang difteri lebih tinggi. Imunisasi anak sekolah yang tidak lengkap juga membuat kelompok usia ini rentan bila terjadi penyebaran penyakit di lingkungan sekolah.

Orang yang sering kontak dengan pasien difteri, petugas kesehatan, atau anggota keluarga yang terinfeksi juga memiliki risiko terserang difteri lebih besar. Orang yang terinfeksi kadang tidak sadar membawa bakteri tetapi tetap bisa menularkan penyakit, sehingga orang terdekat mengalami gejala difteri beberapa hari kemudian. Penyakit ini dapat menyerang semua usia, tetapi anak kecil dan lansia tanpa imunisasi memiliki risiko terserang difteri paling berat.

Bahaya Difteri pada Anak

Penyakit difteri pada anak cenderung lebih berat karena saluran pernapasan mereka lebih kecil, sehingga lapisan abu-abu di tenggorokan dengan cepat menghambat aliran udara.

Difteri pada anak sering menimbulkan gejala difteri berupa:

  • demam
  • nyeri tenggorokan
  • sulit menelan
  • napas berbunyi

Penyakit ini dapat menyerang anak yang belum lengkap imunisasi maupun yang sama sekali belum mendapatkan vaksin difteri.

Bahaya difteri pada anak bukan hanya sesak napas, tetapi juga risiko kerusakan jantung dan saraf akibat racun yang menyebar melalui aliran darah. Anak terinfeksi yang tidak segera dirawat berisiko mengalami komplikasi difteri seperti gangguan irama jantung, kelemahan otot, dan bahkan kematian.

Pengobatan dan Penanganan Difteri

Pengobatan difteri utama adalah pemberian antitoksin difteri untuk menetralisir racun yang beredar dalam aliran darah, dikombinasikan dengan antibiotik untuk membunuh bakteri penyebab difteri. Pemberian antibiotik seperti penisilin atau eritromisin dilakukan untuk mempercepat eliminasi infeksi bakteri dan mencegah penularan difteri lebih lanjut ke orang lain. Pemberian antibiotik ini penting dilakukan segera setelah diagnosis klinis ditegakkan

Pasien difteri biasanya dirawat di ruang isolasi untuk mencegah penyebaran penyakit ke pasien lain. Penanganan difteri juga meliputi pemantauan ketat fungsi napas, pemasangan alat bantu napas bila diperlukan, serta pemantauan jantung untuk mencegah komplikasi difteri pada jantung. Pengobatan difteri yang cepat dan tepat sangat membantu mencegah komplikasi dan mempercepat pemulihan penderita difteri.

Komplikasi Difteri

Komplikasi difteri terjadi ketika racun yang dihasilkan bakteri difteri masuk ke aliran darah dan menyebar ke organ vital. Racun difteri dapat merusak jaringan jantung (miokarditis), ginjal, dan sistem saraf, sehingga menyebabkan gangguan irama jantung, gagal ginjal, kelumpuhan, dan meningkatkan risiko kematian. Racun ini juga dapat merusak jaringan di saluran pernapasan sehingga memperparah sumbatan napas.

Infeksi bakteri pada kasus lain dapat menjalar ke paru-paru dan menimbulkan pneumonia, yang makin memperburuk kondisi penderita difteri.

Vaksin Difteri, Pencegahan Paling Efektif

Salah satu langkah pencegahan difteri yang paling efektif adalah mendapatkan vaksinasi difteri sesuai jadwal. Vaksin difteri mengandung toksoid (racun yang sudah dilemahkan) yang merangsang sistem kekebalan untuk membentuk antibodi tanpa menimbulkan penyakit serius. Dengan demikian, difteri adalah penyakit yang dapat dicegah karena difteri bisa dicegah melalui imunisasi dan pemberian vaksin yang lengkap.

Di Indonesia, pemberian vaksin difteri biasanya dikombinasikan dengan vaksin pertusis (batuk rejan) dan tetanus, sehingga dikenal sebagai vaksin DPT yang dikombinasikan dengan vaksin tetanus dan batuk rejan. Pemberian vaksin difteri dasar umumnya dimulai pada usia 2 bulan (usia 2), kemudian diulang beberapa kali sampai anak usia sekolah dasar. Imunisasi anak sekolah biasanya dilanjutkan dengan dosis penguat (booster) untuk mencegah penyakit dan melindungi anak dari risiko jangka panjang.

Selain itu, pencegahan difteri juga mencakup pola hidup bersih seperti:

  • mencuci tangan
  • menutup mulut saat batuk atau bersin
  • menghindari berbagi peralatan makan dengan orang yang sakit

Bila ada anggota keluarga yang terinfeksi kuman difteri, anggota lain yang berkontak dekat sering dianjurkan mendapatkan imunisasi ulang atau antibiotik profilaksis untuk mencegah penularan. Langkah ini penting untuk mencegah penyebaran penyakit dan melindungi kelompok rentan di rumah.

Kapan harus ke dokter?

Segera bawa diri atau anak ke dokter bila mengalami gejala seperti sakit tenggorokan berat, sulit menelan, napas tersengal, demam, atau muncul lapisan abu-abu di tenggorokan.

Bila orang terdekat mengalami gejala difteri, terutama anak yang belum lengkap imunisasi, jangan menunda untuk memeriksakan diri karena infeksi difteri dapat memburuk dengan cepat. Mengalami gejala yang mencurigakan seperti ini tidak boleh dianggap sebagai radang tenggorokan biasa. Segera periksakan diri ke dokter untuk diagnosis dan penanganan sedini mungkin, dan untuk informasi lebih detail konsultasikan langsung dengan dokter di RS Royal Progress.

  • Diphtheria - StatPearls - NCBI Bookshelf
  • About Diphtheria - Diphtheria - CDC
  • Cegah Difteri Dengan Imunisasi Lengkap - Dinas Kesehatan Provinsi Aceh
  • Diphtheria - Symptoms & causes - Mayo Clinic
  • Diphtheria Quicksheet - CDPH
  • Pendapat Ikatan Dokter Anak Indonesia Kejadian Luar Biasa Difteri - IDAI

Artikel Lainnya

Vaksin DT (Difteri Tetanus): Pentingnya Imunisasi untuk Lindungi Anak dari Penyakit Berbahaya

Imunisasi DT adalah imunisasi untuk melindungi anak dari infeksi difteri dan tetanus yang bisa berakibat sangat parah, bahkan bisa mengancam jiwa. Vaksin ini yang berisi toksoid difteri dan tetanus yang sudah dilemahkan. Artikel ini akan membahas dengan bahasa sederhana perbedaan DT, DPT, dan Td, jadwal imunisasi anak menurut rekomendasi IDAI dan CDC, manfaat, efek sampingnya, hingga apa […]
05/12/2025

Indonesia Resmi Akhiri KLB Polio - Yuk Jangan Lewatkan Imunisasi Anak

Indonesia resmi mengakhiri status Kejadian Luar Biasa (KLB) polio tipe 2, namun imunisasi tetap wajib dijaga agar polio tidak kembali dan anak-anak tetap terlindungi. Sebagai Rumah Sakit Royal Progress, informasi ini menjadi momentum untuk kembali mengingatkan orang tua akan pentingnya imunisasi lengkap dan deteksi dini kelumpuhan pada anak. KLB Polio Indonesia Resmi Berakhir Kementerian Kesehatan […]
26/11/2025

Mengenal Preeklamsia: Penyebab Kematian Tertinggi pada Ibu Hamil

Preeklamsia masih menjadi momok yang menakutkan bagi setiap wanita yang tengah mengandung. Pasalnya, komplikasi kehamilan ini merupakan penyebab kematian lebih dari 70 ribu ibu dan 500 ribu janin tiap tahunnya di seluruh dunia. Di tanah air, kasus ini juga menjadi perhatian serius karena menjadi penyebab kematian tertinggi pada ibu yang tengah hamil. Meski berbahaya, gangguan […]
28/07/2025
1 2 3 6

Ingin berkonsultasi dengan dokter spesialis yang tepat?

Dengan dokter spesialis berpengalaman, kami siap memberikan penanganan terbaik untuk setiap keluhan dan penyakit yang Anda alami. Jelajahi dokter di rumah sakit kami dan temukan dokter yang sesuai dengan kebutuhan Anda.
Cari Dokter

Halo,
Ada yang bisa
Kami bantu?

Customer Care
crossmenuchevron-down